Pengertian Arthrosis: Kerusakan pada Sendi dan Sumbatan Tulang

Halo pembaca! Apakah kamu pernah merasa nyeri dan kaku di bagian sendi tubuhmu? Mungkin saja itu merupakan gejala dari arthrosis. Arthrosis adalah kondisi medis yang terjadi akibat kerusakan pada sendi dan tulang yang dapat mengakibatkan sumbatan dan terjadinya rasa sakit yang luar biasa. Hal ini akan mengganggu aktivitas harianmu dan membuatmu merasakan ketidaknyamanan. Di artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai pengertian arthrosis dan bagaimana cara mengatasi kondisi medis yang satu ini. Simak terus ya!

Pengertian Arthrosis

Arthrosis atau osteoarthritis adalah suatu penyakit yang menyerang sendi dan tulang rawan di tubuh manusia. Arthrosis ditandai dengan penurunan kualitas tulang rawan, hilangnya jaringan tulang rawan, sampai memunculkan benjolan baru yang disebut osteofit pada area yang terkena arthrosis.

Arthrosis merupakan penyakit yang seringkali terjadi pada orang tua, tetapi juga dapat terjadi pada orang yang lebih muda. Penyakit ini bisa terjadi pada sendi siku, lutut, tulang belakang, sendi bahu, dan pinggul. Karena serangan penyakit ini yang terjadi pada tulang rawan, maka gejalanya dapat dirasakan dengan nyeri pada sendi yang terkena arthrosis dan merasa kaku.

Selain itu, orang yang menderita arthrosis juga bisa merasakan adanya suara kerikil-kerikil pada sendi. Suara tersebut sering kali dirasakan ketika otot atau sendi digerakkan.

Penyakit arthrosis merupakan penyakit kronis yang bisa memburuk seiring bertambahnya usia. Penyakit ini juga bisa membuat penderitanya kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena merasakan nyeri dan kekakuan pada sendi yang terkena arthrosis.

Penyebab terjadinya arthrosis juga bisa disebabkan karena adanya faktor risiko tertentu seperti obesitas, cedera pada sendi, aktivitas fisik yang berlebihan, dan dari faktor keturunan. Namun, seringkali penyebab terjadinya arthrosis tidak diketahui secara pasti.

Arthrosis seringkali berjalan lambat, dan gejalanya bisa bertambah sulit ketika kerusakan pada tulang rawan yang terkena arthrosis semakin parah. Penderita yang menderita arthrosis dapat merasakan nyeri yang berlebihan ketika aktivitas harian membuat tulang rawan tersentuh dan terus menerus digunakan. Nyeri ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau berkala.

Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang dapat mendukung munculnya gejala arthrosis. Faktor-faktor ini dapat memicu timbulnya arthrosis pada seseorang. Beberapa faktor tersebut adalah umur yang semakin bertambah, gangguan metabolisme, adanya infeksi pada sendi, kelainan pada bentuk sendi, dan penggunaan obat-obatan jangka panjang dengan dosis tertentu.

Untuk mendiagnosis adanya arthrosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan juga tes seperti x-ray, scan MRI, dan CT-scan. Tes tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi pada sendi dan tulang rawan yang menerima dampak oleh arthrosis.

Meskipun penyakit arthrosis tidak dapat disembuhkan secara total, namun untuk meringankan gejala yang muncul, terdapat banyak cara yang dapat dilakukan. Beberapa diantaranya adalah menggunakan obat anti-inflamasi non-steroid, injeksi kortikosteroid, terapi fisik, dan terapi alternatif seperti akupunktur atau yoga.

Pencegahan terhadap penyakit arthrosis dapat dilakukan dengan beraktivitas yang sehat dan teratur, menjaga berat badan ideal, serta menghindari cedera atau bergerak secara berlebihan pada sendi. Memasukkan konsumsi makanan sehat yang tinggi vitamin C dan D, serta kalsium juga dapat mendukung kesehatan tulang dan mencegah terjadinya osteoarthritis.

Dalam keadaan berat, dokter dapat merekomendasikan untuk melakukam operasi penggantian sendi untuk meringankan rasa sakit atau untuk mengembalikan fungsi sendi yang terkena arthrosis.

Jadi, terlepas dari usia, arthrosis bisa terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, menerapkan pola hidup yang sehat dan seimbang dapat membantu Anda untuk menjaga kesehatan tulang dan sendi Anda.

Faktor Penyebab Arthrosis

Arthrosis atau osteoartritis adalah kondisi kerusakan sendi yang biasanya terjadi dengan bertambahnya usia. Walaupun begitu, kerusakan pada sendi juga bisa terjadi akibat faktor-faktor tertentu. Berikut beberapa faktor penyebab arthrosis yang perlu Anda ketahui:

1. Usia

Arthrosis memang banyak terjadi pada orang yang sudah lanjut usia, terutama orang yang berusia 40 tahun ke atas. Saat usia bertambah, kandungan cairan sinovial dalam sendi semakin menurun sehingga memengaruhi kualitas sendi itu sendiri. Kerusakan pada sendi yang terjadi biasanya berasal dari tulang rawan yang aus atau rusak karena penggunaan dalam jangka waktu yang panjang. Proses kerusakan ini ditandai dengan timbulnya nyeri, bengkak, dan kelainan bentuk pada sendi.

2. Obesitas

Obesitas atau kegemukan bisa memengaruhi peningkatan risiko arthrosis. Ini disebabkan oleh tekanan berlebih pada sendi, terutama pada lutut dan panggul. Jika tekanan yang terjadi berlebihan, maka akan memicu kerusakan pada tulang rawan dan mengakibatkan peradangan yang mengakibatkan nyeri dan pembengkakan. Kondisi ini juga bisa memengaruhi kemampuan tubuh untuk memperbaiki sendi karena terganggunya sirkulasi darah dan nutrisi pada jaringan-jaringan sendi.

Tentu saja, solusinya adalah dengan menurunkan berat badan dan menjaga pola makan dari sejak dini agar terhindar dari risiko obesitas. Seseorang yang obesitas juga disarankan untuk melakukan olahraga ringan seperti berjalan atau jogging yang tidak memberikan tekanan besar pada sendi.

3. Kondisi medis tertentu

Sejumlah kondisi medis juga bisa memicu timbulnya arthrosis. Contohnya, seperti yang terjadi pada penderita osteoporosis, gangguan hormon, penyakit lupus, dan kondisi autoimun lainnya. Selain itu, faktor risiko lainnya adalah kelainan pada sendi bawaan atau cacat fisik akibat cedera.

4. Aktivitas fisik yang berlebihan

Aktivitas fisik yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dengan intensitas yang tinggi dapat memicu terjadinya kerusakan pada sendi. Ada beberapa jenis aktivitas yang termasuk dalam kategori ini, yaitu olahraga angkat beban, senam aerobik, dan aktivitas fisik lainnya yang memicu tekanan besar pada sendi.

Solusinya adalah mengurangi beban pada sendi dan melakukan istirahat yang cukup setelah melakukan aktivitas fisik tersebut. Jangan lupa juga untuk melakukan pemanasan dan pendinginan sebelum dan setelah melakukan aktivitas fisik.

5. Keturunan

Faktor keturunan juga perlu diperhatikan dalam mencegah risiko terjadinya arthrosis. Beberapa jenis arthrosis memang bisa diwariskan dalam keluarga, seperti arthrosis di lutut, panggul, dan tangan. Hindari faktor lainnya yang bisa memperparah kondisi, seperti faktor risiko di atas dan gaya hidup yang tidak sehat.

Demikian beberapa faktor penyebab arthrosis yang perlu Anda ketahui. Jika Anda mengalami gejala arthrosis, segera melakukan konsultasi pada dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Gejala Arthrosis

Arthrosis atau osteoarthritis adalah salah satu jenis penyakit persendian yang umum terjadi pada orang tua. Sekitar 50% orang di atas usia 65 tahun menderita penyakit ini. Arthrosis dapat mempengaruhi berbagai jenis persendian termasuk lutut, pinggul, tangan, dan tulang belakang. Gejalanya dapat bervariasi tergantung pada persendian yang terkena. Namun, beberapa gejala umum yang dapat dikenali adalah sebagai berikut:

Nyeri Sendi

Nyeri sendi adalah gejala paling umum dari arthrosis. Nyeri dapat berkisar dari ringan hingga hebat dan dapat memburuk selama waktu yang lama. Nyeri biasanya terjadi saat persendian digunakan dan terkadang dapat terasa seperti tusukan atau terbakar. Nyeri ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan menyebabkan kualitas hidup yang buruk.

Kaku Sendi

Kaku sendi adalah gejala arthrosis yang sering terjadi. Kaku tersebut dapat terjadi setelah seseorang duduk atau tidur dalam waktu yang lama. Kaku sendi biasanya membaik setelah beberapa menit bergerak. Pada tahap lanjut, kaku sendi dapat terjadi sepanjang waktu dan membuat seseorang kesulitan untuk melakukan aktivitas fisik.

Pembengkakan Sendi

Pembengkakan sendi adalah gejala yang terkait dengan arthrosis, terutama pada persendian lutut. Pembengkakan sendi pada umumnya akan terasa hangat, kaku dan nyeri. Pada tahap lanjut, pembengkakan sendi dapat menjadi konsisten. Meskipun pembengkakan sendi tidak selalu menyebabkan rasa sakit, kondisi ini dapat membatasi gerakan dan fungsi sendi.

Bunyi Sendi

Bunyi seperti kerikil atau gemeretak pada persendian dapat menjadi gejala arthrosis. Bunyi ini disebabkan oleh hilangnya lapisan tulang rawan pada persendian, sehingga tulang-tulang tersebut menggesekan satu sama lain saat digunakan. Bunyi ini biasanya terdengar saat seseorang bergerak atau memutar persendian. Meskipun tidak selalu menyebabkan rasa sakit, bunyi ini dapat menjadi mengganggu dan mempengaruhi kualitas hidup.

Perubahan Bentuk Persendian

Perubahan bentuk persendian adalah gejala arthrosis yang muncul pada tahap lanjut. Persendian yang terkena arthrosis dapat menjadi bengkok, membengkak, dan terlihat lebih besar dari biasanya. Perubahan ini dapat membuat seseorang kesulitan untuk bergerak dan melakukan aktivitas.

Jika seseorang mengalami gejala di atas, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah gejala semakin parah. Diagnosis dini dan pengobatan tepat dapat membantu meringankan gejala arthrosis dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.

Cara Mendiagnosis Arthrosis

Arthrosis atau osteoartritis dapat didiagnosis melalui beberapa cara. Beberapa tanda atau gejala yang mungkin timbul, seperti nyeri atau rasa sakit, kaku, lemah, atau sulit digerakkan, adanya pembengkakan, penonjolan atau suara seperti gemeretak pada persendian saat digerakan. Semua tanda tersebut dapat dideteksi melalui pemeriksaan fisik dan diikuti oleh pemeriksaan penunjang jika diperlukan. Berikut adalah cara-cara mendiagnosis arthrosis yang dapat dilakukan dokter.

1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan langkah awal yang biasanya dilakukan untuk mendiagnosis arthrosis. Dokter akan memeriksa persendian yang bermasalah untuk mengevaluasi tingkat keparahan dan mengidentifikasi tanda-tanda yang muncul. Selama pemeriksaan fisik, dokter akan menanyakan riwayat medis serta faktor risiko lain, seperti usia, berat badan, jenis kelamin, dan kebiasaan olahraga dan aktivitas sehari-hari.

2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi, termasuk X-ray dan MRI, dapat membantu dokter mendiagnosis arthrosis dengan lebih jelas. Pemeriksaan ini bisa membantu untuk melihat kondisi persendian, seperti kerusakan tulang rawan, pertumbuhan tulang atau osteofit, pembengkakan, serta tanda-tanda inflamasi. Selain itu, pemeriksaan radiologi dapat membantu dokter mengevaluasi tingkat keparahan dan mengidentifikasi penyebab dari arthrosis.

3. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab tidak bisa secara pasti mendiagnosis arthrosis, tetapi dapat membantu untuk menyingkirkan kemungkinan bahwa dugaan arthrosis adalah akibat dari kondisi lain atau penyakit autoimun. Dokter akan memeriksa jenis darah dan tes urin untuk memeriksa apakah ada indikasi dari infeksi atau peradangan.

4. Aspirasi Sendi
Aspirasi sendi atau pun disebut dengan artrosintesis, adalah prosedur di mana cairan dari dalam sendi diambil dan dianalisis. Prosedur ini biasanya dilakukan pada persendian lutut, pinggul, dan pergelangan kaki. Dokter akan memasukkan jarum ke dalam persendian, kemudian mengambil sedikit cairan untuk diperiksa di laboratorium. Dokter akan mencari tanda-tanda infeksi, kristal atau partikel dalam cairan persendian. Pemeriksaan ini dapat membantu dokter mendiagnosis kondisi seperti artritis infeksi, kristal arthropati, atau kondisi lainnya yang mungkin mempengaruhi persendian.

Setelah didiagnosis, dokter akan memberikan perawatan terbaik untuk mengatasi arthrosis. Perawatan biasanya dilakukan dengan terapi fisik, pengobatan, dan olahraga yang direkomendasikan oleh dokter. Untuk mencegah munculnya arthrosis, dianjurkan untuk menjaga berat badan ideal, menghindari aktivitas fisik yang terlalu berat, serta melakukan olahraga rutin yang seimbang dan teratur. Selain itu, hindari juga mengonsumsi makanan olahan atau berlemak tinggi serta rokok yang dapat memperburuk kondisi arthrosis.

Pengobatan dan Pencegahan Arthrosis

Arthrosis adalah jenis penyakit degeneratif pada sendi yang menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan tulang sendi. Penyakit ini merupakan penyebab utama dari nyeri sendi dan mengalami peningkatan prevalensi di seluruh dunia. Pengobatan untuk arthrosis dapat mencakup berbagai cara, mulai dari perawatan mandiri hingga perawatan medis. Pencegahan arthrosis juga tergantung pada gaya hidup dan kondisi fisik seseorang.

1. Pengobatan Arthrosis

Ada beberapa cara pengobatan yang dapat membantu mengurangi gejala arthrosis, termasuk nyeri, pembengkakan, dan kekakuan pada sendi. Pengobatan dapat dibagi menjadi dua kategori: perawatan mandiri dan perawatan medis.

Perawatan Mandiri

Perawatan mandiri meliputi:

  1. Olahraga: Olahraga teratur dapat membantu mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas sendi. Olahraga seperti berjalan kaki, berenang, dan yoga dapat membantu mengurangi nyeri pada sendi.
  2. Menjaga berat badan: Kenaikan berat badan dapat memperburuk gejala arthrosis, jadi menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi gejala.
  3. Istirahat: Jangan membebani sendi yang sakit. Istirahat cukup dapat membantu mengurangi pembengkakan dan kekakuan pada sendi.
  4. Kompres dingin: Kompres dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri pada sendi yang terkena arthrosis.
  5. Kompres panas: Kompres panas dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah ke sendi dan membantu mengurangi kekakuan pada sendi.

Perawatan Medis

Perawatan medis untuk arthrosis dapat meliputi:

  1. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS): OAINS seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu mengurangi nyeri dan pembengkakan pada sendi.
  2. Injeksi kortikosteroid: Injeksi kortikosteroid dapat membantu mengurangi pembengkakan pada sendi yang sakit.
  3. Suplemen glukosamin dan kondroitin: Suplemen glukosamin dan kondroitin dapat membantu memperbaiki tulang rawan pada sendi.
  4. Terapi fisik: Terapi fisik dapat membantu meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas sendi serta mengurangi nyeri dan kekakuan pada sendi.
  5. Operasi: Jika gejala arthrosis sangat parah, operasi mungkin diperlukan untuk mengganti sendi yang rusak.

2. Pencegahan Arthrosis

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya arthrosis atau memperburuk gejala arthrosis:

  1. Olahraga teratur: Olahraga yang teratur dapat membantu memperkuat otot dan menurunkan berat badan, yang dapat mengurangi beban pada sendi.
  2. Makan makanan sehat: Makan makanan yang sehat dan seimbang dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan juga memperkuat tulang.
  3. Menghindari cedera: Menghindari cedera pada sendi dapat membantu mencegah kerusakan pada tulang rawan dan sendi.
  4. Menghindari aktivitas repetitive: Aktivitas repetitive dapat memperburuk gejala arthrosis, jadi usahakan untuk menghindari aktivitas yang sama berulang kali dalam waktu lama.
  5. Menghindari postur yang buruk: Postur yang buruk dapat menambah beban pada sendi dan memperburuk gejala arthrosis. Cobalah untuk duduk atau berdiri dengan postur yang baik.

Pengobatan dan pencegahan arthrosis dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Namun, selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli terkait sebelum menggunakan pengobatan atau menjalani program pencegahan, karena setiap kasus arthrosis dapat berbeda-beda.

Terima kasih sudah membaca artikel ini mengenai pengertian arthrosis. Semoga artikel ini bisa memberikan pemahaman yang lebih pada Anda tentang kerusakan pada sendi dan sumbatan tulang yang terjadi pada penyakit arthrosis. Penting untuk menjaga kesehatan tubuh agar terhindar dari penyakit ini. Olahraga teratur dan kebiasaan hidup sehat dapat membantu mencegah arthrosis terjadi dan menjaga kesehatan sendi dan tulang Anda.