Hai, apa kabar pembaca sekalian? Manajemen operasi mungkin bukan istilah asing bagi kita yang sudah bekerja atau belajar di bidang bisnis, namun jika kita belum pernah mendengar istilah ini, mungkin artikel ini bisa membantu. Manajemen operasi adalah bidang manajemen yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian aktivitas produksi atau operasi bisnis secara efektif dan efisien. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian manajemen operasi menurut para ahli, agar kita bisa lebih memahami konsep dasar dan kebutuhan dari bidang ini. Mari kita mulai!
Definisi Manajemen Operasi: Pengertian Secara Umum
Manajemen operasi adalah suatu proses pengelolaan proses produksi barang dan jasa yang melibatkan pemakaian sumber daya manusia, mesin, waktu, material, dan uang. Tentunya kegiatan manajemen operasi ini akan berkaitan dengan pengendalian kualitas produk, efisiensi pembuatan produk, keterampilan karyawan, dan juga penyediaan layanan yang memenuhi persyaratan konsumen. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah suatu kegiatan untuk mengontrol berbagai proses produksi dalam upaya mencapai efisiensi dan keuntungan dalam sebuah perusahaan.
Menurut Nigel Slack dan Michael Lewis (2012), manajemen operasi adalah bagian dari manajemen yang bertanggung jawab atas produksi dan distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan pasar dengan mengefektifkan proses bisnis perusahaan. Hal tersebut berarti bahwa manajemen operasi juga bertugas untuk mengatur dan memastikan kebutuhan pelaku bisnis terpenuhi dengan baik melalui proses produksi yang efektif dan efisien.
Manajemen operasi juga memiliki beberapa tujuan utama yang harus dicapai. Tujuan utama manajemen operasi adalah memaksimalkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas dalam proses bisnis perusahaan. Dalam rangka mencapai tujuan ini, para ahli dan praktisi manajemen operasi telah mengembangkan berbagai metode dan teknik manajemen operasi yang terus berkembang.
Manajemen operasi terbagi menjadi beberapa sub-kegiatan yang harus dijalankan oleh manajer operasi. Sub-kegiatan tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan peningkatan terus menerus dalam proses operasi bisnis.
Perencanaan dalam manajemen operasi adalah kegiatan untuk merencanakan proses produksi yang optimal dan menciptakan standar kinerja yang tinggi. Melalui aktifitas pengorganisasian, manajemen operasi akan menata sistem produksi, mengelola sumber daya dan membuat suatu organisasi yang efisien untuk mencapai efektivitas dalam memenuhi tujuan perusahaan.
Sementara itu, pengendalian merupakan kegiatan untuk memastikan bahwa proses produksi dan distribusi barang dan jasa diselesaikan dengan baik melalui koordinasi antara berbagai bagian dalam sebuah perusahaan. Pengendalian dilakukan guna mencegah terjadinya kegagalan dan memperbaiki masalah yang terjadi di dalam proses produksi sehingga dapat memaksimalkan laju bisnis.
Penambahan nilai atau peningkatan terus menerus adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan proses produksi dan bisnis secara keseluruhan agar dapat memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini tentunya akan meningkatkan daya saing perusahaan dan mempertahankan posisi di pasar. Penambahan nilai atau peningkatan terus menerus dalam manajemen operasi dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi, memotivasi pekerja, dan keberlanjutan inovasi.
Dalam sosiologi, manajemen operasi disebut juga sebagai “teknik”, yaitu suatu cara untuk merancang dan menjalankan suatu sistem secara efektif dan efisien. Teknik ini sering digunakan di dalam bisnis untuk mencapai tujuan ekonomi melalui produk atau jasa yang berkualitas tinggi.
Manajemen operasi, pada dasarnya merupakan kegiatan interdisipliner yang melibatkan berbagai cabang ilmu, seperti matematika, statistika, teknologi informasi, sosiologi, dan ekonomi. Oleh karena itu, pengelolaan operasi perusahaan akan terus berkembang sehingga dapat memperbaiki proses operasi bisnis, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memperkuat pangsa pasar perusahaan.
Konsep Dasar dalam Manajemen Operasi Menurut Para Ahli
Manajemen operasi adalah suatu disiplin ilmu yang terkait erat dengan proses produksi, distribusi, dan pengadaan barang dan jasa. Dalam operasi, terdapat berbagai konsep dasar yang penting dipahami oleh para ahli. Berikut adalah penjelasan tentang konsep dasar dalam manajemen operasi menurut para ahli.
1. Efisiensi dan Efektivitas
Menurut Heizer dan Render, efisiensi dan efektivitas merupakan konsep dasar yang menjadi fokus dalam manajemen operasi. Efisiensi berkaitan dengan kemampuan untuk menghasilkan produk atau jasa dengan biaya yang rendah, sedangkan efektivitas memiliki hubungan dengan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan serta mempertahankan keunggulan produk. Sehingga, manajemen operasi yang baik harus dapat mencapai keseimbangan dari kedua konsep ini.
2. Kualitas Produk dan Jasa
Salah satu tujuan dari manajemen operasi adalah untuk menciptakan produk atau jasa berkualitas tinggi. Menurut Chase dan Aquilano, kualitas produk dan jasa adalah konsep dasar penting dalam manajemen operasi karena dianggap sebagai faktor kunci dalam mencapai keunggulan bersaing. Mereka juga menjelaskan bahwa kualitas dapat dilihat dari perspektif pelanggan atau perusahaan. Dari perspektif pelanggan, kualitas berarti produk atau jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, sedangkan dari perspektif perusahaan, kualitas berkaitan dengan kemampuan untuk menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan standar perusahaan.
Dalam mencapai kualitas produk dan jasa yang baik, manajer operasi harus memperhatikan beberapa faktor, seperti:
- Desain produk: Manajer operasi harus memastikan bahwa desain produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggan dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya, kemudahan produksi, dan kemampuan untuk mempersonalisasi produk atau jasa.
- Proses produksi: Proses produksi harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas dengan efisien dan efektif.
- Kontrol kualitas: Kontrol kualitas harus dilakukan untuk memastikan bahwa produk atau jasa memenuhi standar yang ditentukan oleh perusahaan dan pelanggan.
3. Kapasitas dan Sistem Produksi
Menurut Russell dan Taylor, kapasitas dan sistem produksi juga merupakan konsep dasar dalam manajemen operasi. Kapasitas merujuk pada seberapa banyak produk atau jasa yang dapat diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode waktu tertentu. Perusahaan harus memastikan bahwa kapasitasnya dapat memenuhi permintaan pelanggan dan mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti biaya produksi, persediaan bahan baku, dan kebutuhan teknologi.
Sistem produksi juga penting dalam manajemen operasi. Sistem produksi berkaitan dengan cara perusahaan memproduksi produk atau jasa. Perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti desain produk, metode produksi, sistem pengendalian kualitas, dan tenaga kerja yang tersedia. Dalam memilih sistem produksi yang tepat, perusahaan harus memperhatikan efisiensi, biaya produksi, dan kemampuan untuk menghasilkan produk atau jasa berkualitas tinggi.
4. Pengendalian Persediaan dan Distribusi Produk
Pengendalian persediaan dan distribusi produk merupakan konsep dasar penting dalam manajemen operasi. Menurut Stevenson, pengendalian persediaan berkaitan dengan cara mengelola persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan produk jadi sehingga perusahaan dapat memastikan ketersediaan barang yang cukup dan menghindari biaya yang tidak perlu. Perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam mengelola persediaan, seperti biaya persediaan, biaya memesan, dan biaya penyimpanan.
Sementara itu, distribusi produk berkaitan dengan cara perusahaan mengirimkan produk ke pelanggan. Perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam mendistribusikan produk, seperti biaya distribusi, waktu pengiriman, dan cara pengiriman. Perusahaan juga harus memastikan bahwa produk atau jasa tiba dengan tepat waktu dan dalam kondisi baik.
Demikianlah beberapa konsep dasar dalam manajemen operasi menurut para ahli. Konsep-konsep tersebut sangat penting dipahami oleh para manajer operasi karena dapat membantu mereka dalam menciptakan produk atau jasa berkualitas tinggi dan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan.
Tujuan dan Fungsi Manajemen Operasi Menurut Para Ahli
Manajemen operasi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang bagaimana organisasi dapat mengelola sumber daya denga efektif dan efisien dalam merancang, mengembangkan, serta memproduksi barang dan jasa yang berkualitas. Dalam istilah lain, manajemen operasi juga dikenal sebagai manajemen produksi atau manajemen perusahaan manufaktur.
Ada banyak definisi dan pendapat mengenai tujuan serta fungsi dari manajemen operasi menurut para ahli. Beberapa di antaranya adalah:
Tujuan Manajemen Operasi
1. Menjaga Kualitas Produk/pelayanan
Menurut Jay Heizer dan Barry Render, tujuan utama manajemen operasi adalah untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dan melayani pelanggan dengan usaha yang baik. Sebagai contoh, manajemen operasi dapat memberikan waktu pengiriman yang tepat, serta membantu pelanggan dalam memilih barang-barang yang diinginkan.
2. Mengurangi Biaya Produksi
Menurut Chase, Aquilano, dan Jacobs, tujuan lain dari manajemen operasi adalah mengurangi dan mengontrol biaya produksi. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan agar tidak ada pemborosan atau kelebihan persediaan.
3. Meningkatkan Efisiensi Proses Produksi
Menurut Krajewski, Ritzman, dan Malhotra, tujuan dari manajemen operasi adalah meningkatkan efisiensi proses produksi. Dalam hal ini, perusahaan disarankan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya (seperti waktu, tenaga kerja, dan bahan baku) guna meningkatkan kecepatan dan kualitas produksi.
Fungsi Manajemen Operasi
Tujuan dari manajemen operasi dapat dicapai dengan melaksanakan berbagai fungsi berikut:
1. Perencanaan dan Perancangan Produk
Fungsi pertama dari manajemen operasi adalah merencanakan dan merancang produk yang akan diproduksi. Perusahaan harus mempertimbangkan seluruh aspek dari sebuah produk, mulai dari desain produk, bahan baku yang digunakan, hingga kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang diperlukan.
2. Pengelolaan Persediaan
Fungsi kedua dari manajemen operasi adalah mengelola persediaan bahan baku dan produk jadi dalam jumlah yang tepat, sehingga perusahaan dapat menghindari risiko kelebihan atau kekurangan persediaan.
3. Proses Produksi dan Penjadwalan Produksi
Fungsi ketiga dari manajemen operasi adalah memperbaiki proses produksi agar lebih efisien dan efektif, serta membuat perencanaan jadwal produksi yang tepat. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan seluruh aspek produksi seperti waktu, kapasitas mesin, kebutuhan tenaga kerja, hingga proses pengendalian kualitas.
4. Pengendalian Kualitas
Fungsi keempat dari manajemen operasi adalah memperhatikan kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki sistem pengendalian kualitas yang baik, mulai dari inspeksi bahan baku hingga produk jadi. Dalam hal ini, perusahaan dapat menggunakan teknologi atau metode tertentu seperti Six Sigma atau Total Quality Management (TQM).
5. Manajemen Rantai Pasok
Fungsi kelima adalah mengelola rantai pasok dari supplier hingga pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan aspek manajemen persediaan dan pengiriman barang secara tepat waktu sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Secara keseluruhan, manajemen operasi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam keberlangsungan sebuah perusahaan. Dengan memperhatikan tujuan serta fungsi manajemen operasi secara baik dan benar, diharapkan perusahaan mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan kualitas produk dan layanan, serta memperbaiki efisiensi dan efektivitas proses produksi.
Model dan Strategi Terbaik dalam Pelaksanaan Manajemen Operasi
Manajemen operasi adalah suatu sistem dalam organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas operasional di dalam perusahaan. Maksud dan tujuannya adalah mengelola proses-produksi, kualitas produk, serta menjaga efisiensi dan produktivitas organisasi untuk mengoptimalkan keuntungan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Terdapat beberapa model dan strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan manajemen operasi. Para ahli telah mengembangkan beberapa model dan strategi terbaik tersebut untuk membantu perusahaan dalam mengelola aktivitas operasional mereka.
Berikut adalah beberapa model dan strategi terbaik dalam pelaksanaan manajemen operasi menurut para ahli:
1. Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) merupakan salah satu model terbaik dalam pelaksanaan manajemen operasi. Model ini fokus pada peningkatan kualitas produk dan jasa dengan cara memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan serta mengoptimalkan sumber daya yang tersedia di dalam organisasi.
TQM meliputi aspek pengendalian kualitas, pembenahan proses produksi, serta pelibatan seluruh karyawan untuk mewujudkan budaya kontinu penyempurnaan. Dalam TQM, kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama dan membutuhkan sistem manajemen yang terintegrasi secara keseluruhan.
2. Lean Management
Lean Management merupakan strategi terbaik dalam mengurangi pemborosan (waste) dan meningkatkan efisiensi proses produksi. Lean Management fokus pada pengurangan lima jenis pemborosan yaitu waiting (menunggu), defects (cacat), overproduction (kelebihan produksi), excess processing (pemrosesan berlebihan), dan unnecessary inventory (inventori tidak diperlukan).
Strategi ini memandang pemborosan sebagai biaya yang harus dihilangkan dari setiap aspek proses produksi, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga kualitas produk.
3. Six Sigma
Six Sigma adalah suatu model pengukuran dan pengendalian kualitas yang fokus pada pengurangan jumlah cacat (defect) pada setiap proses produksi. Six Sigma menggunakan metode analisis statistik untuk mengidentifikasi faktor penyebab cacat dan kemudian merancang strategi perbaikan dan kontrol untuk mengurangi jumlah cacat tersebut.
Dalam Six Sigma, kualitas produk diukur dan diartikan secara sangat spesifik. Sebagai contoh, perusahaan yang menggunakan Six Sigma menganggap bahwa batas cacat maksimum untuk setiap juta produk adalah sebanyak enam.
4. Just-in-Time (JIT)
Just-in-Time (JIT) adalah suatu strategi manajemen operasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan efisiensi produksi dan logistik dengan cara meniadakan persediaan (inventory) yang tidak terpakai. Dalam JIT, bahan baku, suku cadang, dan produk jadi diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat diterima dan diproses tepat waktu dalam jumlah yang tepat pula.
JIT menekankan perbaikan proses, pemenuhan kebutuhan pelanggan secara tepat waktu dan pemborosan dalam penyimpanan dan stockholding. JIT juga mengharuskan perusahaan untuk terus-menerus meningkatkan sistem produksinya agar lebih fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan pasar.
5. Theory of Constraints (TOC)
Theory of Constraints (TOC) adalah suatu teori dan model manajemen operasi yang fokus pada identifikasi dan eliminasi batasan-batasan atau kendala-kendala yang membatasi produktivitas organisasi. TOC mendasarkan strateginya pada pemikiran bahwa setiap sistem memiliki suatu kendala atau batasan tertentu yang mencegahnya mencapai kinerja maksimum.
TOC mempunyai tiga prinsip dasar yaitu identifikasi kendala, dimana hanya satu atau sedikit kendala pada suatu saat yang membatasi kinerja sistem; eksploitasi kendala, dimana sistem harus difokuskan pada perbaikan kendala yang menentukan tujuan selanjutnya; dan subordinasi, dimana sistem juga harus disesuaikan dengan proses utama dalam produksi hingga menemukan kendala pada proses baru yang membatasi kinerja sistem.
Demikianlah beberapa model dan strategi terbaik dalam pelaksanaan manajemen operasi menurut para ahli. Perusahaan dapat memilih model dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan visi mereka untuk memastikan efisiensi dan keuntungan yang diinginkan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Peran Teknologi dalam Pelaksanaan Manajemen Operasi Menurut Para Ahli
Manajemen operasi merupakan area penting dalam kesuksesan suatu organisasi. Dalam era digital saat ini, teknologi berperan penting dalam membantu pelaksanaan manajemen operasi. Berikut adalah pandangan beberapa ahli mengenai peran teknologi dalam pelaksanaan manajemen operasi:
1. William J. Stevenson
Menurut William J. Stevenson, teknologi memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen operasi. Sebagai contoh, teknologi dapat digunakan dalam pengelolaan rantai pasokan (supply chain management) melalui perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk memantau pergerakan barang dan menjaga ketersediaan stok yang cukup. Selain itu, teknologi juga dapat digunakan dalam pengukuran dan perbaikan kinerja, seperti penggunaan program komputer untuk analisis data atau sistem manajemen mutu berbasis teknologi.
2. Jay Heizer dan Barry Render
Jay Heizer dan Barry Render menyoroti penggunaan teknologi dalam proses produksi (manufacturing process). Mereka menyatakan bahwa teknologi memungkinkan produksi yang lebih efisien dan akurat. Contohnya, penggunaan perangkat otomatisasi dalam produksi mobil yang memungkinkan perakitan kendaraan yang terjadi lebih cepat dan dengan akurasi yang lebih tinggi. Selain itu, teknologi juga dapat membantu dalam peningkatan kualitas produk dan penyelesaian masalah teknis melalui sistem monitoring dan perbaikan produk berbasis komputer.
3. Nigel Slack, Stuart Chambers, dan Robert Johnston
Nigel Slack, Stuart Chambers, dan Robert Johnston menekankan peran teknologi dalam menjawab tantangan globalisasi dan persaingan yang semakin ketat. Mereka menyatakan bahwa teknologi memungkinkan pembuatan keputusan yang lebih baik dan cepat dalam manajemen operasi. Contohnya, perangkat lunak manajemen produksi memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih akurat dalam pengaturan jadwal produksi, mengembangkan kebijakan pengelolaan persediaan, dan meningkatkan efisiensi perusahaan dalam hal efek ekonomi dan lingkungan.
4. Susan Meyer Goldstein
Menurut Susan Meyer Goldstein, teknologi dapat memengaruhi bisnis pada tingkat strategis maupun operasional. Di tingkat strategis, teknologi memberikan bisnis kesempatan untuk memperluas pasar dan meningkatkan pangsa pasar. Sedangkan di tingkat operasional, teknologi memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi operasi. Contohnya, teknologi CIM (Computer Integrated Manufacturing) memungkinkan produksi yang lebih efisien dan pengurangan biaya produksi karena organisasi menggunakan perangkat otomatisasi dan sistem informasi terintegrasi untuk mengatur proses produksi.
5. Paul G. H. Janssen
Paul G. H. Janssen menyoroti pentingnya penggunaan teknologi dalam pengelolaan kualitas produk. Menurutnya, teknologi yang tepat dapat membantu memastikan produk yang dihasilkan berkualitas tinggi dan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Contohnya, teknologi kontrol kualitas berbasis komputer yang dapat membantu pemantauan dan pengendalian kualitas produk secara cepat dan akurat. Selain itu, teknologi juga dapat mempercepat proses inspeksi produk sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Dalam kesimpulannya, teknologi memainkan peran penting dalam pelaksanaan manajemen operasi. Penggunaan teknologi dapat membantu meningkatkan efisiensi, efektivitas, kualitas produk, dan pengambilan keputusan yang lebih baik dalam manajemen operasi. Oleh karena itu, penggunaan teknologi dalam manajemen operasi harus dipertimbangkan oleh semua bisnis untuk mencapai kesuksesan yang optimal.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian manajemen operasi menurut para ahli. Dengan mengetahui definisi dan konsep dasar dari manajemen operasi tersebut, kita dapat memahami pentingnya manajemen operasi dalam sebuah organisasi. Penerapan manajemen operasi yang baik dapat memberikan keuntungan bagi suatu organisasi, seperti peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam produksi serta peningkatan kualitas produk. Selain itu, manajemen operasi juga dapat membantu organisasi dalam menghadapi tantangan dan peluang bisnis yang dihadapi. Terima kasih telah membaca artikel ini dan semoga bermanfaat.