Pengertian Kelompok Sosial Menurut Emile Durkheim

Halo sobat pembaca! Apa kabar? Di tengah maraknya isu sosial yang seringkali mengemuka dalam kehidupan sehari-hari, penting bagi kita untuk memahami konsep kelompok sosial agar kita dapat memahami secara lebih mendalam struktur sosial di sekitar kita. Dalam hal ini, Emile Durkheim, seorang sosiolog Prancis, memiliki pandangan yang unik tentang pengertian kelompok sosial. Nah, seperti apa sih pengertian kelompok sosial menurut pendapat Emile Durkheim? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Pengenalan Emile Durkheim sebagai Sosiolog Terkemuka

Emile Durkheim adalah seorang sosiolog terkemuka yang hidup di Prancis pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Dia dianggap sebagai salah satu dari tiga tokoh bapa sosiologi, bersama dengan Karl Marx dan Max Weber. Durkheim lahir pada 1858 di Epinal, Prancis Timur dan meninggal pada 1917. Selama hidupnya, ia meningkatkan pemahaman kita tentang kepentingan kelompok sosial dan masalah sosial melalui pendekatan fungsionalisnya.

Pada awalnya, Durkheim dididik dalam lingkungan studi agama dan filosofi. Selama beberapa waktu, ia diberi tahu oleh para guru terkemuka di bidang tersebut seperti Auguste Comte dan Ferdinand Toennies. Hal ini membantunya membentuk visi dunia yang kuat dan memperkenalkannya pada masalah sosial.

Setelah menyelesaikan studinya, Durkheim memimpin departemen sosial di Sorbonne, Paris. Ini menjadi pusat studi sosial terkemuka di dunia pada masa itu. Durkheim terus meneliti dan menulis di sana sepanjang sisa hidupnya, menghasilkan banyak karya besar yang membentuk pemikiran tentang sosiologi.

Salah satu kontribusi penting Durkheim dalam sosiologi adalah pemahamannya tentang kelompok sosial. Menurutnya, kelompok sosial memiliki kekuatan yang dapat memengaruhi individu untuk bertindak secara kolektif. Ini membuka jalan bagi pemahaman tentang perilaku manusia dalam suatu kelompok. Bagi Durkheim, kelompok sosial adalah entitas yang lebih besar dari individu yang membentuk mereka. Kelompok sosial ini memiliki norma, nilai, dan aturan yang harus diikuti oleh setiap anggota.

Dalam karyanya yang terkenal “The Rules of Sociological Method” atau “Aturan Metode Sosiologi”, Durkheim menjelaskan konsep “kesadaran kolektif” yang berarti pemahaman bersama tentang nilai dan norma. Dia percaya bahwa kesadaran kolektif ditentukan oleh keterikatan individu pada kelompok sosial. Lebih lanjut, Durkheim percaya bahwa norma dan nilai tersebut harus dibawakan oleh setiap anggota kelompok sosial, yang melembagakan perubahan sosial dalam kelompok.

Durkheim berpendapat bahwa kelompok sosial dapat dibagi menjadi dua jenis kontrak sosial, yakni mekanis (mekanistis) dan organik. Kelompok sosial mekanis, seperti kelompok tradisional, memiliki kesadaran kolektif yang sangat kuat dan mengharuskan anggotanya untuk mengikuti norma-norma. Contohnya, kelompok suku asli di Amazon atau Afrika memiliki kesadaran kolektif yang kuat di mana anggotanya harus mengambil bagian dalam tradisi dan upacara yang diikuti oleh kelompok secara rutin.

Di sisi lain, kelompok sosial organik seperti kelompok dalam masyarakat modern lebih terfragmentasi dan memiliki integritas sosial yang lebih rendah. Ini membuat individu lebih sulit diatur oleh kesadaran kolektif. Kelompok dalam masyarakat modern lebih individualis sehingga mereka mengelompokkan diri berdasarkan kepentingan mereka sendiri, bukan karena kesamaan nilai atau norma.

Dengan demikian, kontribusi Durkheim pada pengertian kelompok sosial sangat penting bagi pemahaman sosiologi. Dia menghubungkan perilaku individu dengan kelompok sosial yang mereka ikuti dan pemahaman kolektif mereka terhadap norma dan aturan kelompok sosial tersebut.

Kelompok Sosial dan Peranannya dalam Masyarakat

Terkadang kita merasa cukup sulit untuk memahami konsep kelompok sosial. Secara sederhana, kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi tersebut dapat meliputi segala macam perilaku sosial yang terjadi dalam lingkup kelompok. Kelompok sosial tidak hanya terjadi dalam masyarakat, tetapi juga dapat terbentuk dalam lingkup keluarga, organisasi, atau bahkan hanya sebagai teman dalam lingkup pergaulan pribadi.

Pentingnya kelompok sosial terletak pada peran serta kontribusinya dalam membentuk identitas sosial seseorang serta masyarakat yang lebih besar. Identitas sosial seseorang dipengaruhi oleh aspek-aspek seperti agama, budaya, kesetiaan, tanggung jawab, dan bahasa, yang semuanya dapat dipelajari melalui proses interaksi dalam kelompok sosial.

Salah satu pemikir sosial yang paling dikenal yang memiliki kontribusi dalam memperjelas konsep kelompok sosial tersebut adalah Emile Durkheim. Menurut Durkheim, kelompok sosial adalah segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan kita yang dapat mempengaruhi dan membentuk perilaku manusia dalam masyarakat.

Menurut Durkheim, kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Tipe kelompok sosial yang pertama adalah kelompok primer. Kelompok ini meliputi keluarga, teman dekat, dan lingkungan sekitar. Kelompok primer biasanya memiliki hubungan emosional yang kuat dan menjadi tempat di mana individu belajar cara berinteraksi dengan orang lain.

Sementara itu, kelompok sosial yang kedua adalah kelompok sekunder. Kelompok sekunder meliputi organisasi, institusi pendidikan, dan lingkungan kerja. Berbeda dengan kelompok primer, kelompok sekunder memiliki hubungan yang lebih formal dan tidak selalu bersifat emosional. Kelompok tersebut memainkan peran yang lebih terstruktur dalam masyarakat.

Dalam konteks masyarakat, kelompok sosial dapat memainkan peran yang penting dalam membentuk nilai serta norma-norma yang terdapat dalam masyarakat. Norma-norma tersebut biasanya diterapkan oleh kelompok sosial dalam rangka menjaga kesatuan dan kestabilan masyarakat. Berbagai norma tersebut dapat mencakup nilai-nilai yang bersifat religius maupun sosial.

Dalam lingkup kelompok sosial, individu juga dapat belajar berbagai keterampilan serta nilai-nilai sosial yang dapat membantunya untuk hidup dalam masyarakat. Selain itu, dengan adanya kelompok sosial, manusia juga dapat merasakan rasa kepercayaan dan kedekatan yang dapat membantu mereka dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan mereka.

Hal penting lainnya yang dimainkan oleh kelompok sosial di dalam masyarakat adalah pembentukan dan pemilihan pemimpin. Kelompok sosial dapat memilih pemimpin mereka sendiri yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan mereka secara efektif. Pemimpin tersebut tidak hanya memainkan peran dalam membantu kelompok mencapai tujuannya, tetapi juga dalam menjalin hubungan antara kelompok sosial dengan masyarakat lebih luas.

Secara keseluruhan, kelompok sosial memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk identitas sosial seseorang dan membantu individu untuk hidup dalam masyarakat. Selain itu, kelompok sosial juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas masyarakat dan memilih pemimpin yang tepat untuk mewakili mereka. Konsep kelompok sosial yang diperkenalkan oleh Emile Durkheim memang cukup sulit untuk dipahami pada awalnya, tetapi dengan pemahaman yang tepat, manusia dapat belajar bagaimana berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya untuk hidup lebih baik dalam masyarakat.

Definisi Kelompok Sosial Menurut Emile Durkheim

Emile Durkheim adalah seorang sosiolog terkemuka dari Prancis yang sangat memperhatikan fungsi sosial di dalam masyarakat. Salah satu konsep dasarnya adalah tentang Kelompok Sosial. Menurut Durkheim, Kelompok Sosial adalah sekelompok individu yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan bersama.

Dalam tinjauan Durkheim, pengertian kelompok sosial memiliki elemen-elemen penting. Pertama, anggotanya mempunyai kesamaan minat, kepentingan, dan tujuan. Kedua, para anggotanya melakukan interaksi dan berkomunikasi demi mencapai tujuan bersama. Kelompok sosial tentu sangat banyak ragam dan jenisnya, mulai dari lingkungan kerja, keluarga, agama, dan lain-lain.

Dalam kajiannya, Durkheim membedakan tiga macam kelompok: kelompok mekanik, kelompok organik, dan kelompok bersifat anomi. Kelompok mekanik adalah kelompok yang terbentuk karena kesamaan kebudayaan, tradisi dan nilai-nilai yang mereka anut. Mereka memiliki keseragaman dalam melakukan interaksi dan ketergantungan yang tinggi dalam kelangsungan hidup kelompok. Lebih jauh, Durkheim menyebut kelompok mekanik sebagai kelompok kecil, terdiri dari orang yang memiliki kebiasaan dan nilai-nilai yang sama.

Sementara itu, kelompok organik adalah kelompok yang dibentuk berdasarkan kerja sama untuk mencapai tujuan yang kompleks. Kelompok organik terdiri dari banyak anggota yang memiliki fungsi tertentu dalam mencapai tujuan bersama. Contoh kelompok organik bisa ditemukan di masyarakat modern, seperti sebuah perusahaan yang terdiri dari berbagai unit yang masing-masing memiliki fungsinya.

Dalam perkembangannya, kelompok organik juga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena berbagai jenis perubahan baik dari sisi eksternal maupun internal. Perkembangan ini juga membuat anggota kelompok sering kali tidak dapat berinteraksi satu sama lain secara langsung, melainkan melalui teknologi komunikasi seperti email atau video konferensi.

Selanjutnya, kelompok bersifat anomi adalah kelompok yang tidak memiliki tujuan dan aturan yang jelas yang mengikat anggotanya. Kelompok jenis ini biasanya dianggap sebagai kelompok kejahatan, karena anggotanya sering tidak bertanggung jawab atas tingkah laku mereka. Kelompok anomi cenderung menjalankan tingkah laku merusak, tidak sopan dan mengacaukan tatanan sosial di masyarakat.

Menurut Durkheim, semua jenis kelompok sosial ini memiliki fungsi sosial yang berbeda-beda. Lebih jauh, Durkheim menekankan bahwa kelompok sosial di dalam masyarakat dapat berinteraksi satu sama lain dengan harmonis jika mereka saling menghargai dan mempunyai kesadaran tugas sosial yang sama. Oleh karena itu, memahami kelompok sosial dapat membantu kita memahami struktur dan fungsi masyarakat.

Dalam kesimpulannya, kelompok sosial menurut Emile Durkheim merupakan salah satu konsep dasar dalam sosiologi. Kelompok sosial dapat dibedakan menjadi tiga jenis kelompok berdasarkan kesamaan minat, kepentingan, dan tujuan. Masing-masing jenis kelompok memiliki fungsi sosial yang berbeda-beda, yang dapat mempengaruhi tatanan masyarakat. Oleh karena itu, memahami konsep-konsep dasar dalam sosiologi seperti kelompok sosial bisa membantu kita memenangkan tantangan dalam masyarakat yang majemuk.

Tipe-tipe Kelompok Sosial Menurut Emile Durkheim

Emile Durkheim, seorang sosiolog berkebangsaan Prancis yang hidup pada abad ke-19, melakukan penelitiannya terhadap kelompok sosial dalam masyarakat modern. Ia menemukan bahwa kelompok sosial merupakan elemen penting yang membentuk dasar masyarakat. Berikut adalah jenis-jenis kelompok sosial menurut Emile Durkheim:

1. Kelompok Mekanis dan Organik

Dalam teorinya tentang solidaritas sosial, Durkheim membagi kelompok sosial menjadi dua jenis yakni kelompok mekanis dan organik. Kelompok mekanis adalah kelompok yang solidaritasnya berdasarkan homogenitas, yaitu individu dalam kelompok memiliki sifat dan nilai yang sama. Contoh kelompok mekanis adalah kaum agraris di pedesaan. Sementara itu, kelompok organik adalah kelompok yang solidaritasnya didasarkan pada perbedaan tugas, yaitu masing-masing anggota kelompok mempunyai peran yang berbeda. Contoh kelompok organik adalah masyarakat modern.

2. Kelompok Primer dan Sekunder

Durkheim juga membagi kelompok sosial menjadi kelompok primer dan sekunder. Kelompok primer terdiri dari orang-orang yang bergaul langsung, seperti keluarga atau teman dekat. Kelompok ini memiliki ikatan yang kuat dan bersifat emosional. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang tidak memiliki hubungan langsung, seperti organisasi atau klub. Kelompok ini bersifat rasional dan bergantung pada tujuan tertentu.

3. Kelompok Formal dan Informal

Kelompok formal adalah kelompok sosial yang diatur oleh tata hukum dan norma-norma tertentu. Kelompok formal biasanya memiliki aturan yang jelas dan struktur yang terorganisir. Contoh kelompok formal adalah pemerintahan, perusahaan, atau institusi pendidikan. Sedangkan kelompok informal adalah kelompok yang tidak diatur oleh aturan resmi dan norma-norma tertentu. Contoh kelompok informal adalah kelompok teman sebaya, kelompok pecinta musik, atau kelompok olahraga.

4. Kelompok Referensi dan Kelompok Afektif

Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang memberikan patokan bagi individu untuk menentukan perilakunya. Anggota kelompok referensi sering kali menjadi model bagi anggota lainnya. Contoh kelompok referensi adalah kelompok suku bangsa, kelompok agama, atau kelompok profesi. Sedangkan kelompok afektif adalah kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang yang saling mencintai atau menyukai, seperti keluarga atau pasangan romantis. Kelompok ini bersifat emosional dan memiliki ikatan kasih sayang yang kuat.

Dalam masyarakat modern, kelompok sosial memiliki peran penting dalam membentuk identitas dan orientasi individu. Melalui kelompok sosial, individu dapat membangun hubungan sosial dan memenuhi kebutuhan sosialnya. Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas, tidak semua kelompok sosial memiliki karakteristik yang sama. Oleh karena itu, pemahaman terhadap jenis-jenis kelompok sosial menurut Emile Durkheim dapat membantu dalam memahami dinamika kelompok sosial dalam masyarakat modern.

Implikasi Teori Kelompok Sosial Durkheimian Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

Emile Durkheim adalah seorang sosiolog Perancis yang terkenal dengan kontribusinya dalam membangun teori tentang kelompok sosial. Menurut Durkheim, kelompok sosial adalah setiap kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang saling memengaruhi satu sama lain. Kehadiran kelompok sosial sangat penting dalam kehidupan sosial masyarakat karena memberikan dampak signifikan dalam pembentukan identitas dan norma sosial. Berikut adalah implikasi teori kelompok sosial Durkheimian terhadap kehidupan sosial masyarakat:

1. Identitas Sosial Masyarakat Terbentuk Melalui Kelompok Sosial

Menurut Durkheim, kelompok sosial adalah tempat individu belajar untuk mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari anggota kelompok itu. Dalam kelompok ini, individu belajar norma, nilai, dan perilaku tertentu yang akhirnya membentuk identitas sosial mereka sebagai anggota kelompok itu. Sebagai contoh, seseorang yang tumbuh dalam keluarga religius cenderung membangun identitas yang sesuai dengan nilai dan norma keluarga mereka, seperti melakukan kegiatan beribadah secara rutin.

2. Kelompok Sosial Membentuk Solidaritas Sosial

Menerapkan konsep solidaritas sosial dalam masyarakat, Durkheim juga menggambarkan kelompok sosial sebagai sarana pembentukan dan pembentukan solidaritas sosial. Menurutnya, ada dua jenis solidaritas sosial: solidaritas mekanis dan organic.

Solidaritas mekanis terbentuk melalui ketergantungan individu terhadap kelompok mereka, sementara solidaritas organic terbentuk melalui ketergantungan individu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat lebih luas. Dalam kehidupan sehari-harinya, individu membentuk kelompok sosial yang memiliki tugas dan peran tertentu dalam masyarakat. Melalui interaksi dalam kelompok, mereka membangun hubungan solidaritas dan ketergantungan satu sama lain sehingga membentuk hubungan yang kuat dalam masyarakat.

3. Konflik Antar Kelompok Sosial

Dalam teori Durkheim, konflik antar kelompok sosial selalu terjadi. Konflik terjadi ketika anggota kelompok merasa norma, nilai, dan kepentingan mereka tidak diakui oleh kelompok lain. Ini dapat terjadi antara kelompok etnis, kelompok agama, dan kelompok politik. Konflik antar kelompok dapat menimbulkan perubahan sosial dalam masyarakat, baik secara positif atau negatif. Namun, ketika konflik ini bergejolak dan menyebabkan kekacauan serta anarki, maka dapat membahayakan stabilitas kehidupan sosial masyarakat.

4. Kelompok Sosial Mempengaruhi Kepatuhan Individu terhadap Norma Sosial

Menurut Durkheim, kelompok sosial memainkan peran penting dalam mempengaruhi kepribadian dan perilaku individu. Dalam suatu kelompok, individu belajar untuk menghargai nilai, norma, dan aturan yang berlaku dalam kelompok tersebut, sehingga mereka mematuhi norma sosial yang ada dalam kelompok. Selain itu, ekspektasi sosial kelompok terhadap individu juga memicu terbentuknya perilaku sesuai dengan norma.

5. Teori Kelompok Sosial Durkheimian Membentuk Keterlibatan dalam Masyarakat

Menurut pandangan Durkheim, kelompok sosial berperan sebagai sarana untuk memperkuat rasa keterlibatan dalam masyarakat. Dalam masyarakat modern, warga tidak lagi mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari kelompok sosial tradisional, seperti kelompok agama atau keluarga. Oleh karena itu, kelompok sosial yang memiliki sifat lebih universal dan abstrak, seperti negara dan masyarakat luas, dianggap sebagai kelompok sosial baru yang terbentuk dalam masyarakat modern. Keterlibatan dalam kelompok ini diperlukan untuk menopang suatu sistem yang stabil dan menjamin kebahagiaan bersama.

Secara keseluruhan, teori kelompok sosial Durkheimian memberikan pandangan penting pada pentingnya kelompok sosial dalam kehidupan masyarakat. Kelompok sosial memiliki peran penting dalam pembentukan identitas sosial, solidaritas sosial, keterlibatan dalam masyarakat, serta berpengaruh pada kepribadian dan perilaku individu. Namun, tetap perlu diingat bahwa konflik antar kelompok sosial juga terjadi dan dapat menimbulkan perubahan sosial yang signifikan.

Sekian artikel singkat mengenai pengertian kelompok sosial menurut Emile Durkheim. Dari penjelasan di atas, dapat kita pahami bahwa kelompok sosial memang sangat penting bagi kehidupan kita sebagai manusia. Kita tidak bisa hidup sendiri dan memerlukan orang lain untuk bertukar pikiran, berkomunikasi, berinteraksi dan saling membantu. Emile Durkheim sangat memperhatikan fungsi kelompok sosial dalam masyarakat dan menganggap bahwa kelompok sosial sangat penting untuk menjaga stabilitas masyarakat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca dan semakin membuat kita memahami pentingnya kelompok sosial dalam kehidupan kita.