Pengertian Komunitas Menurut Para Ahli

Selamat datang kepada pembaca setia, dalam artikel ini kita akan membahas mengenai pengertian komunitas menurut para ahli. Komunitas merupakan salah satu bentuk kehidupan sosial yang terbentuk dari sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam hal tertentu, baik itu hal kepentingan, tujuan, hobi, maupun latar belakang. Sehingga, membahas mengenai pengertian komunitas yang disampaikan oleh para ahli merupakan hal yang penting untuk menambah wawasan dan pemahaman kita tentang pentingnya keberadaan suatu komunitas serta apa saja yang menjadi dasar pembentukan komunitas tersebut.

Pengertian Komunitas dari Perspektif Sosiologi

Komunitas merupakan salah satu objek studi yang menjadi fokus para sosiolog dalam mempelajari hubungan sosial manusia. Menurut para ahli sosiologi, pengertian komunitas dapat diartikan sebagai suatu bentuk masyarakat kecil yang memiliki karakteristik yang unik, terdiri atas interaksi antarindividu, dan saling memahami dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada lingkungan mereka.

Jika dilihat dari perspektif sosiologi modern, komunitas dianggap sebagai sebuah wadah yang membentuk hubungan sosial yang saling mempengaruhi antarindividu. Terdapat beberapa ciri utama yang menggambarkan sebuah komunitas dari perspektif sosiologi, diantaranya:

  1. Terdiri atas sekelompok individu yang saling berinteraksi
  2. Memiliki struktur sosial yang terorganisir
  3. Terikat oleh sistem nilai dan norma yang dijadikan sebagai pedoman bersama dalam kehidupan sehari-hari
  4. Mempunyai tujuan dan orientasi yang sama dalam mencapai kesejahteraan bersama
  5. Adanya interaksi dan saling ketergantungan antarindividu dalam mengambil keputusan

Dalam perspektif sosiologi, terdapat dua jenis komunitas, yaitu komunitas primordial dan komunitas kontinjen. Komunitas primordial adalah suatu komunitas dengan dasar relasi yang bersifat tradisional dan bersifat penuh dengan emosi. Komunitas jenis ini biasanya berdasarkan kesamaan etnis, agama, atau bahasa. Sedangkan, komunitas kontinjen adalah jenis komunitas yang berasal dari pertemuan individu yang saling memiliki kepentingan yang sama saja, meski latar belakang mereka sangat beragam.

Dalam sebuah komunitas, terdapat beberapa aktor sosial yang turut mempengaruhi terbentuknya sebuah kesatuan sosial. Di antaranya adalah struktur sosial, institusi sosial, elit, dan tokoh masyarakat. Struktur sosial mengacu pada pola hubungan sosial antarindividu yang bersifat tetap dan berulang, seperti status dan peran sosial. Institusi sosial, seperti agama, pendidikan, atau politik, berfungsi untuk membentuk dan mengontrol perilaku anggotanya. Sementara itu, elit dan tokoh masyarakat, memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk arah tujuan dan norma komunitas.

Perubahan dan modernisasi merupakan tantangan yang kerap dihadapi oleh sebuah komunitas. Seiring perkembangan zaman, teknologi dan globalisasi, beberapa komunitas dapat mengalami penurunan atau kehilangan nilai-nilai kearifan lokalnya dan lebih terbuka terhadap budaya luar. Hal ini biasanya menimbulkan konflik internal dan perpecahan dalam komunitas.

Dalam konteks Indonesia, terdapat begitu banyak contoh komunitas baik di tingkat desa, kota, maupun nasional yang memiliki potensi besar untuk berkembang. Melalui pemahaman yang kuat tentang esensi dan karakteristik sebuah komunitas, para ahli sosiologi diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih penting bagi perkembangan masyarakat Indonesia yang lebih maju dan berkualitas.

Konsep Komunitas Menurut Ahli Psikologi

Komunitas merupakan istilah yang umum dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pada umumnya, komunitas diartikan sebagai kelompok orang yang memiliki kesamaan minat atau kepentingan tertentu. Namun menurut ahli psikologi, konsep komunitas lebih dari sekadar kelompok orang yang berkumpul secara acak, akan tetapi berkaitan erat dengan skenario sosial dan psikologis. Para ahli psikologi sepakat bahwa konsep komunitas merupakan pola hubungan sosial dan psikologis antara individu yang memiliki nilai-nilai, kepercayaan, dan tujuan bersama.

Menurut Bagian Psikologi dan Sosiologi Humanis di Amerika Serikat, komunitas dipahami sebagai sekumpulan orang yang terlibat dalam interaksi sosial dan memiliki beberapa karakteristik, seperti saling ketergantungan, saling pengaruh, dan memiliki persamaan di antara anggota kelompok. Ditambah lagi, komunitas juga dapat berfungsi sebagai sumber dukungan emosional dan pemenuhan kebutuhan individu.

John P. Wilson, seorang ahli psikologi sosial, memandang komunitas sebagai lingkungan sosial yang dinamis dan berubah sepanjang waktu. Wilson mencontohkan, ketika ada perubahan dalam lingkungan perumahan atau ke bijakan bantuan kesehatan, akan memengaruhi dinamika dalam komunitas. Ia juga menyatakan bahwa komunitas merupakan faktor penting dalam menentukan kesejahteraan individu. Apabila suatu komunitas mampu memberikan persepsi keamanan, dukungan emosional yang stabil, serta keteraturan dalam berkumpul, maka individu yang terlibat dalam komunitas tersebut dapat merasakan kesejahteraan.

Sementara itu, seorang psikolog sosial bernama Seymour B. Sarason merumuskan bahwa komunitas terdiri dari tiga unsur vital: interaksi sosial, kerjasama, dan dukungan. Sarason mengatakan bahwa interaksi sosial akan membentuk jalinan hubungan yang saling mempengaruhi di antara anggota komunitas. Kerja sama akan muncul ketika anggota kelompok bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan dukungan akan membantu individu dalam mengatasi tekanan, kesulitan, dan rasa tidak nyaman yang mungkin muncul.

Dari beberapa pandangan ahli psikologi, dapat disimpulkan bahwa konsep komunitas adalah bentuk keterikatan sosial dan psikologis antara sekelompok orang. Hal ini terbentuk melalui interaksi sosial yang mempengaruhi anggota kelompok, kerjasama, dan dukungan. Komunitas juga berperan sebagai sumber dukungan emosional dan pemenuhan kebutuhan individu, serta penting dalam menentukan kesejahteraan individu.

Keberadaan komunitas memengaruhi kesejahteraan individu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut riset yang dilakukan oleh Arbuckle dan Ginsberg pada tahun 2001, individu yang terlibat dalam komunitas memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk merasa bahagia dan merasa puas dengan hidupnya. Selain itu, keterlibatan dalam komunitas juga bisa menjadi faktor pencegah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memiliki keterlibatan dalam komunitas yang sesuai dengan minat dan kebutuhan. Keterlibatan dalam komunitas tidak harus berbentuk kegiatan formal, bisa juga melalui kegiatan-kegiatan dalam lingkungan sekitar atau hobi tertentu. Terlibat dalam komunitas diharapkan dapat memberikan dukungan emosional dan pemenuhan kebutuhan, serta memberikan pengaruh positif bagi kesejahteraan individu.

Pandangan Ahli Antropologi Mengenai Komunitas

Komunitas dipandang sebagai salah satu entitas sosial yang terbentuk dari interaksi sosial antara individu atau kelompok di dalam suatu wilayah tertentu. Pandangan para ahli antropologi terhadap komunitas juga menjelaskan bahwa komunitas dapat menjadi wadah bagi individu untuk mengembangkan identitas sosial, nilai-nilai budaya, serta norma dan adat istiadat yang menjadi ciri khas masyarakat setempat.

Menurut Zulfa Sakinah dari Universitas Airlangga, komunitas merupakan suatu kelompok sosial yang memiliki kesamaan dalam mengadopsi nilai-nilai budaya dan norma tertentu. Para anggota komunitas juga memiliki hubungan yang terjalin secara emosional dan saling membantu satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun karakteristik lain dari komunitas adalah adanya struktur sosial, hirarki, dan sistem norma yang menjadi dasar dalam mengorganisir kegiatan atau aktivitas masyarakat setempat.

Dalam pandangan ahli antropologi lainnya, seperti Clifford Geertz, komunitas merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang terbentuk dari simbol-simbol dan makna yang dirasakan oleh masyarakat setempat. Geertz juga menyebutkan bahwa komunitas memiliki peran penting sebagai entitas sosial yang mempertahankan adat istiadat dan nilai-nilai budaya yang menjadi identitas dari suatu kelompok masyarakat.

Sama halnya dengan Geertz, Melford Spiro juga berpendapat bahwa komunitas adalah bagian dari kebudayaan yang terbentuk dari simbol-simbol, nilai, dan norma yang diadopsi oleh masyarakat setempat. Namun, Spiro menekankan bahwa komunitas juga dapat diartikan sebagai sistem yang terdiri dari agama, politik, atau ekonomi yang menjadi pondasi dalam membangun identitas dan kehidupan masyarakat setempat.

Dalam pandangan ahli antropologi lainnya, seperti Talcott Parsons, komunitas dipandang sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki fungsi-fungsi tersendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Parsons juga menekankan bahwa komunitas merupakan entitas sosial yang terorganisir dengan ciri khas tertentu, dan dapat membentuk identitas sosial individu serta membangun keterikatan emosional di antara anggotanya.

Melihat dari pandangan para ahli antropologi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunitas merupakan entitas sosial yang terbentuk dari interaksi antara individu atau kelompok dalam suatu wilayah. Komunitas juga memiliki karakteristik tersendiri, seperti adanya norma dan nilai yang menjadi ciri khas masyarakat setempat serta adanya struktur sosial dan sistem hirarki dalam mengorganisir kegiatan atau aktivitas masyarakat setempat.

Selain itu, pandangan para ahli antropologi juga menekankan bahwa komunitas berperan penting dalam membangun identitas sosial individu dan mempertahankan nilai-nilai budaya serta adat istiadat yang menjadi ciri khas masyarakat setempat. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai warga masyarakat untuk memperkuat kedekatan dan solidaritas dalam berkomunitas guna menjaga kelestarian identitas budaya serta meningkatkan kesejahteraan bersama.

Definisi Komunitas dalam Bidang Penelitian Sosial

Komunitas dalam bidang penelitian sosial memiliki banyak pengertian yang berbeda. Secara umum, komunitas diartikan sebagai sekelompok orang yang tinggal bersama dalam suatu wilayah atau daerah tertentu, memiliki kesamaan sosiokultural, dan memiliki interaksi sosial yang terjalin di antara mereka.

Namun, para ahli memiliki pengertian yang lebih spesifik tentang konsep komunitas dalam bidang penelitian sosial. Berikut adalah beberapa pengertian komunitas menurut para ahli:

1. Tönnies

Menurut Tönnies, komunitas atau Gemeinschaft adalah kelompok sosial yang didasarkan pada hubungan pribadi dan kekerabatan antar anggotanya. Komunitas penuh dengan nilai-nilai tradisional dan kehidupan di dalamnya lebih diatur oleh norma-norma sosial daripada oleh undang-undang. Sedangkan, Masyarakat atau Gesellschaft adalah kelompok sosial yang dihubungkan oleh kepentingan atau fungsi bersama.

2. Ferdinand Tönnies

Sedangkan menurut Ferdinand Tönnies, komunitas dapat didefinisikan sebagai kelompok sosial yang didasarkan pada hubungan sosial yang kuat dan di dalamnya terdapat perasaan saling menjadi satu. Komunitas biasanya memiliki hubungan yang erat antara anggotanya, baik itu dalam hal kekerabatan, agama, budaya, atau faktor lainnya.

3. Amitai Etzioni

Amitai Etzioni mendefinisikan komunitas sebagai sebuah struktur sosial yang terdiri dari sejumlah orang yang memiliki tujuan, kepercayaan, atau tujuan bersama serta saling bergantung satu sama lain. Etzioni juga membedakan antara komunitas geografis dengan komunitas relasional. Komunitas geografis merujuk pada kelompok orang yang tinggal di suatu daerah atau lingkungan tertentu, sedangkan komunitas relasional terdiri dari kelompok orang yang terhubung oleh hubungan sosial seperti teman, keluarga, atau rekan kerja.

4. Robert Park

Robert Park, seorang sosiolog dari Amerika Serikat, lebih menghubungkan konsep komunitas dengan urbanisasi. Dia mengemukakan bahwa komunitas adalah suatu entitas sosial yang terbentuk di kota-kota besar, sebagai hasil dari pertemuan antara berbagai kelompok etnis, budaya dan agama yang berbeda. Menurut Park, komunitas bukanlah suatu kesatuan yang statis, namun lebih terbentuk sebagai hasil dari perubahan sosial dan dinamika antar kelompok yang terus berubah di dalam kota-kota besar.

Itulah beberapa pengertian komunitas yang berbeda menurut para ahli dalam bidang penelitian sosial. Memahami konsep komunitas terutama di era globalisasi saat ini menjadi sangat penting untuk memahami dinamika interaksi sosial yang terjadi di masyarakat dan berperan penting dalam menunjang pengambilan keputusan dan pengembangan program-program pembangunan sosial.

Secara Umum, Apa Itu Komunitas?

Komunitas adalah kelompok orang yang memiliki tujuan, minat, atau karakteristik yang sama dan berkumpul untuk saling mendukung dan berinteraksi satu sama lain. Komunitas dapat ditemukan di mana saja, mulai dari lingkungan kerja, keluarga, hingga komunitas online di media sosial. Menurut para ahli, ada beberapa pengertian komunitas yang dapat dijelaskan secara lebih mendalam.

Pengertian Komunitas Menurut Para Ahli

1. Ferdinand Tonnies (1855-1936)

Komunitas menurut Ferdinand Tonnies adalah suatu bentuk masyarakat tradisional yang didasarkan pada hubungan sosial yang kuat, kekerabatan, dan kebersamaan. Dalam komunitas, individu saling mengenal satu sama lain dan memiliki keterikatan emosional yang kuat. Komunitas juga memiliki pola pikir dan budaya yang turun temurun.

2. Emile Durkheim (1858-1917)

Menurut Emile Durkheim, komunitas adalah kelompok sosial yang memiliki norma dan nilai yang sama serta memiliki organisasi sosial yang terstruktur. Dalam komunitas, individu mematuhi peraturan yang ada demi merawat kestabilan sosial. Misalnya, komunitas agama yang memegang teguh ajaran-ajaran agama.

3. Robert Park (1864-1944)

Robert Park mendefinisikan komunitas sebagai kelompok orang yang hidup dalam wilayah geografis yang sama dan berinteraksi satu sama lain. Dalam komunitas, individu saling berkaitan dan bergantung satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Park juga menekankan pentingnya interaksi sosial dalam membentuk komunitas yang solid.

4. Max Weber (1864-1920)

Menurut Max Weber, komunitas adalah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar kesamaan budaya, agama, atau nilai sosial. Komunitas memiliki tujuan bersama dan memperkuat keterikatan satu sama lain melalui pembagian nilai, norma, serta cara pandang. Weber juga menekankan pentingnya keteraturan dan organisasi sosial dalam membentuk komunitas yang sukses.

5. George Homans (1910-1989)

George Homans mendefinisikan komunitas sebagai kelompok orang yang memiliki tujuan tertentu dan memperkuat keterikatan sosial dalam mencapai tujuan tersebut. Dalam komunitas, individu saling berinteraksi dan saling memberikan dukungan untuk mencapai kesuksesan bersama. Homans juga menekankan pentingnya sistem reward dan punishment dalam membentuk komunitas yang solid.

Dari pengertian komunitas yang dijelaskan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komunitas adalah kelompok orang yang saling berinteraksi, mendukung satu sama lain, dan memiliki kesamaan tujuan, nilai, atau karakteristik. Komunitas dapat ditemukan di lingkungan kerja, keluarga, hingga komunitas online di media sosial.

Komunitas juga memainkan peran penting dalam membentuk identitas individu, memperkuat keterikatan sosial, dan memenuhi kebutuhan psikologis manusia akan rasa memiliki dan disertai. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk terlibat dalam komunitas yang sehat dan positif guna mencapai tujuan bersama, memperkuat keterikatan sosial, serta menikmati manfaat dari interaksi sosial.

Demikianlah penjelasan tentang pengertian komunitas menurut para ahli. Komunitas adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki karakteristik, kepentingan, atau tujuan yang sama. Penting untuk memahami definisi komunitas agar dapat melakukan interaksi dan berpartisipasi aktif dalam unsur-unsur penting di dalamnya. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi pembaca dan memperkaya pengetahuan tentang komunitas. Terima kasih telah membaca artikel ini.