Pengertian dan Contoh Majas Litotes

Salam sejahtera para pembaca yang budiman! Apakah kalian pernah mendengar tentang majas litotes? Bagi yang belum tahu, majas ini termasuk salah satu dari banyak majas atau gaya bahasa dalam bahasa Indonesia. Namun, mungkin sebagian dari kita belum begitu familiar dengan istilah ini. Oleh karena itu, pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam tentang pengertian dan contoh dari majas litotes.

Pengertian Majas Litotes

Majas Litotes adalah salah satu teknik bahasa yang digunakan dalam sastra dan karya tulis. Majas Litotes adalah suatu pernyataan perbandingan yang diungkapkan dengan cara menyatakan sikap ilmiah, namun tetap memperlihatkan kekuatan dan eksistensi pernyataan tersebut. Majas Litotes digunakan untuk membandingkan sebuah peristiwa dengan peristiwa lainnya, namun dengan cara yang lebih halus dan tak langsung.

Majas Litotes adalah bentuk penyataan yang diungkapkan melalui pengurangan yang disengaja dari nilai atau makna kata yang tampil. Makna yang dihasilkan oleh pengurangan tersebut tidaklah kecil, namun lebih bersifat menegaskan suatu kesimpulan. Dalam menggunakan Majas Litotes, biasanya terdapat unsur makna yang bersifat mengurangi, merendahkan, atau mengecilkan arti dan nilai dari sesuatu.

Contoh penggunaan Majas Litotes dalam kalimat:

1. “Tidak jelek” (arti sebenarnya: Cantik)

2. “Tidak besar” (arti sebenarnya: Kecil)

3. “Tidak buruk” (arti sebenarnya: Bagus)

4. “Tidak sulit” (arti sebenarnya: Mudah)

5. “Tidak sedikit” (arti sebenarnya: Banyak)

6. “Tidak kecil” (arti sebenarnya: Besar)

7. “Tidak merugikan” (arti sebenarnya: Menguntungkan)

8. “Tidak aneh” (arti sebenarnya: Biasa)

Dalam penggunaannya, Majas Litotes dikombinasikan dengan beberapa simbol, berupa pengurangan nilai atau kondisi yang dihasilkan dari pengurangan tersebut. Misalnya: menggunakan kata “tidak” yang artinya negasi atau penolakan, pengurangan atau penambahan nilai yang dihasilkan dari kata-kata tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperkuat makna yang ada dalam kalimat, namun tetap memberikan kesan halus dan elegan.

Majas Litotes digunakan dalam karya sastra dan bahasa sehari-hari untuk memberikan kesan lebih halus dalam menyampaikan suatu makna atau pesan. Dalam karya sastra, penggunaan Majas Litotes berguna dalam menciptakan kesan mystique atau keajaiban dalam penulisan cerita. Oleh karena itu, penggunaan Majas Litotes telah menjadi suatu teknik bahasa yang lazim digunakan dalam sastra dan tulisan kreatif.

Dalam kehidupan sehari-hari, Majas Litotes juga sering digunakan dalam percakapan. Hal ini berguna untuk memperkuat makna dari suatu pernyataan, namun tetap menjaga kehalusan dan elegan dalam berbicara. Penggunaan Majas Litotes akan memperlihatkan kepandaian seseorang dalam menyampaikan makna dari sebuah kalimat, dan akan membantu dalam memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

Demikianlah, Majas Litotes merupakan suatu teknik bahasa yang sangat berguna dalam sastra dan karya tulis. Penggunaannya akan memberikan kesan halus dan elegan dalam menyampaikan suatu makna atau pesan, sekaligus memperkuat makna dan pesan tersebut.

Ciri dan Contoh Penggunaan Majas Litotes

Majas Litotes adalah salah satu majas yang sering digunakan dalam karya sastra atau bahasa Indonesia sehari-hari. Majas Litotes mengandung maksud yang bertolak belakang dengan kata-kata yang sebenarnya digunakan. Dalam bahasa Inggris, Litotes berasal dari kata Greek “Litotikos” yang mengandung arti “mengurangi”. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, Litotes diartikan sebagai kebalikan dari kata “lebih atau berlebihan”.

Ciri-ciri Majas Litotes adalah:

  • Digunakan untuk membesar atau memperkecil suatu makna.
  • Digunakan untuk membuat suatu pernyataan yang dinilai lebih kuat.
  • Memperlihatkan kehalusan penulis dalam mengungkapkan makna suatu pernyataan dengan menghindari kata-kata yang terlalu keras atau menyerang.
  • Memiliki ketertarikan penulis untuk membuat keadaan lebih menarik atau mengejutkan.

Contoh penggunaan Majas Litotes:

  1. Situasi sekarang tidak terlalu cerah.
  2. Majes Litotes pada kalimat diatas menunjukkan keadaan yang sebenarnya kurang baik atau cerah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi efek buruk dari kalimat yang seharusnya dihindari.

  3. Ibu mungkin sedikit keberatan untuk mengatakan kebenaran.
  4. Majes Litotes pada kalimat diatas menunjukkan bahwa ibu memang tidak menyukai kebenaran.

  5. Bicara dengan seseorang yang paling sedikit tertarik dengan suatu topik.
  6. Majes Litotes pada kalimat ketiga menunjukkan bahwa orang yang dianggap sebagai target pembicaraannya mungkin sama sekali tidak tertarik dengan topik yang diangkat, ketimbang hanya sedikit tertarik.

  7. Badai itu lumayan besar.
  8. Majes Litotes pada kalimat diatas menunjukkan bahwa badai tersebut sangat besar.

  9. Toko buku itu lumayan lengkap.
  10. Majas Litotes pada kalimat kelima menunjukkan bahwa toko buku tersebut sangat lengkap.

Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Majas Litotes dapat memberikan efek yang lebih kuat pada suatu kalimat, membuatnya terkesan lebih halus dan elegan tanpa mengurangi kualitas serta inti pesan yang ingin disampaikan. Dalam membuat kalimat, kita perlu menghindari kata-kata yang terlalu kasar, karena hal tersebut dapat menimbulkan kesan yang kurang baik serta berbahaya.

Perbedaan Antara Majas Litotes dengan Majas Kiasme

Majas atau gaya bahasa adalah cara kreatif untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dari gaya bahasa biasa. Salah satu dari berbagai jenis majas adalah litotes, yang muncul ketika sebuah konsep atau gagasan diungkapkan melalui pengurangan atau pemangkasan makna.”Membuat seseorang merasa nyaman” adalah contoh dari litotes, yang pada dasarnya mencoba menyampaikan pesan bahwa tindakan tersebut membuat seseorang bahagia.

Di sisi lain, kiasme melibatkan pengulangan kata dalam dua kalimat, suku kata, atau sepotong kalimat yang disusun secara berlawanan. Sebagai contoh, “Aku beli buku, dan buku itu membuatku belajar” adalah bentuk kiasme.

Perbedaan antara litotes dan kiasme terletak pada cara masing-masing memengaruhi makna dalam konteks tertentu. Litotes biasanya menjadikan konsep abstrak menjadi lebih konkret dan tepat, sedangkan kiasme menekankan hubungan antara konsep.

Dalam kasus litotes, penggunaannya cenderung menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Hal ini menyebabkan litotes sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, seperti dalam iklan atau slogan. Contoh lain dalam penggunaan litotes adalah “Tidak buruk” atau “Tidak terlalu kecil”. Dalam hal ini, litotes dibuat untuk menyampaikan pengertian yang lebih halus dan tidak menggurui.

Sementara itu, kiasme terutama digunakan dalam sastra dan puisi untuk memberikan efek tertentu pada pembaca. Penggunaan kiasme tidak selalu mudah untuk dipahami dan dapat membutuhkan tingkat pemahaman yang lebih tinggi atau lebih sensitif terhadap konsep-konsep terkait. Sebagai contoh, “Aku makan apel, bukan buku” adalah bentuk kiasme yang memperkuat perlawanan antara dua konsep yang sangat berbeda.

Dalam bahasa Indonesia, majas litotes sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, seperti, “Tidak jelek” atau “Tidak terlalu mahal”. Sedangkan kiasme lebih sering digunakan dalam puisi atau karya sastra, seperti, “Aku bertemu dengan jiwaku, dan jiwaku menangis.”

Terlepas dari perbedaan ini, penting untuk diingat bahwa keduanya dapat digunakan untuk memberikan efek tertentu pada pembaca atau pendengar. Penting untuk memilih majas yang sesuai dengan tujuan dan konteks dari pesan Anda. Dengan memahami perbedaan antara litotes dan kiasme, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi secara efektif.

Keunggulan Majas Litotes dalam Menyampaikan Makna

Majas litotes atau figur retorika litotes adalah suatu teknik dalam bahasa Indonesia yang dapat digunakan untuk mengurangi intensitas suatu pernyataan dengan cara meminimalkan penggunaan kata-kata atau ungkapan yang cukup kuat. Secara sederhana, orang sering menganggap litotes sebagai kebalikan dari hiperbola karena penggunaan kata-kata yang merendahkan suatu pernyataan. Artikel ini akan membahas keunggulan majas litotes dan juga beberapa contohnya.

1. Meminimalkan Pernyataan yang Terlalu Berlebihan

Ketika kita ingin menyampaikan suatu pernyataan yang terkadang bisa terasa berlebihan, majas litotes dapat menjadi pilihan yang tepat dalam menyampaikan makna. Kita sering menemukan orang yang terlalu bersemangat dan mengeluarkan pernyataan yang berlebihan, namun majas litotes dapat membantu dalam mengurangi keintensitasan pernyataan tersebut. Contohnya dengan menggunakan “Tidak buruk” sebagai bentuk majas litotes dari “Baik”.

2. Memperjelas Makna dari Suatu Pernyataan

Majas litotes juga dapat digunakan untuk memperjelas makna dari suatu pernyataan. Dalam beberapa kasus, terdapat kemungkinan suatu pernyataan dapat diartikan dalam beberapa cara yang berbeda. Dengan menggunakan majas litotes, makna dari pernyataan tersebut menjadi lebih jelas dan tidak mengundang salah pengertian. Contohnya dengan menggunakan “Tidak mudah”, dapat memperjelas makna “Sulit”.

3. Meningkatkan Kesan Kesantunan dalam Berbicara

Majas litotes juga dapat membantu dalam meningkatkan kesan kesantunan dalam berbicara. Dalam bahasa Indonesia, terkadang kata-kata yang terlalu kuat dapat terdengar terlalu tegas atau kasar. Dengan mengurangi intensitas pernyataan melalui majas litotes, kesan santun dan sopan pun tercipta. Contohnya, mengubah pernyataan “Saya sangat tidak senang dengan kamu” menjadi “Saya tidak begitu senang dengan kamu”.

4. Menghindari Kesalahan dalam Berbicara

Pemakaian majas litotes juga dapat membantu dalam menghindari kesalahan dalam berbicara. Terkadang, penggunaan kata-kata yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan kesalahan karena makna pernyataan tersebut menjadi terlalu ekstrim. Dalam hal ini, majas litotes dapat membantu dalam memilih kata-kata yang tepat dan tidak terlalu berlebihan. Contohnya dengan menggunakan “Tidak terlalu mahal” daripada “Murah” dalam menyatakan harga suatu barang.

Majas litotes merupakan sebuah cara yang efektif dalam menyampaikan makna suatu pernyataan dengan cara mengurangi intensitas dari penulisan kata-kata atau ungkapan. Hal ini memberikan suatu kesan kesantunan dalam berbicara dan juga membantu dalam menghindari kesalahan dalam berbicara. Oleh karena itu, sebagai seorang penulis atau pembicara yang baik, kita harus memahami keunggulan majas litotes dan penggunaannya dalam berbahasa Indonesia.

Implementasi Majas Litotes dalam Karya Sastra Modern

Majas Litotes merupakan salah satu gaya bahasa dalam sastra yang menggunakan penggunaan kata-kata yang tidak berlebihan untuk menggambarkan situasi atau objek tertentu. Majas ini sering digunakan dalam sastra modern untuk mencapai efek tertentu dalam karya sastra. Berikut adalah implementasi Majas Litotes dalam karya sastra modern.

1. Menggambarkan keadaan sosial-ekonomi masyarakat

Dalam beberapa karya sastra modern, penggunaan Majas Litotes digunakan untuk menggambarkan keadaan sosial-ekonomi masyarakat yang hancur. Dalam novel karya Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia, tokoh Minke menggambarkan keadaan rumahnya yang sederhana dengan kalimat “Rumah ini sangat besar dan juga sangat kecil”. Ungkapan ini memperlihatkan kontras keadaan sosial-ekonomi Minke yang rendah, ditunjukkan dari ukuran rumahnya yang besar tetapi sederhana. Penggunaan Majas Litotes dalam karya sastra ini tidak hanya memperlihatkan kontras tetapi juga mampu menggambarkan keadaan sosial-ekonomi masyarakat dengan empati dan rasa mengenaskan yang mendalam.

2. Menciptakan suasana mencekam dalam karya horor

Penggunaan Majas Litotes dalam karya sastra juga digunakan dalam genre horor untuk menciptakan suasana yang mencekam. Dalam novel Susunan Seri Warisan karya Risa Saraswati, tokoh Maya menggambarkan suasana mencekam dengan kalimat “Tak ada suara sama sekali, tapi aku bisa merasakan bahwa ada sesuatu di sini”. Ungkapan ini memperlihatkan ketegangan dalam suasana dengan tidak menggunakan kata-kata berlebihan. Penggunaan Majas Litotes dalam novel horor mampu menciptakan efek suasana yang mencekam, tetapi tetap memberikan pilihan bagi pembaca untuk berimajinasi tentang seramnya suasana tersebut.

3. Memberikan efek kekaguman dalam karya tokoh fiktif

Dalam karya fiksi, penggunaan Majas Litotes digunakan untuk memberikan efek kekaguman pada tokoh fiktif. Dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, tokoh Fahri menggambarkan kekaguman pada Maria dengan kalimat “Dia memikat mataku, dia mencuri hatiku”. Ungkapan ini tidak menggunakan deskripsi atau kata-kata berlebihan untuk menggambarkan kekaguman Fahri kepada Maria, namun mampu memberikan gambaran yang cukup tentang efek kekaguman yang mendalam pada karakter itu.

4. Membuat kisah cinta lebih romantis

Penggunaan Majas Litotes dalam karya sastra juga digunakan untuk membuat kisah cinta menjadi lebih romantis. Dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, tokoh Ikal menggambarkan perasaannya pada Arai dengan kalimat “Hidup terasa lebih baik ketika kau ada di sana”. Ungkapan ini tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan dalam menyampaikan perasaan Ikal pada Arai, namun mampu memberikan efek romantis pada pembaca.

5. Memberikan olok-olok dalam sastra humor

Penggunaan Majas Litotes dalam sastra humor juga bisa digunakan untuk memberikan olok-olok pada topik tertentu. Hal ini ditemukan pada beberapa karya sastra modern, seperti drama karya W.S. Rendra, Bekisar Merah. Dalam drama itu terdapat kalimat, “Gedung di depan mataku ini seperti formasi Lalat Siwa dan Wisnu lagi gayung bersambut.” Ungkapan ini mengolok-olok kalangan elit yang membuat bangunan secara sembarangan tanpa memperhatikan konsep keserasian bangunan itu sendiri. Penggunaan Majas Litotes dalam sastra humor mampu mengekspos kelemahan manusia dengan cara yang menyenangkan dan mudah diterima oleh pembaca.

Dalam kesempatan yang berbeda, Majas Litotes tidak hanya digunakan dalam sastra untuk menggambarkan kontras dalam situasi dan kondisi, tetapi juga sebagai cara sederhana dan ringkas dalam menyampaikan sesuatu yang kompleks. Penggunaan Majas Litotes dalam karya sastra modern memperlihatkan kepiawaian penulis dalam mengolah kata untuk mencapai efek tertentu dan mengekspos kelemahan manusia dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh pembaca.

Semoga dengan mengenal pengertian dan contoh dari majas litotes ini, pembaca dapat lebih memperkaya kosa kata dan memperluas kemampuan berbahasa. Litotes adalah salah satu bentuk majas yang cukup sering digunakan dalam percakapan sehari-hari yang terkadang tanpa disadari. Dengan memahami bentuk dan fungsinya, kita dapat membangun komunikasi yang lebih efektif dan menghindari salah interpretasi. Jangan ragu untuk melatih keterampilan berbahasa, dan jangan lupa untuk selalu mencari ilmu yang bermanfaat.