Cara Membudidayakan Belut di Kolam Air Jernih

Kepikiran gak kalau budidaya belut bisa jadi peluang bisnis yang menjanjikan? Yap, meskipun mungkin banyak orang menganggap belut itu hewan yang licin, berlendir, dan susah dibudidayakan, faktanya belut justru punya nilai ekonomi yang tinggi.

Permintaan pasar untuk belut gak pernah sepi, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor.

Selain itu, proses pembudidayaannya juga bisa dilakukan di lahan terbatas dan dengan modal yang relatif kecil. Jadi, bagi yang punya niat usaha tapi masih bingung mau mulai dari mana, budidaya belut bisa jadi pilihan yang menarik.

Karena itu dikesempatan kali ini, admin bakalan ngejelasin gimana cara membudidayakan belut, terutama di kolam air jernih. Metode ini lebih gampang dikontrol, terutama untuk pemula yang belum banyak pengalamannya dalam pembudidayaan belut.

Selain itu, belut yang dibudidayakan di air jernih lebih mudah dipantau kesehatannya, pertumbuhannya lebih optimal, dan tentu aja hasil panennya lebih berkualitas. Jadi, kalau kamu penasaran gimana langkah-langkahnya, simak terus penjelasan admin dibawah ini..

Mengenal Belut

Belut (Monopterus albus) adalah sejenis ikan air tawar yang bentukannya mirip ular, tanpa sisik, dan bertubuh licin berlendir. Meski sering dianggap sebagai ikan, belut sebenarnya lebih dekat kekerabatannya dengan ikan sidat.

Hewan ini sering ditemukan di sawah, rawa, ataupun di sungai dengan perairan tenang.

Belut memiliki kemampuan yang handal dalam beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan. Belut bisa hidup di air berlumpur, air jernih, bahkan di tanah lembap dengan kadar oksigen rendah.

Hal itulah yang ngebuat belut jadi salah satu komoditas perikanan yang mudah dibudidayakan dan berpotensi bisnis besar.

Di Indonesia, belut sering dijadikan makanan, dengan menu-menu kayak sate belut, pecel belut, hingga belut goreng crispy. Selain rasanya yang gurih dan kaya protein, belut pun dipercaya ada manfaat kesehatannya, seperti meningkatkan stamina dan memperbaiki sistem saraf.

Dari segi ekonomi, harga belut relatif stabil dan cenderung naik seiring dengan meningkatnya permintaan. Banyak restoran dan rumah makan yang membutuhkan pasokan belut segar secara rutin, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor ke negara seperti Jepang dan Korea.

Cara Membudidayakan Belut di Kolam Air Jernih

Nah bagi yang kepengen membudidayakan belut, ada satu metode yang bisa kamu coba, yaitu menggunakan kolam air jernih. Metode ini lebih bersih, lebih mudah dikontrol, dan pastinya lebih praktis dibandingkan budidaya belut di lumpur.

Simak langkah-langkah pembudidayaan belut di kolam jernih dibawah ini ya..

Pembuatan Kolam Belut

Salah satu keunggulan budidaya belut adalah fleksibilitas dalam pemilihan media kolam. Tapi di sini, admin berfokus pada kolam terpal dengan sistem air jernih, karena metode ini lebih gampang dirawat dan cocok untuk pemula.

Buat membudidayakan belut dengan sistem ini, kamu butuh 5 kolam terpal berukuran sekitar 3 meter x 2 meter. Dengan 5 kolam ini, akan membagi belut berdasarkan ukuran, tentu untuk mengurangi risiko kanibalisme kalau belut dengan ukuran berbeda dicampur dalam satu tempat.

Berikut pembagian fungsi masing-masing kolam..

  1. Kolam pertama → Khusus untuk pembuahan benih belut yang akan dibudidayakan.
  2. Kolam kedua → Untuk pembesaran benih belut dengan ukuran 1-2 cm, dengan kapasitas 500 ekor/m².
  3. Kolam ketiga → Menampung belut remaja berukuran 3-5 cm, dengan kapasitas 250 ekor/m².
  4. Kolam keempat → Tempat pertumbuhan belut ukuran 5-8 cm hingga 15-20 cm, dengan kapasitas 50 ekor/m².
  5. Kolam kelima → Untuk belut dewasa ukuran 15-20 cm hingga 30-40 cm, dengan kapasitas 25 ekor/m².

Kalau belut berbagai ukuran dicampur dalam satu kolam tanpa lumpur sebagai tempat sembunyi, belut yang lebih kecil pasti akan dimangsa oleh belut yang lebih besar. Kalau udah tahu cara menghindari kanibalisme gini kan kamu bisa meminimalisir kerugian.

Persiapan Air untuk Budidaya Belut

Air adalah faktor penting dalam budidaya belut. Karena kita menggunakan sistem air jernih, kualitas air pun ya harus benar-benar diperhatikan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan air diantaranya..

  • Suhu air harus berada di kisaran 25-28°C agar belut tumbuh optimal.
  • pH air idealnya berada di angka 5-7.
  • Air tak boleh mengandung zat berbahaya seperti klorin atau bahan kimia lainnya.

Kalau kamu pakai air PDAM, sebaiknya endapkan air selama 2-3 hari sebelum memasukkan bibit belut. Tujuannya adalah untuk menetralkan kandungan kaporit atau zat berbahaya lainnya yang bisa ngehambat pertumbuhan belut.

Selain itu, sirkulasi air pun juga harus diperhatikan. Kamu bisa pakai pompa air atau inkubator untuk ngejaga kualitas air tetap bersih dan kaya oksigen.

Kalau gak pakai alat bantu, gantilah air setiap 2-3 hari supaya belut tetap sehat dan tidak stres.

Pemilihan Bibit Belut yang Berkualitas

Memilih bibit belut gak bisa asal-asalan. Kalau kamu pengen hasil panen yang berkualitas, pastikan kamu milih bibit belut yang sehat dan unggul.

Ciri-ciri bibit belut yang baik diantaranya..

Ukurannya seragam (sekitar 5-7 cm) untuk mencegah kanibalisme.
Gak luka atau lecet pada tubuhnya.
Lincah dan aktif bergerak saat dipegang.
Respon cepat saat disentuh (kalau lemas dan gak reaktif, sebaiknya jangan dipilih).

Bibit yang sehat akan tumbuh lebih cepat dan berdaya tahan tinggi terhadap penyakit. Jadi, kalau kamu kepengen hasil panen yang maksimal, pilih bibit dengan kualitas terbaik.

Pemberian Pakan untuk Belut

Makanan belut juga perlu diperhatikan, karena pakan tentu berpengaruh terhadap pertumbuhannya. Belut termasuk hewan karnivora, jadi mereka lebih suka makanan berbasis protein.

Jenis pakan utama yang bisa diberikan diantaranya..

  • Cacing lor (sangat disukai belut dan tinggi protein).
  • Dapnia atau kutu air.
  • Ikan guppy (ukuran kecil yang bisa dimakan belut).
  • Kecebong dan keong kecil.
  • Ulat hongkong.
  • Pakan kemasan (pelet) yang diformulasikan khusus untuk belut.

Untuk hasil yang lebih maksimal, kamu juga bisa ngasih pakan alternatif seperti..

  • Pelepah pisang
  • Ampas tahu
  • Sosis rijek

Sedangkan untuk frekuensi pemberian pakannya, bisa diberi makan 2 kali sehari, pagi dan sore. Jangan kebanyakan dalam pemberian pakan, karena pakan yang berlebihan malah bisa mencemari air dan mempengaruhi kesehatan belut.

Masa Panen Belut

Setelah sekitar 3,5 – 4 bulan, belut sudah siap untuk dipanen. Pada usia ini, belut biasanya sudah mencapai panjang 30 – 40 cm dengan warna coklat gelap.

Untuk cara pemanenan belut, bisa dilakukan dengan cara berikut..

  1. Kurangi debit air di kolam secara perlahan sampai belut mulai terlihat.
  2. Gunakan serok atau alat khusus untuk menangkap belut secara perlahan agar tak melukai tubuhnya.
  3. Pisahkan belut berdasarkan ukurannya sebelum dijual atau dipasarkan.

Belut hasil panen bisa langsung dijual ke pasar tradisional, restoran, atau pengepul. Kalau kamu punya akses ke pemasaran online, kamu pun juga bisa menjual belut segar ke konsumen langsung dengan sistem pre-order.

Penutup

Gimana guys, udah kebayang gimana proses pembudidayaan belut di kolam air jernih? Meski awalnya mungkin terasa ribet, kalau dijalankan dengan serius dan penuh kesabaran, hasilnya pasti sebanding dengan usaha yang kamu keluarkan.

Salah satu keuntungan utama dari budidaya belut adalah kemudahan dalam pemeliharaan dan fleksibilitas dalam skala usaha. Kamu gak perlu lahan luas atau modal besar untuk memulai.

Bahkan, dengan kolam terpal di halaman rumah, kamu udah bisa mulai beternak belut.

Yang penting, pastikan kamu memperhatikan kualitas air, pemilihan bibit yang baik, pemberian pakan yang cukup, dan pengelolaan kolam yang optimal. Dengan perawatan yang tepat, pertumbuhan belut tentu lebih cepat, dan panen bisa dilakukan dalam waktu sekitar 3,5 – 4 bulan.

Kalau pun masih ragu, coba deh mulai dari skala kecil dulu. Dari situ, kamu bisa belajar banyak tentang cara merawat belut dan memahami tantangan yang ada di lapangan.

Siapa tahu, dari usaha kecil ini nantinya bisa berkembang menjadi bisnis besar yang menguntungkan.