Halo sahabat pembaca, dalam artikel ini kita akan membahas tentang idgham mutaqaribain dalam ilmu tajwid. Seperti yang kita ketahui, tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membaca Al-Qur’an dengan baik, benar, dan tepat. Salah satu materi penting dalam tajwid adalah idgham mutaqaribain, yang sering kali membingungkan bagi sebagian orang. Oleh karena itu, mari kita pelajari bersama-sama tentang pengertian dan cara mempraktikkan idgham mutaqaribain agar kita dapat membaca Al-Qur’an dengan lebih baik.
Pengertian Idgham Mutaqaribain
Idgham mutaqaribain merupakan salah satu hukum Tajwid yang memiliki peranan penting dalam membaca Al-Quran. Secara bahasa, idgham artinya menghilangkan atau menyatukan. Sedangkan mutaqaribain berasal dari kata taqarub, yang artinya dekat atau mendekatkan. Jadi, idgham mutaqaribain dapat diartikan sebagai penggabungan atau penyatuan huruf-huruf yang mendekat secara posisi saat dibaca dalam Al-Quran.
Idgham mutaqaribain terjadi ketika pada ayat yang dibaca terdapat dua huruf yang mendekat dengan letaknya. Huruf pertama adalah huruf yang berharakat fattah, kasrah, atau dhammah (nenek, kakek, atau bibi) dan huruf kedua adalah huruf yang berharakat sukun (empat, siap). Huruf sukun pada posisi tersebut terdengar bersambung dengan huruf sebelumnya sehingga dirangkai menjadi satu suara atau disebut dengan idgham mutaqaribain.
Dalam Idgham mutaqaribain terdapat 7 macam huruf-huruf yang diperbolehkan untuk disatukan ketika bertemu dengan huruf sukun pada posisi mutaqaribain, yaitu:
- Huruf ب (ba)
- Huruf م (miim)
- Huruf و (wau)
- Huruf ي (ya)
- Huruf ن (nun)
- Huruf م (miim)
- Huruf ر (ro’)
Sedangkan huruf-huruf yang tidak diidgham mutaqaribain adalah huruf hamzah dan huruf alif, kecuali ada beberapa pengecualian tertentu.
Seperti hukum tajwid yang lain, Idgham mutaqaribain juga memiliki aturan yang harus diikuti. Ada 4 macam aturan dalam idgham mutaqaribain yang perlu diketahui, yaitu:
- Setiap ahkal/topik atau media pembacaan harus jelas dan terkendali, sehingga idgham mutaqaribain dapat dibaca dengan baik dan benar.
- Menghentikan nafas pada huruf akhir sebelum huruf sukun pada posisi mutaqaribain.
- Memperpanjang bacaan pada huruf yang dilafalkan ketika melakukan idgham mutaqaribain, sehingga bisa didengar dengan jelas dan lengkap.
- Idgham mutaqaribain hanya dilakukan ketika memang ada huruf-huruf yang mendekat dengan posisi mutaqaribain, tidak bisa dipaksakan jika tidak ada.
Contoh penggunaan idgham mutaqaribain:
﴿مَٰلِكِ﴾﴿يَوْمِ﴾ Yang benar dibaca “maa liki yaumi” dengan menggabungkan huruf lak (ka) dan ya yang berada diantara kata tersebut.
Demikianlah pengertian idgham mutaqaribain beserta aturannya. Dalam membaca Al-Quran, mempelajari hukum dasar tajwid seperti idgham mutaqaribain menjadi sangat penting agar tidak terjadi kesalahan dan salah pengertian dalam membaca. Semoga artikel ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan pemahaman kita tentang ilmu tajwid.
Pengaplikasian Idgham Mutaqaribain dalam Bacaan Alquran
Idgham Mutaqaribain merupakan salah satu jenis Idgham atau penggabungan makhraj dalam bacaan Alquran. Idgham Mutaqaribain terjadi saat dua huruf yang berjauhan ditemukan secara berurutan, seperti huruf nun dan mim. Saat terjadi Idgham Mutaqaribain, maka dua huruf tersebut akan digabung sehingga huruf yang pertama terdengar lebih kuat dan panjang, sedangkan huruf kedua terdengar lemah dan pendek.
Idgham Mutaqaribain merupakan jenis Idgham yang cukup sulit diterapkan. Sebab, terdapat delapan huruf yang dapat menjadi pasangan Idgham Mutaqaribain, yaitu nun mati, nun sukun, tanwin, mim mati, mim sukun, ya mati, wau mati, dan ha mati. Oleh karena itu, penting bagi pembaca Alquran untuk memahami dan menguasai teknik penggunaan Idgham Mutaqaribain agar dapat membaca Alquran dengan baik dan benar.
Saat mengaplikasikan Idgham Mutaqaribain, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pembaca harus menggabungkan dua huruf yang berjauhan dengan vokal fat-ha, kasra, atau dhamma. Ketika huruf syamsiyah menemukan huruf nun atau mim, maka di dalam bacaan seorang pembaca harus mengeluarkan suara Idgham Mutaqaribain.
Sebagai contoh, adalah bacaan Surat al-Ikhlas ayat satu: “Qul huwallahu ahad”. Huruf ‘l’ pada “ahad” berdekatan dengan huruf nun pada kata “Allahu” sehingga terjadi Idgham Mutaqaribain. Pengaplikasian yang tepat adalah dengan mengucapkan kata “huwAllahu” bukan “huwanLahu”. Jika Idgham Mutaqaribain dilakukan secara salah, maka pembaca mungkin akan kesulitan memanjangkan dan memperkuat huruf yang pertama dan mengeluarkan huruf yang kedua dengan baik. Akibatnya, bacaan Alquran menjadi terganggu dan sulit dipahami.
Selain teknik penggunaan Idgham Mutaqaribain, pengaplikasian juga harus disesuaikan dengan tajwid yang berlaku. Suara idgham mutaqaribain harus keluar dengan panjang dan tekanan, tanpa mengurangi kemantapan dan kelangsungan bacaan. Jika terdapat kesalahan dalam pengaplikasian, maka bacaan pun menjadi tidak sah.
Mengaplikasikan Idgham Mutaqaribain dengan baik sebenarnya tidak sulit, hal yang terpenting adalah memahami tajwid dan melatih kebiasaan menggabungkan dua huruf secara tepat. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi pembaca Alquran untuk terus berlatih dan memperdalam ilmu tajwid agar dapat membaca Alquran dengan baik dan benar. Dalam Alquran terdapat banyak surat yang memuat Idgham Mutaqaribain, oleh karena itu pengaplikasian Idgham Mutaqaribain harus ditekankan dalam pembelajaran tajwid.
Dengan memahami dan mengaplikasikan Idgham Mutaqaribain dengan benar, pembaca Alquran akan dapat membaca Alquran dengan lancar dan lebih mudah dipahami oleh pendengar. Oleh karena itu, seorang muslim harus berusaha untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca Alquran agar dapat lebih dekat dengan Allah SWT.
Hukum Menggunakan Idgham Mutaqaribain dalam Bacaan Iqomah
Ketika berbicara tentang bacaan Iqomah, kita pasti akan terdengar dengan istilah Idgham Mutaqaribain. Idgham Mutaqaribain adalah penggabungan dua huruf mati yang berdekatan dalam bacaan Al-Quran. Penggabungan dilakukan dengan menghilangkan suara pertama dan menyuarakan suara kedua. Penggabungan ini dapat dibagi menjadi tiga jenis bergantung pada posisi huruf mati yang digabungkan: Idgham bighunnah, Idgham bilaghunnah, dan Idgham mutamaathil.
Dalam bacaan Iqomah, Idgham Mutaqaribain harus dilakukan sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan. Kaidah ini diatur sesuai dengan bacaan yang terdapat dalam Al-Quran. Iqomah sendiri adalah bacaan yang dibaca untuk memanggil orang-orang agar berkumpul untuk melaksanakan sholat. Bacaan ini dibaca dua kali oleh muazin di telinga kanan dan kiri jamaah sholat.
Dalam bacaan Iqomah, idgham mutaqaribain masuk dalam kategori sunnah. Artinya, penggunaannya dalam bacaan Iqomah tidak menjadi rukun sholat yang harus dilaksanakan. Tetapi, penggunaannya dalam bacaan Iqomah sudah menjadi tradisi dalam melaksanakan sholat kebanyakan orang.
Namun, ketika hendak melaksanakan Iqomah sholat, terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan dalam melaksanakan Idgham Mutaqaribain. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Waktu
Waktu yang tepat dalam melakukan Idgham Mutaqaribain dalam bacaan Iqomah adalah pada saat berada di posisi awal atau pertama. Idgham Mutaqaribain pada posisi akhir atau kedua tidak disunnahkan dalam bacaan Iqomah. Sebab, idgham mutaqaribain pada posisi terakhir dapat mengganggu sekelompok orang yang berbeda dengan kepolosan seseorang. Penggunaan idgham mutaqaribain pada posisi akhir juga akan membuat suara muazin menjadi tidak merdu.
2. Kaidah
Kaidah dalam melakukan Idgham Mutaqaribain juga sangat penting. Pada saat penggabungan dua huruf mati dalam Idgham Mutaqaribain, harus diikuti dengan bunyi yang terdengar lurus dan jelas. Penggabungan harus dilakukan dengan tepat agar tidak mengubah makna dari bacaan Iqomah tersebut.
3. Ketepatan
Ketepatan dalam melakukan Idgham Mutaqaribain juga sangat penting. Penggunaan huruf yang tepat dalam bacaan Iqomah sangat penting agar tidak salah dalam membaca bacaan tersebut. Salah dalam penggunaan huruf dapat mengubah arti dari sebuah kalimat dalam bacaan Iqomah.
Dalam melakukan penggunaan Idgham Mutaqaribain dalam bacaan Iqomah, hal terpenting adalah tetap melakukan dengan penuh keyakinan dan khusyu’. Sebab, bacaan Iqomah bermanfaat untuk memanggil orang-orang untuk melaksanakan sholat dengan penuh khidmat. Dalam melaksanakan sholat, khusyu’ sangat penting untuk memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Dengan memperhatikan ketiga hal yang disebutkan di atas, kita dapat melakukan Idgham Mutaqaribain dengan benar dan sesuai kaidah yang benar. Sehingga, bacaan Iqomah yang kita lakukan dapat sesuai dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan dapat memenuhi kewajiban beribadah secara penuh dan tepat.
Cara Memperbaiki Kesalahan Penggunaan Idgham Mutaqaribain
Saat membaca Al-Quran, seorang pembaca harus memperhatikan idgham mutaqaribain. Idgham mutaqaribain terjadi ketika dua huruf bertemu, salah satunya adalah huruf ya atau wau. Biasanya, pembaca melakukan kesalahan dalam membaca idgham mutaqaribain, menyebabkan bacaan menjadi salah. Berikut adalah beberapa cara untuk memperbaiki kesalahan penggunaan idgham mutaqaribain:
1. Memperhatikan tajwid yang benar
Tajwid adalah ilmu tentang tata cara membaca Al-Quran sesuai dengan cara yang benar. Oleh karena itu, Anda harus memperhatikan dan mempelajari tentang tajwid ketika membaca Al-Quran. Dalam tajwid, idgham mutaqaribain dilakukan dengan cara memasukkan kedua huruf ke dalam satu suara. Saat kedua huruf tersebut disatukan, harus terdengar satu suara yang dominan. Maka, pastikan Anda mempelajari tajwid secara benar dan mempraktikkannya ketika membaca Al-Quran.
2. Mengikuti modul tajwid
Saat ini, bagian besar dari kita bisa belajar tajwid melalui internet dengan mudah. Ada banyak sumber yang menyediakan modul tajwid lengkap dalam format e-book atau video tutorial untuk memudahkan pembelajaran kita. Pergunakanlah sumber terbaik dengan penjelasan dan demonstrasi yang jelas guna memperdalam pemahaman Anda tentang tajwid yang benar.
3. Berlatih membaca Al-Quran secara konsisten
Salah satu cara terbaik untuk membaca Al-Quran dengan tajwid yang benar adalah dengan berlatih secara konsisten. Bacalah Al-Quran secara teratur, pelajarilah hukum tajwid dengan hati-hati, dan praktikkan setiap kali membaca Al-Quran. Hanya melalui praktik secara teratur, pembaca dapat mengetahui kesalahan apa yang ia berikan dan sejauh mana kemampuan membaca Al-Qurannya.
4. Minta bantuan untuk koreksi bacaan
Jika Anda sulit memperbaiki kesalahan bacaan, mintalah bantuan dari orang lain yang lebih ahli dalam membaca Al-Quran. Cara ini sangat efektif, karena seseorang yang lebih ahli akan tahu dengan pasti apa kesalahan yang sedang Anda buat dan memberi tahu bagaimana cara memperbaikinya. Sehingga, Anda tidak akan mengulang kesalahan yang sama ketika membaca Al-Quran suatu saat nanti.
Dalam pembacaan Al-Quran, idgham mutaqaribain sangat penting diperhatikan karena dapat mempengaruhi arti dari ayat Al-Quran itu sendiri. Kekeliruan dalam membaca idgham mutaqaribain dapat mengubah makna ayat dan menjauhkan pembaca Al-Quran dari pemahaman yang benar. Oleh karena itu, Anda harus memperhatikan idgham mutaqaribain dengan baik dan memperbaiki kesalahan yang terjadi dengan cara yang benar.
Perbedaan Antara Idgham Mutaqaribain dengan Idgham Lainnya
Idgham mutaqaribain adalah salah satu dari tujuh macam idgham dalam ilmu tajwid, yang terjadi ketika dua huruf bertemu, yaitu huruf nun (ن) atau mim (م) dengan huruf ba’ (ب), ta’ (ت), tsa’ (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), zai (ز), dan syin (ش), yang diikuti dengan harakat sukun (سُكُوْن). Hal ini terjadi dalam bacaan Al-Quran. Idgham mutaqaribain memiliki perbedaan dengan idgham lainnya karena idgham ini menggunakan dua huruf, tidak seperti idgham biasa yang menggunakan satu huruf.
Perbedaan selanjutnya adalah letak huruf yang bersambung. Pada idgham mutaqaribain, letak Huruf Nun dan Mim yang bersambung berada di belakang huruf Ba’, Ta’, Tsa’, Jim, Dal, Dzal, Zai, dan Syin. Sedangkan pada idgham biasa, letak hurufnya berada di belakang huruf alif (ا), kha (خ), ha (ح), ghain (غ), dan ain (ع).
Perbedaan lain dalam idgham mutaqaribain adalah cara membaca huruf hijaiyah-nya. Ketika dua huruf itu bersamaan, maka kedua huruf itu kita baca menjadi satu nadham. Sedangkan idgham biasa tidak menggunakan nadham melainkan tanwin/noon. Hal ini membuat pengucapan idgham mutaqaribain dan idgham biasa memiliki suara yang berbeda, di mana idgham mutaqaribain memiliki suara yang panjang, sedangkan idgham biasa memiliki suara yang terdengar pendek dan miring.
Sebagai tambahan, idgham mutaqaribain jauh lebih sering digunakan dalam Al-Quran, sehingga pembaca Al-Quran harus mempelajari dan memahami dengan baik kaidah tajwid ini agar dapat memperbaiki bacaan dan memperoleh pahala yang semakin besar dari Allah SWT.
Terakhir, idgham mutaqaribain dapat ditemukan dalam beberapa ayat di dalam Al-Quran, seperti dalam surat Ali Imran ayat ke-92, dan dalam surat Al-Fatihah ayat ke-2, yaitu ‘Alhamdulillahirabbil ‘alamin’.
Secara keseluruhan, perbedaan antara idgham mutaqaribain dengan idgham lainnya yaitu pada letak huruf yang bersambung, cara membaca nadham, dan frekuensi penggunaannya dalam Al-Quran.
Sekian penjelasan tentang pengertian Idgham Mutaqaribain dalam ilmu tajwid. Semoga dapat memberikan pemahaman lebih tentang cara membaca bacaan Al-Quran yang baik dan benar. Dalam membaca Al-Quran perlu dilakukan dengan hati yang jernih dan pemahaman yang benar. Gunakan ilmu tajwid dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan kualitas membaca Al-Quran yang baik dan benar. Terima kasih atas perhatiannya!