Salam pembaca! Mungkin kamu yang belajar bahasa Arab pasti pernah menemukan kata “masdar”. Kata ini sering digunakan pada materi tata bahasa Arab untuk membentuk kata kerja. Namun, apa sih sebenarnya pengertian dari masdar dalam tata bahasa Arab? Yuk, mari kita bahas bersama-sama!
Pengertian Masdar dalam Bahasa Arab
Masdar merupakan salah satu istilah yang sering muncul di dalam bahasa Arab. Masdar sendiri memiliki makna benda atau kata kerja yang berupa infinitif. Contohnya seperti mengajar, menulis, dan berlari. Selain itu, masdar juga dapat berarti tempat dan mangkuk kecil.
Dalam bahasa Arab, masdar memiliki beberapa jenis yang harus diketahui. Masdar yang pertama adalah masdar asli. Masdar asli merupakan bentuk kata kerja asli dalam bahasa Arab, yang diambil dari kata kerja dasar. Contohnya seperti kata kerja dasar fi’il qarada yang memiliki masdar asli qiradah yang memiliki makna sewa menyewa.
Jenis masdar lainnya adalah masdar mandhur. Masdar mandhur merupakan bentuk kata kerja yang dibentuk dari kata kerja yang didahului oleh kata harf seperti isim inna dan an. Contohnya seperti kalimat كان يعلم المدرسة (kana yuallimu almadrasah) yang artinya “dia mengajar di sekolah”, kemudian dibentuk menjadi kalimat masdar mandhur dengan kata kerja alallama yang menjadi taulimun dengan arti pengajaran atau mengajar.
Selanjutnya adala masdar musta’mal. Masdar musta’mal merupakan bentuk kata kerja yang didapatkan dari kata kerja lampau. Contohnya seperti kata kerja dasar daraba yang artinya memukul, kemudian kata kerja tersebut dibentuk menjadi musta’mal yadribu yang memiliki arti pukulan.
Terakhir adalah masdar taf’ili. Masdar taf’ili merupakan bentuk kata kerja yang didapatkan dari kata kerja yang mempunyai akhiran ta dan takhrij. Contohnya seperti kata kerja dasar kataba yang artinya menulis, kemudian kata kerja tersebut dibentuk menjadi katibun yang memiliki arti penulis.
Selain itu, dalam bahasa Arab masdar juga dapat digunakan dalam beberapa fungsi seperti sebagai subjek dalam kalimat atau sebagai objek. Seperti contohnya kalimat يحب الحج فريضة (yuhhibul hajja faridhatun) yang artinya “cinta haji adalah kewajiban”. Pada kalimat tersebut, kata masdar yaitu faridhatun digunakan sebagai subjek, sedangkan cinta haji digunakan sebagai objek.
Kemudian, masdar dalam bahasa Arab juga dapat digunakan sebagai predikat seperti pada kalimat أتسكن الريح؟ (atskunu arrihu?) yang artinya “apakah angin bisa tinggal?”. Pada kalimat tersebut, masdar atsakana digunakan sebagai predikat atau kata kerja dalam kalimat positif.
Di dalam bahasa Arab, masdar juga seringkali digunakan dalam bentuk kata benda yang memiliki sufiks akhiran -an atau -un. Hal ini dikarenakan adanya penggabungan kata yang dilakukan oleh penutur bahasa Arab secara alami seiring dengan waktu. Sufiks -an dan -un digunakan untuk membedakan antara masdar dan isim, yang mana kedua kata tersebut memiliki fungsi dan makna yang berbeda.
Adapun contoh penggunaan masdar dalam bentuk sufiks yaitu pada kata benda الكتابة (alkitabah) yang artinya menulis dalam bentuk masdar, sedangkan kata benda الكتاب (alkitab) memiliki arti buku dalam bentuk isim. Kedua bentuk kata tersebut memiliki akar kata yang sama, yaitu ktb yang artinya menulis.
Dalam kesimpulannya, masdar pada dasarnya adalah benda atau kata kerja dalam bentuk infinitif dalam bahasa Arab. Terdapat beberapa jenis masdar seperti masdar asli, masdar mandhur, masdar musta’mal, dan masdar taf’ili yang memiliki fungsi dan makna yang berbeda. Selain itu, masdar juga dapat digunakan dalam beberapa fungsi seperti sebagai subjek, objek, atau predikat dalam kalimat.
Fungsi dan Bentuk Masdar
Masdar, yang dalam bahasa Arab sering disebut dengan maṣdar, merupakan salah satu kata benda yang dipakai dalam bahasa Arab untuk merujuk pada kata kerja yang dasar, atau kata kerja yang belum diturunkan atau yang belum bersifat fungsional. Dalam bahasa Indonesia, istilah masdar biasanya diterjemahkan sebagai kata benda berdasarkan pada bentuk dan fungsi kata tersebut.
Fungsi utama dari masdar adalah merujuk pada suatu tindakan atau aktivitas tertentu yang dilakukan oleh subjek dalam suatu kalimat. Hal ini membuat masdar sering kali dipakai sebagai dasar dalam pembentukan bentuk kata kerja lainnya, seperti kata kerja lampau, kata kerja masa kini, dan kata kerja masa depan. Selain itu, masdar juga sering digunakan dalam kalimat nominal, di mana ia berperan sebagai objek atau subjek dalam kalimat tersebut.
Berikut ini adalah beberapa bentuk dan fungsi dari masdar dalam bahasa Arab:
Bentuk Masdar
Bentuk masdar dalam bahasa Arab umumnya dibentuk dari kata kerja dasar yang dibubuhi dengan akhiran tertentu, seperti -un, -an, -atun, dan -in. Contohnya, kata kerja dasar qara’a yang berarti “membaca”, jika dibubuhi dengan akhiran -un, menjadi qira’un yang berarti “pembacaan”.
Bentuk masdar tersebut juga dapat dibentuk dengan cara mengubah akhiran suatu kata kerja dasar menjadi akhiran -iya. Contohnya, kata kerja dasar daraba yang berarti “memukul”, jika diubah menjadi akhiran -iya, menjadi darbiyyah yang berarti “pengumpulan pukulan”.
Fungsi Masdar
1. Objek Dalam Kalimat
Fungsi utama dari masdar dalam kalimat adalah sebagai objek kalimat. Biasanya masdar berfungsi sebagai objek langsung dalam kalimat yang menggunakan kata kerja transitif. Misalnya dalam kalimat “Dia menyebabkan kecelakaan dengan mengemudi terlalu cepat”, kata ganti “mengemudi terlalu cepat” merupakan objek dari kata kerja “menyebabkan”.
2. Subyek Dalam Kalimat
Selain berfungsi sebagai objek kalimat, masdar juga bisa digunakan sebagai subjek dalam kalimat. Misalnya dalam kalimat “Meditasi membantu memperbaiki kesehatan mental”, masdar meditasi berfungsi sebagai subjek dari kata kerja “membantu”.
3. Kata Benda
Masdar juga berfungsi sebagai kata benda dalam kalimat. Dalam hal ini, masdar dapat diartikan sebagai “tindakan”, “aktivitas”, atau “proses”. Contohnya, dalam kalimat “Pencegahan lebih baik daripada pengobatan”, kata benda “pencegahan” merupakan bentuk masdar dari kata kerja dasar “mencegah”.
4. Kata Kerja Lampau
Masdar juga berfungsi sebagai dasar untuk pembentukan kata kerja lampau. Dalam bahasa Arab, kata kerja lampau bisa disebut dengan fi’il mudhāri’, yaitu bentuk kata kerja yang menunjukkan tindakan atau aktivitas yang telah terjadi di masa lalu. Misalnya, kata kerja dasar “makan” dalam bahasa Arab adalah ahadza. Jika diubah ke bentuk masdar, menjadi akil, dan setelah itu ditambahkan awalan ka-, menjadi kata kerja lampau “kamu memakan” atau “kalian makan” dalam bahasa Arab.
5. Kata Kerja Masa Kini
Masdar juga berfungsi sebagai dasar untuk pembentukan kata kerja masa kini. Dalam bahasa Arab, kata kerja masa kini bisa disebut dengan fi’il mudhāri’, yang menunjukkan tindakan atau aktivitas yang sedang berlangsung pada waktu bicara. Misalnya, kata kerja dasar “berjalan” dalam bahasa Arab adalah masyaa’. Jika diubah ke bentuk masdar, menjadi masjar, dan setelah itu ditambahkan awalan ya-, menjadi kata kerja masa kini “aku sedang berjalan” dalam bahasa Arab.
6. Kata Kerja Masa Depan
Terakhir, masdar berfungsi sebagai dasar untuk pembentukan kata kerja masa depan. Dalam bahasa Arab, kata kerja masa depan bisa disebut dengan fi’il mudhāri’. Misalnya, kata kerja dasar “menulis” dalam bahasa Arab adalah kataba. Jika diubah ke bentuk masdar, menjadi kitab, dan setelah itu ditambahkan awalan sa-, menjadi kata kerja masa depan “ia akan menulis” dalam bahasa Arab.
Dalam kesimpulannya, masdar memiliki beragam bentuk dan fungsi dalam bahasa Arab, dari objek kalimat hingga sebagai dasar untuk pembentukan kata kerja masa lalu, masa kini, dan masa depan. Oleh karena itu, memperdalam pemahaman tentang masdar sangat penting terutama bagi mereka yang ingin mempelajari bahasa Arab secara lebih mendalam.
Perbedaan Masdar dengan Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Ma’lum
Pada bahasa Arab, masdar merupakan bentuk kata benda yang terdiri dari dua kata, yaitu kata dasar (fi’il) dan awalan me-. Sementara itu, fi’il mudhari’ dan fi’il ma’lum adalah bentuk kata kerja atau fi’il yang memiliki perbedaan dari segi konjugasinya. Berikut adalah perbedaan antara masdar, fi’il mudhari’, serta fi’il ma’lum.
Masdar
Masdar memiliki arti kata benda dalam bahasa Arab. Bentuk kata ini terbentuk dari fi’il (kata dasar) ditambahkan dengan awalan “me-” yang berfungsi untuk memberikan makna “ing”. Oleh karena itu, masdar bisa diartikan sebagai satu kata benda yang artinya adalah “melakukan fi’il tersebut”. Contohnya adalah:
- Kata dasar: كَتَبَ (kataba) – ia menulis
- Masdar: مَكْتَبٌ (maktabun) – tulisan atau ruang menulis
Masdar sendiri pada dasarnya tidak memiliki waktu atau nomor tertentu, sehingga penggunaannya bisa diterapkan pada semua kalimat yang memiliki makna gramatikal yang sama. Misalnya dalam kalimat:
- أَحَبُّ الْكِتَابَةَ (ahabbul kitabah) – Saya suka menulis.
Dalam kalimat tersebut, masdar “الْكِتَابَةَ” (al-kitabah) digunakan untuk memberikan makna “menulis” sebagai suatu kegiatan umum. Oleh karena itu, masdar bisa digunakan sebagai subjek, predikat, objek, maupun obyek preposisi pada kalimat.
Fi’il Mudhari’
Fi’il mudhari’ adalah bentuk kata kerja/kata dasar pada bahasa Arab yang digunakan untuk menyatakan suatu kegiatan/aktivitas yang sedang berlangsung. Fi’il ini digunakan pada waktu sekarang atau di masa depan. Contohnya:
- كَتَبَ (kataba) – ia menulis
Pada kalimat tersebut, fi’il mudhari’ “كَتَبَ” (kataba) digunakan untuk memberikan makna “menulis” sebagai suatu kegiatan yang sedang berlangsung di masa sekarang.
Fi’il Ma’lum
Fi’il ma’lum adalah bentuk kata kerja/kata dasar pada bahasa Arab yang digunakan untuk menyatakan suatu kegiatan/aktivitas yang sudah selesai dilakukan di masa lampau. Contohnya:
- كَتَبَ (kataba) – ia menulis
Pada kalimat tersebut, fi’il ma’lum “كَتَبَ” (kataba) digunakan untuk memberikan makna “menulis” sebagai suatu kegiatan yang sudah selesai dilakukan di masa lampau.
Dari ketiga bentuk kata tersebut, bisa dilihat bahwa masdar lebih condong sebagai kata benda dalam bahasa Arab, sementara fi’il mudhari’ dan fi’il ma’lum berfungsi sebagai kata kerja. Bentuk kata ini biasa digunakan pada kalimat yang menjurus ke kegiatan yang dilakukan di masa sekarang ataupun masa lalu, untuk menambah informasi dan mendukung makna kalimat secara keseluruhan.
Contoh Kalimat Menggunakan Masdar
Masdar merupakan kata benda dalam bahasa Arab yang berarti kata kerja. Masdar dalam bahasa Indonesia digunakan sebagai kata benda yang merujuk pada tindakan, aktivitas atau perbuatan. Penggunaan masdar pada kalimat memberikan daya tarik pada pembaca karena menggambarkan jenis tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek pada kalimat tersebut. Berikut beberapa contoh kalimat menggunakan masdar:
1. Masdar sebagai objek dari kata kerja
Pada kalimat ini, masdar digunakan sebagai objek dari kata kerja atau pun aspek pelengkap.
- Saya suka membaca novelYou can use Masdar with kata kerja like suka, mulai, merencanakan, and so on. This is a nice way to express preference or to talk about what you like or like to do.
- Mereka terbiasa menggunakan komputer dalam pekerjaan mereka.
- Kami sedang mempelajari bahasa Inggris untuk memperbaiki kemampuan berbahasa asing.
2. Masdar sebagai subjek dari kalimat
Masdar juga bisa digunakan sebagai subjek dalam kalimat dan dalam hal ini masdar diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan dalam bentuk infinitif.
- Belajar adalah kunci kesuksesan dalam akademis.
- Membantu sesama adalah suatu kebaikan yang harus dijaga.
- Bekerja keras adalah hal yang diperlukan dalam meraih cita-cita.
3. Masdar sebagai objek preposisi
Objek preposisi adalah kata yang muncul setelah preposisi dalam kalimat. Masdar juga bisa digunakan sebagai objek preposisi dalam kalimat.
- Saat ini saya tidak memiliki cukup waktu untuk beristirahat selama liburan.
- Saya tidak bisa memenuhi undangan itu karena sedang dalam proses menyelesaikan tugas.
- Kami harus berhati-hati dalam menyeberang jalan saat ada kendaraan yang melaju.
4. Masdar sebagai kata sifat
Masdar juga bisa digunakan sebagai kata sifat dalam kalimat sehingga dapat menggambarkan penderita tindakan pada kalimat yang dapat dalam bentuk orang, hewan, atau benda.
- Mesin yang dibuat oleh pabrik tersebut terkenal handal dan awet.
- Tim yang memenangkan lomba ini mendapatkan hadiah yang menarik.
- Boneka yang dibuat oleh pengrajin itu sangat indah dan artistik.
Itulah beberapa contoh kalimat menggunakan masdar yang dapat digunakan untuk memperkaya bahasa Indonesia Anda. Penggunaan masdar dalam kalimat dapat membantu menggambarkan jenis tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek pada kalimat tersebut secara lebih jelas dan detail.
Cara Membuat Masdar dari Fi’il Mudhari’ atau Fi’il Ma’lum
Masdar dalam bahasa Arab merujuk pada kata benda infinitif yang dapat digunakan sebagai subjek atau objek kalimat. Dalam bahasa Indonesia, masdar dapat diterjemahkan sebagai kata kerja dalam bentuk kata benda atau gerund. Dalam tata bahasa Arab, terdapat dua jenis masdar, yaitu masdar dari fi’il mudhari’ (kata kerja bentuk lampau) dan masdar dari fi’il ma’lum (kata kerja bentuk masa kini). Berikut adalah cara membuat masdar dari kedua jenis kata kerja tersebut:
Masdar dari Fi’il Mudhari’
Masdar dari fi’il mudhari’ dapat dibentuk dengan cara menghilangkan akhiran fi’il mudhari’ dan menambahkan akhiran mā, yang berarti ‘hal’. Contohnya, kata kerja bentuk lampau ‘qara-a’ (membaca) menjadi ‘qirā’an’ (membaca). Berikut adalah beberapa contoh pembentukan masdar dari fi’il mudhari’:
- ‘qara-a’ (membaca) menjadi ‘qirā’an’ (membaca)
- ‘kataba’ (menulis) menjadi ‘kitāban’ (menulis)
- ‘darasa’ (belajar) menjadi ‘dirāsan’ (belajar)
- ‘salla’ (sholat) menjadi ‘sulūkan’ (sholat)
- ‘qatala’ (membunuh) menjadi ‘qatlān’ (membunuh)
Masdar dari Fi’il Ma’lum
Masdar dari fi’il ma’lum dapat dibentuk dengan cara menghilangkan akhiran fi’il ma’lum dan menambahkan akhiran a, yang berarti ‘hal’. Contohnya, kata kerja bentuk masa kini ‘yaktubu’ (menulis) menjadi ‘kitābatun’ (menulis). Berikut adalah beberapa contoh pembentukan masdar dari fi’il ma’lum:
- ‘yaktubu’ (menulis) menjadi ‘kitābatun’ (menulis)
- ‘yajlisu’ (duduk) menjadi ‘majlisun’ (duduk)
- ‘yasiru’ (mudah) menjadi ‘sairun’ (mudah)
- ‘yashrah’ (membuka) menjadi ‘shirāhan’ (membuka)
- ‘yad’u’ (memanggil) menjadi ‘dā’watan’ (memanggil)
Contoh Kalimat dengan Masdar
Setelah memahami cara pembentukan masdar dari fi’il mudhari’ dan fi’il ma’lum, berikut adalah beberapa contoh kalimat dengan penggunaan masdar:
- ‘Al-majalīsu mawjūdun li-qirā’atin.’ (Ruangannya tersedia untuk membaca.)
- ‘Asy-syarīqatu mashrū’un li-mashāri’ati.’ (Timur disediakan untuk berjalan-jalan.)
- ‘At-taqwīmu ‘āmmun li-sulūkin.’ (Kegiatan sholat umum bagi para pelaku sholat.)
- ‘Al-maktabatu maktūbatun bi-kitābin hādhā.’ (Perpustakaannya dipenuhi dengan buku ini.)
- ‘Qatlun nafsī wajibun li-i’khwānī.’ (Membunuh diri sendiri dilarang di kalangan saudara-saudaraku.)
Dalam kalimat-kalimat tersebut, masdar digunakan sebagai subjek atau objek, sehingga meningkatkan pemahaman terhadap peran kata kerja dalam kalimat.
Secara keseluruhan, pembentukan masdar dari fi’il mudhari’ dan fi’il ma’lum memiliki aturan yang berbeda, namun keduanya memberikan kesempatan penggunaan kata kerja sebagai kata benda atau gerund. Dengan menguasai cara membuat masdar, pengguna bahasa Arab dapat meningkatkan keterampilan dalam berbahasa, terutama dalam penggunaan kalimat yang lebih kompleks.
Terima kasih sudah membaca artikel ini tentang Pengertian Masdar dalam Tata Bahasa Arab. Dari artikel ini, kita sudah belajar bahwa Masdar adalah bentuk kata yang dibentuk dari akar kata dan berfungsi sebagai kata benda dalam kalimat. Masdar juga penting dalam pembentukan kata kerja dan dapat membantu kita dalam memahami struktur kalimat Arab. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca yang sedang mempelajari bahasa Arab.