Pengertian Ijma dan Contohnya

Selamat datang, pembaca setia! Artikel kali ini akan membahas tentang pengertian ijma dalam Islam dan contohnya. Ijma adalah salah satu sumber hukum Islam yang memiliki arti kesepakatan para ulama dalam menentukan suatu hukum atau keputusan. Ijma dianggap sebagai sumber hukum tertinggi ketiga setelah Al-Quran dan Sunnah. Dalam artikel ini, kamu akan mengetahui definisi lengkap tentang ijma serta beberapa contoh penerapan ijma dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Ijma

Ijma merupakan salah satu konsep penting dalam Islam. Kata “ijma” sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya “kesepakatan”. Dalam konteks Islam, istilah ijma merujuk pada kesepakatan para ulama tentang hukum syariat yang diambil dari sumber-sumber Al-Quran dan Hadis. Dengan kata lain, ijma dianggap sebagai salah satu sumber hukum yang tercermin dalam ajaran Islam.

Secara lebih rinci, ijma atau kesepakatan ulama terjadi ketika sebuah pendapat atau fatwa dinyatakan sebagai kesepakatan oleh mayoritas ulama dalam suatu masalah hukum. Kesepakatan ini biasanya didasarkan pada interpretasi yang lebih bersifat konservatif terhadap kitab suci Islam. Oleh karena itu, setiap fatwa yang dihasilkan oleh ijma harus berdasarkan pada Al-Quran dan Hadis.

Ijma juga dikenal sebagai salah satu pilar dalam proses ijtihad, yakni proses interpretasi dan aplikasi prinsip-prinsip hukum Islam. Meskipun ijma terlihat seperti sebuah organisasi formal, namun kenyataannya ia hanya merujuk pada kesepakatan informal yang dihasilkan oleh para ulama di seluruh penjuru dunia. Kesepakatan ini membentuk basis hukum adat dan praktik keagamaan di seluruh dunia.

Dalam praktiknya, ijma digunakan sebagai salah satu kaidah hukum Islam yang memiliki pengaruh besar dalam pembentukan hukum-hukum baru yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Namun, kesepakatan ijma bersifat tidak formal dan tidak ada bentuk badan yang mengawasi keputusan ijma. Oleh karena itu, para ulama umumnya melakukan diskusi dan bersidang untuk menyepakati poin-poin penting dalam ijma.

Contoh kasus penggunaan ijma dalam kehidupan sehari-hari salah satunya adalah masalah sholat. Ijma menetapkan bahwa sholat harus dilakukan lima kali sehari, yakni sholat subuh, dzuhur, ashar, magrib, dan isya. Meskipun dalam praktiknya, banyak orang yang tidak menunaikan sholat dengan benar, namun ijma tetap dijadikan dasar untuk menetapkan hukum syariat seputar sholat ini.

Di samping itu, ijma juga pernah digunakan untuk menentukan masalah penetapan waktu puasa. Ijma menetapkan bahwa puasa harus dilakukan selama bulan suci Ramadan. Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai metode penetapan waktu puasa, ijma tetap menjadi dasar yang digunakan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Seperti yang telah disebutkan di atas, ijma tidak selalu bersifat formal dan tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Namun, kesepakatan ulama dalam suatu masalah dapat memberikan pengaruh besar dalam pembentukan hukum syariat Islam. Oleh karena itu, ijma dianggap sebagai salah satu bentuk konsensus dalam Islam dan merupakan sumber hukum yang sah di samping Al-Quran dan Hadis.

Fungsi Ijma dalam Islam

Ijma merupakan salah satu sumber hukum Islam yang sangat penting dalam membentuk regulasi dalam kehidupan umat Islam. Ijma ini terbentuk dari pembahasan dan kesepakatan para ulama mengenai suatu masalah hukum. Ijma merupakan bentuk konsensus yang muncul di kalangan ulama dan digunakan sebagai sumber hukum Islam. Dalam artikel ini akan dijelaskan pengertian ijma dan contohnya serta fungsi dari ijma dalam Islam.

Pengertian Ijma

Ijma merupakan suatu kesepakatan ulama mengenai suatu masalah hukum dalam Islam. Para ulama sangat penting dalam membentuk ijma ini karena peran mereka sebagai pemegang otoritas dalam menetapkan hukum Islam. Ijma lebih mengarah pada suatu kesepakatan dalam sebuah urusan yang belum ada ketetapan di dalam Al Quran dan Hadis. Dalam Al Quran terdapat perintah untuk meminta fatwa kepada orang yang mempunyai pengetahuan. Dalam hal ini, ulama yang dimaksud.

Contoh-contoh Ijma

Contoh yang paling terkenal dari ijma adalah kesepakatan para ulama mengenai jumlah rakaat shalat. Hampir seluruh ulama sepakat bahwa shalat fardhu berjumlah empat rakaat pada dzuhur, ashar, dan isya. Kemudian, ketika terjadi perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat maghrib, dilakukanlah musyawarah yang menghasilkan kesepakatan bahwa shalat maghrib berjumlah tiga rakaat. Kesepakatan ini menjadi ijma dan dikenal di seluruh dunia sebagai aturan dalam menetapkan jumlah rakaat shalat. Hal ini membuktikan bahwa ijma merupakan salah satu sumber hukum Islam yang sangat berpengaruh dalam kehidupan umat Islam.

Fungsi Ijma dalam Islam

Ijma sebagai salah satu sumber hukum Islam memiliki beberapa fungsi penting dalam kehidupan umat Islam. Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari ijma dalam Islam:

1. Menjaga Kesatuan

Ijma sangat penting dalam menjaga kesatuan umat Islam. Dalam masalah-masalah yang timbul, ijma dapat digunakan sebagai cara untuk mencapai kesepakatan dan menghindari perpecahan di dalam umat Islam. Dengan ijma, umat Islam dapat mempertahankan kesatuan mereka dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini dapat memperkuat persatuan umat Islam dan menghindari terjadinya perpecahan yang merugikan bagi umat Islam.

2. Membentuk Regulasi

Ijma dapat digunakan untuk membentuk regulasi dalam kehidupan umat Islam. Contohnya adalah ijma mengenai jumlah rakaat shalat yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dalam hal ini, ijma digunakan untuk menetapkan suatu aturan terkait dengan praktik keagamaan. Ijma juga dapat digunakan untuk memberikan arahan dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial yang sering timbul di dalam kehidupan umat Islam. Hal tersebut adalah untuk menghindari persoalan yang terjadi antar sesama di dalam umat Islam.

3. Memperkuat Pengambilan Keputusan

Ijma juga dapat digunakan untuk memperkuat pengambilan keputusan dalam masalah yang timbul di dalam kehidupan umat Islam. Para ulama dapat berdiskusi mengenai suatu masalah dan mencapai suatu kesepakatan melalui musyawarah. Hal tersebut dapat memperkuat pengambilan keputusan dan meminimalkan terjadinya keputusan yang salah atau merugikan.

4. Menjaga Kualitas Fatwa

Ijma juga dapat digunakan untuk menjaga kualitas fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama. Dalam menjalankan tugasnya sebagai satu-satunya pemegang otoritas dalam mengeluarkan fatwa, para ulama sangat memperhatikan ijma dalam memberikan keputusannya. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kualitas fatwa dan memasukkan seluruh elemen ke dalam penjelasannya. Dengan adanya ijma, fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama dapat dipertanggungjawabkan oleh seluruh umat Islam.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian ijma dan contohnya serta fungsi dari ijma dalam Islam. Ijma merupakan salah satu sumber hukum Islam yang sangat berpengaruh dalam kehidupan umat Islam. Oleh karena itu, para ulama harus memperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan mereka dalam menjalankan tugasnya dalam membentuk ijma yang berkualitas. Hal ini dapat membawa manfaat yang besar bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.

Cara Terjadinya Ijma

Sebagai salah satu sumber hukum Islam selain Al-Quran dan hadis, ijma memiliki pengertian yang sangat penting dalam pandangan umat Muslim. Ijma merupakan kesepakatan ulama terkait suatu masalah yang menjadi rujukan dalam menetapkan keputusan atau fatwa. Namun, bagaimana sebenarnya cara terjadinya ijma dan apa saja contohnya? Berikut penjelasannya:

1. Metode Ijma

Pertama-tama, ijma merupakan hasil kesepakatan ulama Muslim dalam menetapkan suatu hukum agama. Metode yang digunakan untuk mencapai ijma biasanya dilakukan dengan berbagai cara, seperti berkumpulnya sejumlah ulama yang membahas suatu masalah di dalam Majelis Tarjih atau di dalam Koordinasi Roisah. Para ulama akan saling berdiskusi dan memperdebatkan masalah tersebut sampai tercapai kesepakatan.

Dalam mencapai kesepakatan, para ulama biasanya mencari penjelasan pada kitab-kitab kuning atau literatur literatur hukum Islam lainnya. Mereka akan membahas berbagai pandangan dalam literatur tersebut dan mencoba untuk memperluas pemahaman mereka, sebelum akhirnya tercapai kesepakatan yang sah. Setelah mencapai kesepakatan, ulama akan menerbitkan buku-buku hukum sebagai panduan bagi umat Muslim di seluruh wilayah.

2. Contoh Ijma

Contoh pertama dari ijma yaitu terkait dengan larangan terhadap riba. Ulama umat Muslim menyepakati bahwa riba merupakan sesuatu yang dilarang dalam Islam dan harus dihindari. Dalam sejumlah hadis dan ayat Al-Quran juga dijelaskan bahwa riba merupakan salah satu tindakan dosa dan terkutuk. Kesepakatan ulama seputar larangan riba ini juga tertuang dalam berbagai literatur hukum Islam, seperti kitab kuning atau Al-Majmu.

Contoh lainnya yang terkait dengan ijma adalah tentang salat wajib yang harus dilakukan oleh umat Muslim. Para ulama menyepakati bahwa ada lima waktu salat wajib yang harus dilaksanakan berdasarkan pandangan agama Islam. Salat wajib ini menjadi salah satu kewajiban umat Muslim dalam menjalankan ibadahnya sehari-hari. Petunjuk mengenai salat wajib ini juga terdapat dalam Al-Quran dan Hadis.

Selain itu, ijma juga diambil sebagai referensi utama dalam masalah fatwa. Fatwa merupakan hasil kajian ulama yang menetapkan suatu masalah tertentu berdasarkan pemahaman literatur agama Islam secara mendalam. Fatwa biasanya dikeluarkan dalam bentuk tulisan dan memiliki kekuatan yang sama dengan putusan pengadilan. Namun, keabsahan fatwa biasanya dipertimbangkan berdasarkan ijma di antara para ulama Islam.

Dengan demikian, ijma memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan hukum dan fatwa dalam agama Islam. Kesepakatan ulama mengenai suatu masalah menjadi rujukan bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah dan berprilaku sehari-hari. Oleh karena itu, bijaklah dalam mencari sumber informasi terkait hukum Islam yang berlaku, untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Macam-Macam Ijma

Ijma adalah salah satu sumber hukum Islam yang dihasilkan dari kesepakatan para ulama tentang satu masalah. Ijma terdiri dari berbagai macam jenisnya yang dapat digunakan dalam berbagai bidang. Berikut adalah jenis-jenis ijma:

1. Ijma Sahabat

Ijma Sahabat adalah ijma yang dihasilkan oleh para Sahabat Nabi Muhammad SAW. Ijma ini dianggap sebagai ijma yang paling otentik karena para Sahabat yang terlibat langsung dengan Rasulullah SAW dan disebutkan dalam Al-Quran. Contoh dari ijma Sahabat adalah perihal kemenangan dan kekalahan dalam perang, perihal memerangi orang yang murtad, dan sebagainya.

2. Ijma Tabiin

Ijma Tabiin diperoleh dari kesepakatan para ulama generasi kedua setelah Sahabat. Para ulama Tabiin memberikan penjelasan dan memahami ajaran Islam, serta melahirkan ijma yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan dalam masalah yang berkaitan dengan agama. Contoh dari ijma Tabiin adalah perihal shalat jum’at, zakat, dan puasa.

3. Ijma Madzhab

Ijma Madzhab atau ijma Mazhab adalah kesepakatan ulama dari suatu mazhab dalam mengeluarkan fatwa atau ijtihad. Ijma ini biasanya dihasilkan oleh ulama yang memiliki pengaruh besar dalam mazhab yang diikuti oleh orang banyak. Contoh dari ijma Madzhab adalah perihal shalat tarawih dan tata cara membaca Al-Quran.

4. Ijma Ulama Kontemporer

Ijma Ulama Kontemporer adalah ijma yang dihasilkan oleh ulama pada masa sekarang yang mengikuti atau mengembangkan mazhab yang sudah ada. Ijma ini dihasilkan dari pengamatan dan pemahaman para ulama terhadap kondisi masyarakat dan perkembangan zaman. Salah satu contoh dari ijma ulama kontemporer adalah perihal fatwa mengenai fiqh muamalah terkait e-commerce atau perdagangan online.

5. Ijma Ummat

Ijma Ummat atau ijma masyarakat adalah ijma yang dihasilkan oleh kesepakatan para umat Islam secara umum atau mayoritas. Ijma ini dibentuk oleh para ulama yang terlibat dalam dinamika sosial masyarakat dan menyampaikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dari ijma ummat adalah perihal hukuman bagi penjahat dan halal-haramnya sebuah makanan atau minuman.

Jenis-jenis ijma di atas adalah beberapa contoh dari kesepakatan para ulama tentang suatu masalah dalam agama Islam. Dalam pengambilan keputusan, pengamatan terhadap ijma ini juga menjadi penting karena dapat memperkuat kesahihan suatu hukum Islam yang diambil. Namun, untuk menjadikan suatu ijma sah, harus memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu kesepakatan, kesaktian, dan berkaitan dengan masalah ri’ayyah (kepentingan umum).

Contoh Kasus Ijma Dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, pengertian ijma dapat ditemukan pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari keputusan masyarakat hingga sebagai dasar hukum. Berikut beberapa contoh kasus ijma dalam kehidupan sehari-hari:

1. Adat Istiadat

Salah satu contoh penggunaan ijma dalam kehidupan sehari-hari adalah pada adat istiadat. Adat istiadat sering kali dikaitkan dengan pengambilan keputusan bersama yang dibuat oleh pemuka adat, yang dianggap sebagai sumber hukum yang sahih. Contohnya ialah dalam perkawinan, dimana masyarakat setempat harus menemui persetujuan dari para pemuka adat terlebih dahulu. Jika tanpa izin para pemuka adat, maka pernikahan tersebut tidak dianggap sah.

2. Keputusan Kelompok Masyarakat

Penerapan ijma juga dapat ditemukan dalam keputusan kelompok masyarakat. Misalnya, apabila sebuah kelompok masyarakat ingin membangun sebuah masjid, maka biasanya mereka akan berkumpul untuk berdiskusi dan mencapai kesepakatan bersama. Keputusan yang diambil berdasarkan kesepakatan tersebut, dianggap sebagai ijma dari kelompok masyarakat tersebut. Dalam hal ini, pemimpin kelompok biasanya akan memimpin proses pencapaian ijma, dan menjadi duta untuk melaporkan hasil ijma kepada pengambil kebijakan atau publik.

3. Pengambilan Keputusan Bersama dalam Islam

Pengambilan keputusan berdasarkan ijma juga terdapat dalam ajaran Islam. Ijma dalam Islam, merupakan kesepakatan para ulama dalam menentukan hukum yang bersifat baru dan belum pernah ada. Ijma biasanya dibuat oleh para ulama, dimana mereka berdiskusi dan saling berpendapat untuk mencapai keputusan yang bersifat umum dan mengikat.

4. Kerja Sama Dalam Kelompok

Kerjasama dalam sebuah kelompok juga sering kali membutuhkan kesepakatan bersama atau ijma. Dalam hal ini, ijma merupakan sebuah konsep yang memungkinkan sebuah kelompok untuk mencapai keputusan bersama. Contohnya, ketika sebuah tim proyek di sebuah perusahaan ingin mencapai target dalam waktu tepat. Untuk mencapai hal tersebut, setiap anggota tim harus sama-sama berkontribusi untuk menentukan strategi terbaik dan melakukan keputusan bersama dalam menjalankan proyek tersebut.

5. Rekomendasi dan Keputusan Dalam Pengambilan Keputusan Organisasi

Organisasi biasanya membutuhkan keputusan bersama yang diambil secara kolektif, dan dalam situasi tersebut, ijma dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai kesepakatan. Ijma sering digunakan dalam konteks rekomendasi dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Contohnya, ketika sebuah perusahaan ingin mengambil keputusan besar seperti merger atau akuisisi, maka tim yang terlibat akan berdiskusi dan mencari kesepakatan bersama untuk memutuskan apakah keputusan ini layak atau tidak.

Dalam kesimpulannya, pengertian ijma memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Pengambilan keputusan bersama melalui ijma dapat membantu mencapai kesepakatan bersama dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat atau organisasi. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk memahami tentang pengertian ijma dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sekarang kamu sudah tahu tentang pengertian ijma dan contohnya. Ijma adalah kesepakatan para ulama dalam hal-hal yang belum diatur di dalam Al-Quran atau hadis. Contohnya, masalah zakat fitrah yang akhirnya disepakati untuk dibayar dengan jumlah tertentu seperti sekarang ini. Penting bagi kita untuk memahami konsep ijma dan menghargai hasil kesepakatan para ulama. Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang agama Islam. Terima kasih telah membaca sampai akhir.