Salam hangat pembaca sekalian! Apa kabar? Kali ini kita akan membahas mengenai pengertian Mad Shilah Thawilah. Jika kamu seorang pembaca yang sedang mempelajari ilmu tajwid, tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah tersebut. Mad Shilah Thawilah merupakan salah satu dari jenis mad yang terdapat pada ilmu tajwid. Sebelum kita memahami lebih jauh mengenai pengertian dan cara penggunaannya, mari kita simak penjelasannya secara singkat.
Pengertian Mad
Dalam ilmu tajwid, terdapat beberapa hukum-hukum yang harus dipelajari oleh seorang muslim untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Salah satu hukum tajwid yang perlu dipahami adalah mad. Mad adalah penggabungan dua huruf atau lebih dengan waktu yang melambat pada huruf tertentu.
Mad terbagi menjadi tiga jenis, yaitu mad thobi’i, mad silah qasirah, dan mad wajib muttasil. Ketiga jenis mad ini memiliki aturan dan cara baca yang berbeda-beda. Namun, pada artikel ini kita akan membahas lebih lanjut tentang pengertian mad silah thawilah.
Pengertian Mad Silah Thawilah
Mad silah thawilah adalah jenis mad yang terjadi pada kalimat yang mengandung dua huruf hijaiyah yang berdampingan sebelum atau sesudahnya terdapat huruf hamzah atau huruf mati (tanwin). Mad silah thawilah memiliki pola waktu tiga harakat atau sama dengan enam waktu harakat ketika diwazan-kan.
Contoh bacaan mad silah thawilah:
- سِئْلَهُمَاهُوَ الَّذِيَّفِيضُرِّكَنَطِيْرٌِ
- إِنَّ الَّذِيْنَأَجْرَمُواكَانُوَامِنَالَّذِيْنَآَمَنُوايَضْحَٰكُوْنَ
- وَمِنَ النَّاسِمَنْيَشْرِينَفِي اللَّهِوَاللَّهِمَرَضَاهٌ
Dari contoh bacaan di atas, dapat dilihat bahwa mad silah thawilah terjadi pada huruf hijaiyah yang berdampingan dengan huruf hamzah. Misalnya, pada contoh bacaan pertama, terdapat kata “ذَرِّيْ”, dan huruf “رِّ” dan huruf “يْ” merupakan huruf hijaiyah yang berdampingan sebelum atau sesudahnya terdapat huruf hamzah atau huruf mati (tanwin). Kedua huruf ini juga diletakkan pada satu kata. Dalam hal ini, maka akan terjadi mad silah thawilah.
Lesung mad silah thawilah adalah dengan melebarkan suara pada huruf yang dibaca secara panjang dan memendekkan suara pada huruf yang dibaca secara pendek. Hal ini bertujuan agar makna kalimat yang terdapat pada Al-Qur’an, dapat tersampaikan dengan baik dan benar.
Mad silah thawilah menjadi salah satu hukum tajwid yang harus dikuasai oleh seorang muslim. Dengan menguasai hukum tajwid ini, maka bacaan Al-Qur’an bisa dilakukan dengan lebih lancar, benar, dan diwarnai dengan bacaan yang merdu.
Selain itu, mad silah thawilah memiliki fungsi lain, yaitu seorang muslim dapat mengetahui kapan dan bagaimana cara membaca mad silah thawilah pada bacaan Al-Qur’an. Hal ini tidak hanya mempermudah pembacaan Al-Qur’an, tetapi juga membantu dalam memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an.
Oleh karena itu, pengertian mad silah thawilah ini perlu dipahami oleh seluruh umat muslim yang ingin membaca Al-Qur’an dengan lancar, benar, dan merdu. Semoga artikel ini dapat menjadi sumber referensi yang bermanfaat dalam belajar tajwid dan pembacaan Al-Qur’an.
Jenis-jenis Mad
Mad Shilah dan Thawilah merupakan bagian penting dari tata bahasa Arab. Mad sendiri bermakna memanjangkan atau memperpanjangkan bacaan suatu huruf. Dalam tajwid, mad memiliki beberapa jenis seperti mad wajib (dharuri), mad jaiz, mad tamam atau mutakarib dan mad lazim harfi.
Mad Shilah dan Thawilah sendiri merupakan jenis-jenis dari mad tamam atau mutakarib. Mad tamam atau mutakarib sendiri didefenisikan sebagai memperpanjang huruf-mad yang berada di antara dua huruf yang berbeda sifatnya. Secara umum penggunaan mad tamam dalam tajwid dilakukan oleh pembaca ketika membaca ayat Alquran yang memiliki satu atau beberapa huruf mad yang memisahkan dua huruf yang berbeda.
Mad Shilah
Mad Shilah merupakan salah satu jenis mad tamam atau mutakarib. Dalam tajwid, mad shilah terjadi ketika ada satu huruf alif yang berada di tengah-tengah, maka pembaca harus memperpanjang bacaannya selama dua harakat fathah. Mad shilah terdiri dari dua macam yaitu:
- Mad Shilah Muthakkar
- Mad Shilah Muannats
Mad Shilah Muthakkar terjadi ketika huruf yang diletakkan di tengah-tengah itu bersambung ke kata selanjutnya. Contohnya terdapat di dalam Surat Al-Balad ayat 11 “Pahalanya adalah di sisinya”. Pada kata Haadzaa, huruf alif diletakan di tengah-tengah antara huruf Ha dan dad, sehingga harus memperpanjang bacaannya selama 2 harakat fathah. Mad Shilah Muannats terjadi ketika huruf yang diletakkan di tengah-tengah itu tidak bersambung ke kata selanjutnya. Salah satu contohnya terdapat di dalam Surat Al-Fil ayat 3 “Maka Allah mengirimkan pasukan burung Ababil”. Pada kata Ababil, huruf alif diletakan di tengah-tengah antara dua huruf ba sehingga harus memperpanjang bacaannya selama 2 harakat fathah.
Mad Thawilah
Mad Thawilah merupakan jenis mad tamam atau mutakarib berupa memperpanjang huruf mad yang berada di antara dua huruf hijaiyah yang berbeda. Mad Thawilah digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan penggunaannya dalam ayat Alquran, yaitu mad thawilah muntasil dan mad thawilah munfasil.
Mad thawilah muntasil terjadi ketika huruf yang diperpanjang tersebut bersambung ke huruf dari kata yang diucapkan selanjutnya. Salah satu contohnya terdapat di dalam Surat Al-A’raf ayat 135 “Maka bertasbihlah pada Allah ketika kamu selesai dari segala urusanmu”. Pada kata tuntasati, huruf ta berada diantara huruf mim dan sin sehingga harus memperpanjang bacaannya selama 6 harakat atau 2 harakat kasrah. Mad thawilah munfasil terjadi ketika huruf yang diperpanjang tersebut tidak bersambung ke huruf pada kata yang diucapkan selanjutnya. Salah satu contohnya terdapat di dalam Surat Al-Isra ayat 70 “Sesungguhnya orang yang bertakwa berada di antara kebun-kebun dan mata air”. Pada kata antara, huruf ra berada di antara huruf nun dan ta dan harus memperpanjang bacaannya selama 6 harakat atau 2 harakat kasrah.
Dalam pengucapan ayat Alquran, penggunaan Mad Shilah dan Thawilah sangat penting untuk memperjelas makna dari bacaan ayat Alquran. Sehingga meskipun penggunaannya terkesan rumit, namun dengan cara belajar yang tepat di harapkan umat Islam akan lebih mudah memahami dan menghafal tajwid.
Pengertian Shilah
Shilah adalah salah satu jenis mad dalam ilmu tajwid. Mad itu sendiri bisa didefinisikan sebagai prolongasi suara pada huruf-huruf yang memenuhi syarat tertentu. Sedangkan shilah merujuk pada mad yang disebabkan karena satu huruf yang berupa huruf kaf, lam, atau ba telah halqi dibelakangnya. Artinya, bunyi dari huruf tersebut keluar dari tenggorokan, dan setelahnya terdapat suara mad jika diikuti huruf yang memenuhi syarat mad.
Sebagai contoh, apabila terdapat lambang “كُنْتُ مَجْنُوْنًا” kata “majnuna” terdapat shilah, yaitu karena adanya huruf nun sesudah huruf jej (ج) yang halqi. Oleh karena itu, maka dihadapkan pada huruf ya (ي) yang memenuhi syarat untuk mad, sehingga mad tersebut disebut sebagai mad shilah.
Mad shilah sendiri memiliki dua jenis, yaitu mad shilah munfasilah dan mad shilah muttasilah
Mad Shilah Munfasilah
Mad shilah munfasilah adalah shilah yang memiliki satu huruf antara huruf halqi dan huruf yang diikuti oleh mad tersebut. Misalnya, jika terdapat bunyi halqi dari huruf kaf (ك) pada kata “kalimah” kemudian diikuti oleh huruf lam (ل) sebelum akhir kalimat, maka akan tercipta mad shilah munfasilah. Hal ini karena terdapat satu huruf (lam) yang memisahkan antara huruf halqi dan huruf yang diikuti oleh mad.
Shilah munfasilah juga dapat ditemukan dalam kasrah suatu kata. Sebagai contoh, “alamatihim”. Pada kata tersebut, terdapat bunyi halqi dari huruf kaf(ك) yang diikuti oleh huruf lam (ل) dan diakhiri dengan huruf ya (ي). Oleh karena itu, terdapat suara mad pada huruf ya, sehingga kata “alamatihim” terdapat mad shilah munfasilah.
Mad Shilah Muttasilah
Mad shilah muttasilah adalah shilah yang hanya memiliki satu huruf atau tidak ada huruf sama sekali antara huruf halqi dan huruf yang diikuti oleh mad tersebut. Contohnya dapat ditemukan pada bunyi halqi dari huruf ba (ب) pada kata “Abbasiyyun”. Pada kata tersebut, bunyi halqi dari huruf ba (ب) diikuti oleh huruf sin (س) tanpa adanya huruf lain yang memisahkan. Oleh karena itu, pada huruf sin (س) tersebut terdapat suara mad. Mad inilah yang disebut sebagai mad shilah muttasilah.
Mad shilah muttasilah juga dapat ditemukan pada kasrah suatu kata, seperti pada kata “faizin”. Bunyi halqi dari huruf kaf (ك) diikuti langsung oleh huruf za (ز) tanpa adanya huruf lainnya, sehingga pada huruf za (ز) tersebut terdapat suara mad yang dihasilkan dari bunyi halqi huruf kaf tersebut.
Itulah pengertian dan jenis-jenis mad shilah thawilah yang ada di dalam ilmu tajwid. Penting untuk memperhatikan jenis-jenis mad ini agar pengucapan bacaan Al-Quran menjadi lebih baik dan benar. Semoga artikel ini bermanfaat!
Jenis-jenis Shilah
Shilah adalah salah satu konsep dalam bahasa Arab yang seringkali ditujukan dalam kajian al-Qur’an. Pengertian shilah adalah keadaan atau kondisi lisan ketika huruf terakhir diantara dua kalimah bertemu dengan huruf pertama kalimah selanjutnya. Dalam pandangan tajwid, keadaan tersebut akan mempengaruhi cara membaca atau melafalkan Ayat al-Qur’an. Ada beberapa jenis shilah yang perlu dikenal, diantaranya adalah:
Mad Shilah
Mad shilah adalah salah satu jenis shilah yang terjadi ketika huruf terakhir dari satu kalimah bertemu dengan huruf pertama kalimah selanjutnya dan dalam hubungan Ayat terdapat tanda mad lazim atau tanda mad wajib. Ketika huruf tersebut bertemu dan terdapat tanda mad, maka pembacaan Ayat harus membentangkan atau memanjangkan lamanya bacaan sesuai dengan tanda mad yang tercantum dalam mushaf. Hal ini berlaku baik pada mad lazim atau mad wajib.
Mad Thawilah
Mad thawilah adalah keadaan terjadinya shilah pada satu kalimah diikuti huruf wa (و) dan selanjutnya diikuti dengan huruf ya (ي). Pada kondisi ini, hukum membaca Ayat menurut tajwid adalah dilafalkan dengan panjang yang dua kali lebih lama dari biasanya. Seperti yang ditunjukkan dalam ayat “وَكَانُوْا يَصْبَٰحُوْنَ عَلَىٰ مَا يَفْعَلُوْنَ” (QS. Al-Zariyat: 17).
Shilah Qashirah
Shilah qashirah adalah keadaan terjadinya huruf-huruf yang ada pada dua kata berbeda dimana huruf terakhir dari kata pertama dan huruf pertama dari kata kedua ialah huruf hijaiyah yang sama, maka dalam membaca Ayat, pembaca hanya memberi satu tanda tasydid.
Shilah Kubra
Shilah kubra adalah keadaan terjadinya shilah pada dua kalimah. Pada kondisi ini terdapat huruf lam (ل) yang berada pada huruf kedua kalimah setelah huruf shilah. Dalam membaca ayat berjudul shilah kubra, pembacaan akan dilafalkan dengan lambat dan diberikan tanda mad.
Jenis-jenis shilah tersebut perlu diketahui oleh setiap orang yang ingin mendalami ilmu tajwid. Dalam mempelajari shilah, memang sebaiknya tidak hanya dipelajari dari teks atau buku-buku saja, namun lebih baik jika juga dipelajari langsung dengan pewakil tajwid yang ahli di bidangnya. Melatih shilah dapat memberikan manfaat besar dalam membaca ayat suci al-Qur’an agar lebih lancar dan merdu.
Pengertian Thawilah
Thawilah adalah salah satu bentuk atau jenis dari mad yang ada pada ilmu tajwid. Mad thawilah sering dijumpai saat membaca Al-Quran, terutama pada bacaan yang mempunyai banyak huruf mad. Ada beberapa pengertian yang dapat dijabarkan tentang mad thawilah.
1. Mad Thawilah adalah suatu jenis mad yang terletak pada salah satu huruf dhammah (ُ) atau fathah (َ). Mad thawilah terjadi ketika setelah diikuti oleh huruf ya (ي) atau wau (و) dalam satu kata.
2. Thawilah berasal dari kata al-thowl, yang artinya cukup lama. Mad thawilah terjadi karena lama atau panjangnya waktu iqfa pada huruf-huruf tersebut sehingga memanjang dan semakin lebar. Dalam ilmu tajwid, panjang dan lebar huruf tersebut harus dibaca dengan cara yang benar dan sesuai.
3. Mad Thawilah disebut juga mad lazim karena cukup sering dijumpai dalam Al-Quran. Selain itu, bentuk mad thawilah juga tergolong mudah untuk dipahami, apalagi bagi orang yang sudah terbiasa dengan ilmu tajwid.
4. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mengaplikasikan mad thawilah. Syarat-syarat tersebut antara lain: huruf yang diikuti ya atau wau harus mempunyai harokat yang sama, yaitu harus tanda kasrah (ِ) atau dhammah (ُ) atau fathah (َ). Selain itu, huruf yang diikuti ya atau wau tersebut harus mempunyai sukun (ْ) atau harokat yang terletak di atas huruf alif (ا) atau hamzah (ء).
5. Teknik membaca yang tepat pada mad thawilah adalah membaca secara panjang dan lantang. Ada beberapa contoh bacaan yang mempunyai huruf mad thawilah, antara lain pada surat Al-Fatihah ayat ke 1, 3, 4, 5, 6, serta pada surat Al-Baqarah ayat ke 65 dan 77. Oleh karena itu, penting bagi setiap umat muslim untuk mempelajari mad thawilah agar dapat membaca Al-Quran dengan benar dan sesuai dengan tajwid yang sebenarnya.
Dalam ilmu tajwid, pengertian dan penerapan mad thawilah memang cukup penting. Dalam membaca Al-Quran, setiap huruf, kata, dan ayat memiliki nilai dan makna yang sangat dalam. Dengan mempelajari mad thawilah, kita akan dapat membaca ayat-ayat Al-Quran dengan benar dan sekaligus juga memahami maknanya secara mendalam.
Jadi itulah pengertian dari mad shilah thawilah yang dapat membuat pembaca memahami secara detail mengenai hal tersebut. Banyak sekali pengertian dan contohnya yang bisa dipelajari serta diterapkan dalam membaca Al-Qur’an, sehingga sangat disarankan bagi umat Muslim untuk mempelajari hal ini dengan baik dan benar. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca sekalian dan selalu melakukan amalan yang baik. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.