Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh! Bagi sebagian orang mungkin belum terlalu familiar dengan istilah GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease. Penyakit yang menjangkiti saluran pencernaan ini dapat menyebabkan gejala tidak nyaman seperti sakit perut, mual, serta terbakar di area dada. GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan dapat mengiritasi tenggorokan. Banyak kondisi medis yang bisa memicu munculnya GERD, namun ada juga cara untuk mengendalikan penyakit ini. Mari kita cari tahu lebih lanjut mengenai pengertian GERD dan cara mengatasinya.
Definisi GERD
GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah kondisi medis yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan atau esofagus, menyebabkan sensasi terbakar (heartburn) dan iritasi pada bagian tersebut. GERD disebabkan oleh makanan atau cairan yang kembali dari lambung ke kerongkongan, karena otot-otot di antara kedua organ tersebut melemah atau tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini dapat memberikan rasa tidak nyaman dan menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.
GERD merupakan masalah umum yang dialami oleh orang dari segala usia dan jenis kelamin, meski lebih sering terjadi pada orang dewasa. Kondisi ini dikenal juga dengan nama akalasia, penyakit refluks gastroesofageal (reflux disease), atau heartburn. Gejala umum dari GERD adalah rasa terbakar pada tenggorokan, sakit perut, mulut terasa asam atau pahit, mual, muntah, dan sulit menelan. Mungkin terasa lebih buruk saat berbaring atau pada malam hari. Terkadang, GERD tidak menimbulkan gejala sama sekali atau hanya menimbulkan gejala ringan yang sulit dikenali.
GERD dapat menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan benar. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kerongkongan atau esofagus. Ada juga risiko terkena kanker kerongkongan, meski hal ini jarang terjadi. Oleh karena itu, diperlukan tindakan pengobatan dan perubahan gaya hidup untuk mengatasi GERD. Dalam beberapa kasus, kemungkinan diperlukan operasi jika kondisi sudah parah.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan GERD meliputi obesitas atau kelebihan berat badan, merokok atau terpapar asap rokok, konsumsi makanan pedas atau berlemak, minuman beralkohol, mengonsumsi makanan besar dalam waktu sebentar, hamil, serta tertidur dengan posisi telentang. Beberapa jenis obat juga dapat memicu GERD, seperti aspirin, ibuprofen, dan beberapa jenis obat hipertensi atau obat penenang.
Pengobatan GERD melibatkan perubahan gaya hidup dan konsumsi obat-obatan. Beberapa tindakan yang dapat membantu mengurangi gejala GERD adalah menghindari makanan atau minuman yang memicu, mengonsumsi makanan dalam porsi kecil dan sering, tidak makan terlalu cepat atau dalam kondisi tergesa-gesa, tidak tidur setelah makan, menghindari merokok dan minuman beralkohol, serta mengubah posisi tidur. Obat-obatan yang biasa diberikan termasuk antasida, antagonis reseptor histamin H2, inhibitor pompa proton, dan prokinetik.
GERD dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, terutama jika gejalanya sering timbul. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat dan memperhatikan gaya hidup untuk mencegah kondisi ini timbul atau memburuk. Beberapa tips untuk mengatasi GERD secara alami adalah menurunkan berat badan jika terlalu gemuk, tidak mengenakan pakaian ketat, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna.
Penyebab GERD
GERD adalah singkatan dari Gastroesophageal Reflux Disease yang berarti penyakit refluks asam lambung pada saluran makanan. Penyakit ini berasal dari naiknya asam lambung ke esofagus atau kerongkongan, yang biasanya menjadi penyebab rasa terbakar di dada, dan sesak napas. Penyakit ini dapat terjadi pada semua orang, namun kondisi ini lebih sering dialami oleh dewasa. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab GERD, di antaranya:
1. Kebiasaan Hidup Tidak Sehat
Ada beberapa kebiasaan hidup yang bisa memicu munculnya GERD, di antaranya merokok, minuman beralkohol, minuman berkafein, minuman berkarbonasi, makanan pedas, dan makanan berlemak, asupan makanan ini dapat merangsang asam lambung untuk keluar dari lambung menuju kerongkongan sekaligus memicu refluks asam lambung. Untuk itu, mulailah menghindari makanan dan minuman tersebut dan rajin berolahraga untuk membantu memperlancar pencernaan.
2. Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor penyebab GERD. Hal ini dikarenakan beban tubuh yang terlalu berat dapat memberikan tekanan pada lambung dan menyebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan. Selain itu, obesitas juga dapat meningkatkan risiko kondisi lain seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Untuk menghindari GERD maka penting untuk menjaga berat badan normal dengan cara berolahraga dan menjaga pola makan sehat.
3. Kondisi Medis
Ada beberapa kondisi medis yang memicu terjadinya GERD, seperti Hernia Hiatusi, tukak Lambung, dan Scleroderma, yang semuanya menyebabkan semakin besar risiko terkena penyakit ini. Hernia Hiatusi adalah kondisi ketika perut mendorong bagian atas lambung untuk naik ke kerongkongan dan dapat memicu refluks asam lambung. Sementara itu, Tukak Lambung terjadi karena infeksi bakteri pada lapisan lambung, yang dapat mengganggu proses pencernaan dan meningkatkan produksi asam lambung. Scleroderma adalah kondisi medis yang membuat jaringan parut pada kulit dan organ tubuh, termasuk di saluran pencernaan sehingga mengganggu pergerakan esofagus dan memicu GERD.
4. Kehamilan
Selama kehamilan, terjadi perubahan hormon yang dapat mempengaruhi fungsi otot-otot, termasuk otot di esofagus. Perubahan hormon ini juga dapat membuat rahim membesar dan memberikan tekanan pada perut, yang dapat memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan. Oleh karena itu, GERD sering ditemukan pada ibu hamil.
Mencari penyebab GERD sebenarnya sangat penting untuk memahami bagaimana penyakit ini terjadi dan bagaimana cara menghindari atau mengobatinya. Jika Anda telah menemukan penyebab GERD yang mungkin mempengaruhi Anda, maka Anda dapat mulai menghindari atau membatasi faktor penyebab tersebut agar tidak semakin memperburuk kondisi Anda.
Gejala GERD
GERD adalah singkatan dari Gastroesophageal Reflux Disease. Penyakit ini terjadi ketika asam lambung naik dari perut ke kerongkongan. Hal ini dapat memicu rasa terbakar di dada, dikenal sebagai serangan asam reflux atau heartburn yang terjadi selama lebih dari dua kali seminggu. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang terkait dengan GERD, di antaranya:
1. Regurgitasi
Regurgitasi adalah perasaan makanan atau cairan yang kembali ke kerongkongan atau mulut setelah makan. Gejala ini biasanya berkaitan dengan asam lambung yang naik ke esofagus. Rasa tidak nyaman ini dapat terjadi baik setelah makan selama atau predileksi dengan posisi tertentu seperti membungkuk atau tidur.
2. Nyeri Dada
Nyeri dada yang dirasakan pada GERD cukup sering disalahartikan dengan serangan jantung. Nyeri yang terjadi lebih sering selama atau setelah makan. Ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan, dapat menyebabkan merusaknya lapisan dalam esofagus. Rasa sakit dapat menyebar dari dada hingga ke leher, rahang atau punggung.
3. Batuk Kering atau Suara Serak
GERD juga dapat menyebabkan batuk kering atau suara serak. Ini terjadi ketika asam lambung naik ke laring dan mempengaruhi saluran napas. Kondisi ini memicu rasa gatal dan iritasi di tenggorokan, dan dapat menyebabkan seseorang untuk sering mengeluarkan dahak dan batuk ketika tidak ada penyakit pernapasan yang lain. Hal ini juga sering terjadi pada orang yang memiliki kebiasaan merokok atau minum alkohol.
4. Sakit Tenggorokan
Sakit tenggorokan juga bisa menjadi gejala dari GERD. Ketika asam lambung naik ke laring, dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit di area tersebut. Sama seperti batuk kering, kondisi ini dapat terjadi jika selalu ada asam lambung yang naik ke kerongkongan dan mempengaruhi saluran napas lainnya.
5. Gangguan Tidur
Gangguan tidur sering terjadi pada orang yang menderita GERD. Gejala seperti batuk, suara serak, atau sakit dada dapat memicu masalah tidur. Selain itu, asam lambung yang naik ke kerongkongan juga dapat membuat seseorang merasa sesak napas, dan sulit untuk tidur dengan nyaman.
6. Mual
Mual dan muntah yang terjadi setelah makan mungkin juga menjadi gejala GERD. Salah satu hal yang harus dicatat adalah GERD memperparah gejala mual dan muntah, terutama ketika ditambah dengan perut kembung.
7. Gangguan Pencernaan
GERD juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan, dan membuat seseorang merasa perut kembung, kram, atau merasa tidak nyaman.
Itulah beberapa gejala umum yang terjadi pada orang yang menderita GERD. Jika seseorang memiliki gejala ini, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter secara teratur. Gejala GERD dapat memicu kondisi yang lebih serius dengan adanya kerusakan pada lapisan kerongkongan atau peningkatan risiko kanker.
Diagnosis GERD
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi penyakit yang mempengaruhi perut dan kerongkongan, di mana isi perut bisa naik ke kerongkongan dan menimbulkan gejala yang tidak menyenangkan. Untuk mendiagnosis GERD, dokter akan melakukan beberapa tes dan pemeriksaan berikut:
1. Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa bantalan lambung dan pergerakan kerongkongan. Kondisi ini bisa dilihat dengan menggunakan alat called Endoscopy. Saat melakukan pemeriksaan ini, dokter memasukkan selang yang memiliki kamera ke dalam mulut pasien sampai ke saluran makanan. Endoskopi menjadi cara paling akurat untuk melihat perubahan pada kerongkongan.
2. Tes H. Pylori
Bakteri Helicobacter pylori dapat menyebabkan GERD dan dapat diuji dengan cara melakukan tes ketahanan hembusan. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel urin atau hembusan nafas untuk diperiksa.
3. Tes Manometri Esophagus
Tes manometri mengukur kontraksi yang terjadi pada otot di kerongkongan dan memantau fungsinya. Tes ini merupakan tes yang bisa diterapkan untuk memastikan apakah fungsi kerongkongan sudah normal atau berubah akibat GERD.
4. Tes pH Monitoring
Tes pH monitoring dilakukan untuk mengukur asam yang dihasilkan oleh lambung dan apakah jumlah asam tersebut terlalu banyak atau tidak. Tes ini dilakukan dengan meletakkan sensor kecil pada kerongkongan pasien melalui hidung agar dapat memonitor pH selama 24 jam.
Dari semua tes tersebut, tes pH monitoring adalah yang paling akurat dalam mendiagnosis GERD. Jika diagnosis telah ditegakkan, dokter akan memberikan formulas dan pengobatan yang sesuai untuk menekan kemunculan gejala GERD.
Pengertian GERD
GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah kondisi yang terjadi ketika otot pada kantung asam lambung berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan asam lambung atau isi lambung lainnya untuk kembali naik ke kerongkongan, sehingga menyebabkan nyeri pada dada, tenggorokan, dan kadang-kadang bahkan mengalami sesak napas.
Pengobatan GERD
GERD memang bisa sangat menyiksa bagi penderitanya, tetapi ada beberapa pengobatan yang dapat dilakukan. Berikut adalah beberapa pengobatan yang dapat membantu mengatasi GERD:
1. Obat Antasida
Antasida adalah jenis obat yang bekerja dengan mengurangi kadar asam lambung di dalam perut. Jenis obat ini sangat efektif dalam mengatasi gejala GERD seperti nyeri ulu hati, mulas, dan perut kembung. Obat antasida tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, atau cairan. Beberapa merk antasida yang terkenal antara lain Mylanta, Maalox, Tums, dan Rolaids.
2. Obat -obatan Asam Lambung
Obat ini bertujuan mengurangi produksi asam lambung yang terdapat di dalam perut Anda, sehingga mengurangi rasa sakit yang muncul akibat GERD. Beberapa obat tersebut adalah proton pump inhibitor (PPI) dan H2 blocker. Beberapa merk obat yang terkenal antara lain Omeprazole, Nexium, Zantac dan Ranitidine.
3. Diet GERD
Penting untuk mempertimbangkan diet jika Anda menderita GERD. Hindari makanan yang mengandung banyak lemak dan minyak, makanan pedas, dan minuman berkafein. Makan makanan yang cukup dalam porsi kecil-kecil sedikit demi sedikit dalam sepanjang hari, dan pastikan untuk tidak makan terlalu banyak sekaligus. Hindari tidur atau berbaring segera setelah Anda makan.
4. Akupunktur
Salah satu pengobatan alternatif yang bisa membantu penderita GERD adalah akupunktur. Dalam pengobatan ini, jarum tipis akan ditempatkan di beberapa titik pada tubuh Anda untuk membantu mengatasi nyeri akibat GERD. Akupunktur juga dapat merangsang lemahnya otot kerongkongan sehingga mengurangi GERD.
5. Operasi GERD
Dalam kasus yang lebih serius, dokter mungkin meresepkan operasi untuk pengobatan GERD. Operasi ini bertujuan untuk mengurangi gejala GERD seperti kembung, mual, dan nyeri dada di atas rongga perut. Namun, operasi ini hanya dapat dilakukan jika pengobatan lain tidak efektif atau jika GERD sangat mempengaruhi kualitas hidup Anda.
Jadi, itulah beberapa pengobatan yang dapat membantu mengatasi GERD. Namun, sebelum Anda memutuskan untuk mencoba pengobatan tertentu, pastikan untuk berbicara dengan dokter Anda. Dokter Anda dapat membantu Anda mengetahui pengobatan mana yang paling cocok untuk Anda. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang menderita GERD.
Demikianlah pembahasan tentang GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) yang dapat kami sampaikan. Meskipun gejalanya dapat dirasakan pada setiap orang dengan derajat keparahan yang berbeda-beda, maka lebih baik untuk menghindari faktor pemicu GERD dan menjaga pola hidup yang sehat. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter jika gejala GERD semakin berat, agar dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menjaga kesehatan pencernaan dan menghindari penyakit GERD. Terima kasih telah membaca.