Pengertian Murjiah: Paham Keagamaan dan Praktik Ibadah yang Menekankan pada Ketidak-Pastian Pahala dan Dosa

Selamat datang para pembaca setia! Tahukah kamu tentang paham keagamaan bernama Murjiah? Sebuah pandangan yang menekankan pada ketidak-pastian pahala dan dosa yang akan diterima manusia di akhirat nanti. Tak banyak yang tahu mengenai keberadaan Murjiah, namun sebenarnya pemahaman ini cukup populer di kalangan umat Muslim. Bagaimana sebenarnya pengertian Murjiah dan praktik ibadahnya? Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut!

Pengertian Murjiah dan Sejarahnya

Murjiah adalah sebuah kelompok muslim yang berasal dari abad ke-8. Kata murjiah berasal dari bahasa Arab “irja”, yang artinya ialah menunda. Menurut sejarah, kelompok murjiah muncul pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan pada tahun 705 Masehi. Mahmud bin Uthman dan Abu Hanifah adalah dua tokoh abad ke-8 yang terkait dengan kelompok murjiah.

Kelompok murjiah memiliki tafsir dalam menghadapi perbedaan pandangan antara kelompok mu’tazilah dan ahli sunnah. Mu’tazilah memandang bahwa keimanan seseorang sangat bergantung pada amal perbuatannya, sedangkan ahli sunnah memandang bahwa keimanan seseorang tidak bisa diselesaikan hanya dari segi amal perbuatan. Kelompok murjiah berpandangan bahwa keimanan seseorang tidak ditentukan dari amal perbuatan, tetapi ditentukan dari keyakinan atau akidah seseorang. Mereka juga berpandangan bahwa dosa tidak mempengaruhi keimanan seseorang dan seseorang akan tetap dianggap sebagai muslim bahkan jika melakukan perbuatan dosa besar.

Secara sederhana, pengertian murjiah adalah kelompok muslim yang berasal dari abad ke-8 dan memiliki pandangan bahwa keimanan seseorang ditentukan dari keyakinan atau akidah seseorang, bukan dari amal perbuatan. Kelompok murjiah muncul sebagai bentuk penyelesaian perbedaan pandangan antara kelompok mu’tazilah dan ahli sunnah.

Ciri-ciri Ajaran Murjiah

Murjiah adalah salah satu kelompok atau sekte dalam dunia Islam yang memiliki pandangan yang berbeda dengan mayoritas kaum muslimin. Murjiah diyakini sebagai kelompok yang muncul pada abad kedua Hijriah pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.

Berikut ini adalah ciri-ciri ajaran Murjiah yang perlu kita ketahui:

1. Menganggap iman dan perbuatan sebagai dua hal yang berbeda

Salah satu ciri-ciri ajaran Murjiah adalah mereka menganggap bahwa iman dan perbuatan itu adalah dua hal yang berbeda. Dalam pandangan Murjiah, seseorang bisa tetap dianggap beriman meskipun melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Pandangan ini bertentangan dengan pandangan mayoritas masyarakat muslim yang menganggap bahwa iman dan perbuatan itu saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang muslim harus melakukan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membuktikan keimanan mereka.

2. Tidak mempermasalahkan dosa dan maksiat

Ciri-ciri ajaran Murjiah yang kedua adalah mereka tidak mempermasalahkan dosa dan maksiat. Dalam pandangan Murjiah, dosa dan maksiat tidak akan berpengaruh pada status seseorang di hadapan Allah. Seorang muslim bisa tetap dianggap beriman meskipun melakukan dosa dan maksiat.

Hal ini dikarenakan mereka menganggap bahwa hanya Allah yang berhak menilai amal seseorang dan menjatuhkan hukuman atas dosa dan maksiat yang dilakukan. Oleh karena itu, menurut pandangan Murjiah, tidak ada manusia yang berhak menghakimi atau menghukum seseorang atas dosa dan maksiat yang dilakukan.

Namun, pandangan ini bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan bahwa setiap muslim harus bertanggung jawab atas perbuatan mereka dan mempertanggungjawabkan dosa dan maksiat yang dilakukan di hadapan Allah di akhirat kelak.

3. Menghindari pertikaian dan konflik

Ciri-ciri ajaran Murjiah yang ketiga adalah mereka menghindari pertikaian dan konflik. Dalam pandangan Murjiah, perselisihan antara sesama muslim hanya akan merugikan umat Islam dan tidak akan membawa manfaat. Oleh karena itu, Murjiah selalu berusaha untuk menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan tidak membuat konflik yang lebih besar.

Hal ini sebenarnya merupakan nilai yang baik untuk dipegang oleh semua umat muslim. Namun, jika pandangan ini dijadikan alasan untuk tidak mengambil tindakan ketika terjadi penindasan, ketidakadilan, atau pelanggaran hak asasi manusia, maka hal ini tentu saja menjadi salah.

4. Menolak sikap fanatisme dan ekstremisme

Ciri-ciri ajaran Murjiah yang keempat adalah mereka menolak sikap fanatisme dan ekstremisme dalam beragama. Dalam pandangan Murjiah, setiap muslim memiliki hak untuk menjalankan agamanya sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Oleh karena itu, mereka menolak sikap intoleransi dan diskriminasi terhadap penganut agama lain.

Murjiah juga menolak ekstremisme dalam menjalankan ajaran agama Islam. Mereka lebih mengutamakan sikap toleransi, saling menghormati, dan mengedepankan akhlak yang baik dalam bertindak dan berinteraksi dengan sesama muslim maupun non-muslim.

5. Tidak terikat dengan suatu mazhab atau aliran tertentu

Ciri-ciri ajaran Murjiah yang kelima adalah mereka tidak terikat dengan suatu mazhab atau aliran tertentu dalam agama Islam. Dalam pandangan Murjiah, setiap muslim memiliki hak untuk membaca dan memahami Al-Quran serta sunnah Nabi Muhammad SAW dengan caranya sendiri dan bebas dari pengaruh mazhab atau aliran tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa Murjiah lebih mengedepankan pemahaman dan pengamalan langsung terhadap ajaran Islam tanpa harus terbelenggu dengan aturan atau pandangan dari mazhab atau aliran tertentu.

Itulah beberapa ciri-ciri ajaran Murjiah yang perlu kita ketahui. Meskipun pandangan Murjiah terhadap beberapa masalah dalam agama Islam masih kontroversial dan bertentangan dengan pandangan mayoritas masyarakat muslim, namun janganlah mudah menghakimi atau menolak pandangan mereka tanpa menyelidiki atau memahami lebih dalam mengenai ajaran dan pemikiran yang mereka anut.

Perbedaan Murjiah dengan Aliran-aliran Islam Lainnya

Murjiah adalah salah satu aliran Islam yang terkenal di kalangan pemikir Islam. Seiring waktu, aliran ini mengalami perubahan dan transformasi. Murjiah berasal dari kata “irja”, yang jika diartikan secara harfiah berarti tertunda. Aliran ini berpendapat bahwa iman adalah suatu keadaan hati. Oleh karena itu, tindakan fisik dan moral seseorang tidak relevan dengan imannya.

Murjiah menganggap bahwa setiap orang yang mengucapkan kalimat “La ilaha illallah” dan mempercayai bahwa Allah itu satu adalah seorang Muslim, bahkan jika mereka melakukan kesalahan besar dalam ketaatan agama.

Pandangan Murjiah ini sangat berbeda dengan aliran Islam lainnya, seperti Syiah, Sunni, dan Khawarij. Syiah memandang bahwa keberadaan imam yang berasal dari garis keturunan Nabi Muhammad SAW sangat penting dalam memahami ajaran Islam. Sunni, sementara itu, menganggap bahwa pemimpin umat Islam harus dipilih oleh rakyat, seperti yang terjadi dalam tradisi Khilafah. Khawarij berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa besar akan menjadi kafir dan diasingkan dari komunitas Islam.

Tidak seperti Syiah, Murjiah tidak menekankan pentingnya keberadaan imam tertentu. Sebaliknya, mereka percaya bahwa orang yang memiliki kriteria tertentu dapat menjadi imam. Mereka juga tidak menetapkan hukuman ketat untuk orang yang melakukan kesalahan besar dalam ketaatan agama. Bagi Murjiah, iman dapat bertahan dalam hati seseorang bahkan ketika mereka melakukan tindakan dosa.

Pandangan Murjiah ini berbeda dengan pandangan Sunni dan Khawarij. Sunni percaya bahwa pemimpin umat Islam harus diambil dari kandidat terbaik yang dipilih oleh rakyat. Sedangkan Khawarij percaya bahwa orang yang melakukan dosa besar akan menjadi kafir dan diasingkan dari komunitas Islam.

Hal lain yang membedakan Murjiah dengan aliran Islam lainnya adalah pandangannya tentang apakah orang non-Muslim dapat memasuki surga. Menurut Murjiah, seseorang yang melakukan dosa besar pasti akan dihukum, tetapi akhirnya mereka akan masuk surga. Ini adalah perbedaan yang signifikan dengan pandangan Khawarij, yang menganggap bahwa orang-orang yang tidak beriman secara harfiah akan masuk neraka abadi.

Selain itu, Murjiah juga memandang bahwa hubungan seseorang dengan Tuhan adalah hak personal, dan tidak ada campur tangan dari pihak lain yang diperlukan. Ini berbeda dengan pandangan aliran Islam lainnya yang menganggap bahwa ajaran agama harus ditegakkan secara ketat oleh orang-orang atau pemerintah.

Seiring waktu, pandangan Murjiah berkembang dan terus berubah. Some Murjiah tidak lagi dianggap sebagai aliran Islam terpisah, melainkan sebagai gerakan reformasi yang terus bergerak. Kebanyakan Muslim moderat memiliki pandangan yang sangat berbeda-beda terhadap Murjiah, tergantung pada cara mereka memahami konsep-konsep dan teori-teori yang diajarkan oleh aliran tersebut.

Dalam kesimpulan, Murjiah adalah salah satu aliran Islam yang memiliki pandangan yang sangat berbeda dengan aliran Islam lain seperti Syiah, Sunni, dan Khawarij. Mereka percaya bahwa iman adalah keadaan hati yang tidak bergantung pada tindakan fisik dan moral seseorang. Pandangan Murjiah terhadap apakah orang non-Muslim dapat memasuki surga juga sangat berbeda dengan pandangan Khawarij. Pada akhirnya, penilaian yang akan diberikan kepada aliran Murjiah akan bergantung pada cara pandangan mereka dipahami oleh Muslim moderat.

Pandangan Murjiah terhadap Pemerintah dan Sistem Politik

Murjiah adalah salah satu kelompok dalam ajaran Islam yang memiliki pandangan khusus terhadap pemerintah dan sistem politik. Kelompok ini terkenal dengan sikap toleran dan moderat dalam menilai tindakan pemerintah dan sistem politik yang ada. Berikut adalah beberapa pandangan Murjiah terhadap pemerintah dan sistem politik yang perlu kita ketahui.

Penerimaan Pemerintahan yang Sah

Murjiah mengakui bahwa pemerintahan yang sah adalah pemerintahan yang diangkat melalui jalur yang sah, seperti pemilihan, penunjukan, atau kudeta yang mendapat dukungan dari mayoritas rakyat. Namun, mereka juga memperhatikan kualitas kepemimpinan dan program kerja yang ditawarkan. Jika pemerintah dianggap sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan rakyat, maka Murjiah akan mendukung upaya untuk menggantinya dengan pemerintahan yang lebih baik.

Toleransi terhadap Penguasa

Murjiah juga dikenal sebagai kelompok yang sangat toleran terhadap penguasa. Mereka lebih memilih mengkritik dengan cara yang sopan dan tidak mengambil tindakan yang mengganggu stabilitas pemerintahan. Pada saat yang sama, Murjiah juga menolak tindakan kekerasan untuk merebut kekuasaan. Dalam hal ini, mereka lebih memilih diskusi dan dialog untuk memperjuangkan kedaulatan rakyat.

Sikap Independen

Murjiah cenderung mengambil sikap independen dalam masalah politik. Mereka tidak terlalu terikat pada partai politik tertentu, kecuali dalam beberapa kasus di mana ada partai yang memiliki program dan nilai yang sejalan dengan ajaran Islam. Mereka juga tidak terlalu terpengaruh oleh isu-isu yang tidak relevan atau hanya menjadi alat politik untuk kepentingan golongan tertentu. Namun, Murjiah tetap aktif dalam politik karena mereka menganggap bahwa politik adalah sarana untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.

Kritik terhadap Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

Murjiah sangat kritis terhadap praktik KKN dalam pemerintahan. Mereka menyadari bahwa KKN adalah salah satu penyebab utama ketidakadilan dalam masyarakat dan merusak tata kelola pemerintahan yang baik. Oleh karena itu, mereka mendukung upaya pemberantasan KKN dan mendesak pemerintah untuk meningkatkan transparansi dalam kebijakan publik serta menyediakan ruang yang luas bagi partisipasi rakyat. Namun, Murjiah juga menyadari bahwa upaya pemberantasan KKN tidak bisa dilakukan oleh satu kelompok atau partai politik saja. Oleh karena itu, mereka berusaha mengajak semua pihak untuk bergabung dalam upaya ini demi terciptanya pemerintahan yang bersih dan jujur.

Agar Pemerintah Lebih Islami dan Adil

Murjiah merasa bahwa pemerintah dan sistem politik masih banyak kekurangan dalam hal penerapan nilai-nilai Islam dan keadilan. Oleh karena itu, mereka mengusulkan beberapa hal untuk membuat pemerintah lebih Islami dan adil. Pertama, mendidik para pemimpin dan pejabat pemerintah agar memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam tata kelola pemerintahan. Kedua, meningkatkan partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan publik. Ketiga, memperketat pengawasan terhadap penyimpangan dan pelanggaran dalam pemerintahan. Keempat, mengedepankan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Dengan cara ini, Murjiah berharap bahwa pemerintah dan sistem politik dapat lebih Islami, adil, dan mampu memenuhi kebutuhan rakyat secara optimal.

Dalam kesimpulan, pandangan Murjiah terhadap pemerintah dan sistem politik cukup unik dan berbeda dengan kelompok Islam lainnya. Dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat, Murjiah lebih mengedepankan dialog dan solidaritas sesama Islam dan rakyat daripada aksi-aksi radikal yang menimbulkan ketidakstabilan pemerintahan. Masih banyak tantangan dan pekerjaan rumah yang harus diperjuangkan bersama. Oleh karena itu kita semua perlu terus belajar dan bercermin dari pandangan Murjiah. Semoga artikel ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi kita semua.

Akibat dari Mengikuti Ajaran Murjiah dalam Kehidupan Sehari-hari

Setelah memahami pengertian murjiah, maka kita perlu memahami akibat-akibat dari mengikuti ajaran murjiah dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa akibat yang mungkin terjadi:

  1. Kendur dalam Beramal
    Dalam ajaran murjiah, iman adalah keyakinan di dalam hati dan tidak membutuhkan perbuatan akhir untuk menunjukkan keimanan. Hal ini bisa berbahaya karena orang yang mengikuti ajaran ini mungkin merasa tidak butuh melakukan amal. Padahal, dalam Islam, amal adalah bagian penting dari keimanan. Orang yang mengikuti ajaran murjiah cenderung menjadi pasif dalam melakukan amal.
  2. Berkurangnya Tanggung Jawab
    Salah satu prinsip murjiah adalah menunda penilaian hingga hari kiamat. Hal ini dapat menimbulkan rasa tanggung jawab kurang dalam menjalankan urusan dunia. Kita jadi tidak peduli dengan perbuatan kita di dunia sekarang, padahal tindakan kita saat ini akan mempengaruhi akhirat kita kelak. Hal ini bisa membuat seseorang menjadi tidak bertanggung jawab terhadap tindakan mereka.
  3. Meminimalkan Makna Dosakah
    Murjiah juga menganggap dosa-dosa kecil tidak signifikan dan hanya dosa yang besar yang patut mendapat perhatian. Namun, semua dosa akan berdampak bagi keimanan seseorang. Jika seseorang minim memperhatikan dosa kecil, maka lambat laun akan merasa tidak penting untuk menghindarinya. Kondisi ini akan membuat seseorang menjadi lambat laun melakukan perbuatan baik dan meninggalkan dosa kecil yang dapat menghancurkan keimanan dan membatalkan amalannya.
  4. Mengabaikan Lengkapnya Agama Islam
    Ajaran murjiah cenderung hanya memandang aspek-aspek inti dari keimanan, sedangkan aspek praktis agama seperti sholat, puasa, zakat, dan haji dianggap tidak terlalu penting. Padahal, semua aspek agama adalah penting dan melengkapi satu sama lain untuk membentuk keimanan yang utuh. Seorang murjiah mungkin merasa cukup menjadi iman tanpa melaksanakan aspek praktis agama, padahal Islam tidak hanya berbicara tentang keyakinan di dalam hati, tetapi juga tentang tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Menjadikan Kebenaran Subjektif
    Akibat dari membolehkan tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, murjiah sering kali mengubah definisi kebenaran sesuai dengan keinginan pribadi. Ini membuka jalan bagi kebenaran yang subjektif dan merugikan kebenaran sesungguhnya dalam Islam. Sebagai contoh, orang murjiah mungkin menyatakan bahwa mengambil riba adalah hal yang tidak baik, namun jika diperlukan maka tindakan itu dapat dibenarkan. Padahal riba adalah dosa yang sangat besar dan dianggap sebagai satu di antara kategori dosa paling besar. Pengkondisian ini akan membuat orang mudah untuk melupakan kebenaran yang sejati dalam Islam.

Semua akibat dari ajaran murjiah di atas dapat merusak keimanan seseorang dan membawanya kepada pandangan dunia yang keliru. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami ajaran Islam dengan baik dan menerapkan setiap aspeknya secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

Sekian artikel mengenai pengertian Murjiah sebagai paham keagamaan dan praktik ibadah yang menekankan pada ketidak-pastian pahala dan dosa. Meskipun mungkin terdengar kontroversial bagi sebagian orang, namun Murjiah sendiri memiliki landasan yang kuat dari sumber Islam, sehingga tak boleh diabaikan begitu saja. Sebagai muslim, tentu kita dianjurkan untuk meneliti setiap ajaran dalam agama yang kita anut agar dapat memahami dan menjalaninya secara benar. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan wawasan yang bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih atas perhatiannya.