Siapa sih yang gak tau ikan lele? Ikan yang satu ini gak hanya terkenal sebagai sajian lezat di warung pecel lele, tapi juga jadi salah satu jenis ikan paling favorit untuk dibudidayakan.
Nah, buat kamu yang tertarik terjun ke dunia budidaya ikan, terutama ikan lele, langkah pertama yang penting banget kamu kuasai adalah pemijahan ikan. Di sinilah proses perkembangbiakan ikan dimulai, dan keberhasilan pemijahan bisa mempengaruhi kualitas ikan yang akan kamu panen nanti.
Jadi, kalau kamu sedang mencari referensi cara atau metode pemijahan ikan lele, kamu pas banget membaca artikel kali ini. Karena kali ini admin akan berbagi informasi tentang 4 metode pemijahan ikan lele yang bisa kamu coba.
Mengenal Ikan Lele
Lele adalah salah satu ikan air tawar yang populer banget di Indonesia. Gak cuma mudah dibudidayakan, tapi juga punya pasar yang luas.
Mulai dari warung makan hingga restoran besar, lele selalu punya tempat di hati para penikmat kuliner. Selain itu, ikan lele dikenal tahan banting.
Artinya, mereka bisa hidup di kondisi air yang kadang nggak ideal sekalipun, jadi cocok banget buat kamu yang baru mau belajar budidaya.
Ada beberapa jenis ikan lele yang sering dibudidayakan, seperti lele dumbo, lele sangkuriang, dan lele lokal. Masing-masing jenis punya karakteristik sendiri, tapi secara umum proses pemijahannya hampir sama.
Makanya, penting buat kamu memahami perbedaan antara ikan lele jantan dan betina supaya nggak salah pilih indukan. Kalau salah pilih, ya pemijahannya bisa gak sukses dong!
Cara Membedakan Ikan Lele Jantan dan Betina
Memilih indukan yang tepat adalah kunci keberhasilan dalam pemijahan ikan lele. Beda antara ikan jantan dan betina mungkin nggak langsung kelihatan, tapi kalau kamu tahu caranya, gak sulit kok.
Nah, ini dia beberapa tips buat kamu supaya bisa lebih jeli membedakan ikan lele jantan dan betina.
1. Perhatikan Bentuk Tubuh
Salah satu cara paling gampang adalah dengan memperhatikan bentuk tubuh mereka. Ikan lele jantan biasanya punya badan yang lebih panjang dan ramping. Selain itu, jantan terlihat lebih tegap dengan tulang punggung yang lebih keras.
Sedangkan betina, tubuhnya lebih gemuk dan bulat karena menyimpan banyak telur di dalam perutnya. Jadi, kalau ikan lele kamu kelihatan agak berisi dan montok, kemungkinan besar itu betina ya.
2. Warna dan Corak Tubuh
Selain bentuk, kamu juga bisa memperhatikan warna dan corak tubuh ikan lele. Umumnya, ikan lele jantan punya warna tubuh yang lebih gelap dan kusam. Sementara itu, ikan betina tampil lebih terang dan cerah.
Kalau kamu lihat ikan yang warnanya kusam dan kelihatan lebih maskulin, bisa dipastikan itu jantan. Tapi kalau tubuhnya lebih cerah dan glowing, nah itu betina.
3. Perhatikan Siripnya
Sirip juga bisa jadi penanda yang jelas, lho. Ikan lele jantan punya sirip perut yang lebih panjang dan runcing. Selain itu, sirip dada jantan biasanya lebih besar dan mencolok dibandingkan betina.
Di sisi lain, betina punya sirip yang lebih pendek dan lebar. Jadi, kalau kamu lihat ikan dengan sirip yang gagah dan tajam, itu pasti jantan. Tapi kalau siripnya agak lebar dan kalem, kemungkinan itu betina.
4. Keluarnya Lelema
Lelema adalah cairan reproduksi yang hanya dihasilkan oleh ikan betina. Cara ceknya gampang, kamu bisa coba urut perlahan bagian perut ikan lele. Kalau keluar cairan bening atau mirip putih telur, itu artinya ikan tersebut adalah betina.
Sebaliknya, kalau nggak ada cairan yang keluar, ya kemungkinan besar itu jantan. Cara ini mungkin butuh sedikit pengalaman, tapi kalau udah biasa, kamu pasti langsung bisa bedain.
4 Cara Pemijahan Ikan Lele
Kalau kamu serius ingin beternak ikan lele, pemijahan adalah salah satu tahap krusial yang nggak boleh dilewatkan begitu saja. Di sini, admin akan membahas empat metode pemijahan ikan lele yang umum biasanya diterapkan oleh peternak lele.
1. Pemijahan Secara Alami
Pemijahan alami adalah metode paling sederhana dan umum digunakan para peternak. Buat kamu yang baru mulai budidaya, metode ini bisa jadi pilihan utama karena nggak butuh banyak alat khusus.
Pilih sepasang indukan jantan dan betina yang sudah matang gonad, alias siap kawin. Usahakan ukuran indukan sama besar supaya nggak ada rasa takut dari salah satu pasangan. Ukuran yang seimbang juga memengaruhi keberhasilan pemijahan lho.
Kolam ideal untuk pemijahan alami biasanya terbuat dari semen dengan kedalaman 1 meter, panjang 2–3 meter, dan lebar 1–2 meter. Sebelum digunakan, jemur dan keringkan kolam terlebih dahulu, lalu isi dengan air bersih setinggi 30–40 cm.
Pastikan air yang digunakan mengandung oksigen tinggi dan tambahkan aerasi supaya air tetap segar. Debit air disarankan sekitar 3 liter per detik.
Untuk mencegah telur ikan berantakan, kamu bisa memasang kakaban yang terbuat dari ijuk. Kakaban ini harus dijepit dengan beban agar tidak mengapung ke permukaan.
Indukan biasanya dimasukkan ke kolam pada sore hari, karena pemijahan alami berlangsung mulai pukul 11 malam hingga 5 pagi. Jangan lupa, tutup kolam agar ikan tidak meloncat keluar saat proses pemijahan berlangsung.
Telur yang berhasil biasanya berwarna transparan, sedangkan yang gagal akan berwarna putih susu. Setelah telur dihasilkan, segera angkat indukan agar mereka tidak memangsa telur.
Dalam 24 jam, telur akan menetas menjadi larva. Pisahkan larva yang mati agar tidak tumbuh jamur, lalu lanjutkan ke tahap pembesaran.
2. Pemijahan dengan Suntik Hipofisa
Metode pemijahan kedua ini mirip dengan pemijahan alami, tapi kali ini indukan harus diberikan suntikan hipofisa terlebih dahulu. Hipofisa berfungsi untuk mematangkan sel telur dan merangsang proses pemijahan.
Kamu bisa mendapatkan kelenjar hipofisa dari ikan donor. Penting untuk memilih ikan donor dengan ukuran dan bobot yang sama dengan indukan agar dosis yang diberikan tepat.
Penyuntikan dilakukan baik pada induk jantan maupun betina untuk memastikan hasil pemijahan maksimal.
Setelah disuntik hipofisa, masukkan indukan ke kolam pemijahan seperti biasa dan biarkan proses berjalan secara alami. Hasil pemijahan dengan metode ini biasanya lebih memuaskan karena sel telur lebih siap untuk dibuahi.
3. Pemijahan dengan Hormon Perangsang
Metode ini dinilai lebih praktis karena tidak membutuhkan ikan donor. Penyuntikan menggunakan hormon perangsang, seperti chorulon atau ovaprim, yang berfungsi untuk mempercepat pematangan sel telur dan merangsang reproduksi.
Penyuntikan hormon diberikan pada induk jantan dan betina yang sudah matang gonad. Jika menggunakan ovaprim, larutkan hormon tersebut dengan akuadestilata sebanyak tiga kali lipat agar lebih efektif.
Berikan hormon dengan dosis 0,3–0,5 ml per kilogram bobot tubuh induk.
Setelah penyuntikan selesai, masukkan indukan ke kolam seperti pada pemijahan alami. Dengan metode ini, indukan akan lebih cepat merespons dan menghasilkan telur dalam waktu yang singkat.
4. Metode Pemijahan In Vitro
Metode in vitro ini sedikit lebih rumit karena proses pemijahan dilakukan di luar tubuh ikan, yakni dalam tabung atau mangkuk. Proses ini cocok buat kamu yang sudah berpengalaman dalam budidaya.
Induk betina akan diberikan suntikan atau hipofisa terlebih dahulu, lalu perutnya diurut perlahan agar sel telur keluar. Untuk induk jantan, spermanya diambil dan ditampung di wadah terpisah.
Campurkan sel telur dan sperma dalam sebuah mangkuk, lalu aduk perlahan dengan bulu ayam agar proses pembuahan merata. Setelah itu, masukkan campuran tersebut ke dalam kolam penetasan.
Telur akan menetas dalam waktu 24 jam, sama seperti metode lainnya. Larva yang berhasil menetas akan dipisahkan untuk dibesarkan lebih lanjut.
Penutup
Itulah empat cara pemijahan ikan lele yang bisa kamu coba. Setiap metode punya keunggulan dan tantangan masing-masing, jadi pilihlah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kamu.
Ingat, proses pemijahan adalah tahap awal yang penting banget dalam budidaya ikan lele. Kalau tahap ini sukses, hasil panen kamu nanti juga pasti bakal memuaskan.
Jangan lupa, selain memilih indukan dengan tepat, kamu juga perlu memperhatikan kondisi kolam dan kualitas air. Pastikan kolamnya bersih dan terjaga sirkulasinya biar ikan nyaman dan mau kawin.