Salam sejahtera untuk seluruh pembaca setia! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai Aqidah Islam, apa itu sebenarnya aqidah, dan di mana dalil-dalil yang menunjukkan kebenaran aqidah tersebut? Aqidah adalah perkara yang sangat penting bagi umat Islam, karena ia merupakan dasar dari seluruh agama dan keyakinan yang kita miliki sebagai umat Muslim. Oleh karena itu, mari kita simak penjelasan berikut mengenai pengertian aqidah Islam beserta dalilnya.
Pengertian Aqidah Islam
Aqidah Islam memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim. Secara harfiah, aqidah adalah keyakinan yang teguh atas kebenaran agama Islam. Keyakinan itulah yang mengarahkan seseorang untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan ajaran Islam. Dalam aqidah Islam, terdapat beberapa hal yang menjadi pilar utama, seperti mengimani Allah, malaikat, kitab suci, rasul, hari kiamat, dan takdir.
Untuk memahami lebih dalam tentang pengertian aqidah Islam, kita dapat merujuk kepada beberapa dalil yang terdapat di dalam kitab suci Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Berikut beberapa dalil yang dapat menjadi acuan dalam mendefinisikan aqidah Islam.
- Iman kepada Allah
- Iman kepada Rasulullah
- Iman kepada Kitab Suci
Iman kepada Allah merupakan konsep paling mendasar dalam aqidah Islam. Al-Quran dengan tegas menyatakan bahwa hanya Allah yang patut diibadahi. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Selain itu, dalam surah Al-Ikhlas, Allah menjelaskan keesaan-Nya. “Katakanlah, Dialah Allah, yang Maha Esa, Allah yang menjadi tempat bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
Dari dalil ini, dapat disimpulkan bahwa aqidah Islam mengajarkan untuk mengesakan Allah dan mengakui keesaan-Nya sebagai satu-satunya Tuhan yang deserve diibadahi.
Selain mengimani Allah, dalam aqidah Islam juga terdapat keyakinan dalam risalah kenabian. Tidak ada satu pun nabi atau rasul yang datang ke dunia tanpa tujuan. Mereka datang atas izin Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat manusia. Rasulullah sebagai nabi terakhir yang menjadi panutan bagi umat Islam dalam menjalankan aqidah dan syariat Islam.
Iman kepada Rasulullah dapat ditemukan dalam banyak ayat Al-Quran, seperti “Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Dalam aqidah Islam, iman kepada Rasulullah merupakan tuntutan yang wajib dilaksanakan oleh para muslim. Sebab, tanpa mengikuti ajarannya tidak mungkin seseorang bisa memahami aqidah Islam secara benar.
Iman kepada kitab suci seperti Al-Quran dan Hadits menjadi bagian yang sangat penting dalam aqidah Islam. Kitab tersebut menjadi petunjuk bagi umat manusia dalam menjalankan aqidah dan syariat Islam. Al-Quran sebagai kitab suci utama bagi umat Islam mengandung berbagai ayat yang berkaitan dengan iman dan keyakinan.
Salah satu ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan pentingnya iman kepada kitab suci adalah “Dan kitab (Al-Quran) ini Kami turunkan, yang diberkati. Maka ikutilah ia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS. Al-An’am: 155)
Iman kepada kitab suci tidak hanya sekadar membaca dan menghafalkan ayat-ayat suci, tetapi juga memahami artinya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa dalil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa aqidah Islam menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Aqidah Islam merupakan kunci utama bagi seorang muslim untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dalil-dalil dalam Aqidah Islam
Dalil-dalil dalam aqidah Islam adalah hal-hal yang dijadikan dasar dalam mempercayai keyakinan sebagai seorang Muslim. Beberapa dalil-dalil yang sering digunakan dalam aqidah Islam antara lain:
1. Al-Quran
Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam merupakan sumber utama dalam menentukan aqidah. Al-Quran mengandung ayat-ayat yang menjelaskan tentang keberadaan Allah, sifat-sifat-Nya, dan hukum-Nya. Ayat-ayat dalam Al-Quran juga menjadi dasar dalam mempercayai adanya hari kiamat, malaikat, dan nabi-nabi Allah. Sebagai contoh, ayat berikut ini:
“Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan hak, dan sesungguhnya hari kiamat itu pasti akan datang, maka ampunilah dengan penuh kebijaksanaan.” (QS. Al-Hijr: 85)
“Dialah Allah yang Menciptakanmu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu sepasang lelaki dan perempuan. dan tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, maka penyembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mau memperhatikan?” (QS. Al-An’am: 2)
2. Hadis
Hadis atau Sunnah Nabi sebagai sumber kedua dalam menentukan aqidah. Hadis-hadis yang sahih mengandung petunjuk bagi umat Islam dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Hadis-hadis tersebut berisi perintah, larangan, dan teladan yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai contoh, hadis berikut ini:
“Sesungguhnya Allah itu indah, dan Dia mencintai keindahan. Allah itu bersih dan Dia mencintai kebersihan. Allah itu mulia, dan Dia menyukai kemuliaan. Oleh karena itu, bersihkanlah dirimu, karena sesungguhnya tidak seorang pun yang akan masuk surga kecuali orang bersih hatinya.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak berlandaskan pada sunnah kami, maka amalan itu tertolak.” (HR. Muslim)
3. Ijma Ulama
Ijma ulama adalah kesepakatan para ulama Islam dalam suatu masalah yang tidak terdapat dalil yang jelas dalam Al-Quran dan Hadis. Ijma ulama menjadi salah satu acuan dalam menentukan aqidah yang benar. Di samping itu, ijma ulama juga dapat memperkuat dan menguatkan suatu pendapat atau aqidah. Sebagai contoh, ijma ulama mengenai adanya malaikat, kitab suci, hari kiamat, dan qadar.
4. Qiyas
Qiyas adalah proses berijtihad untuk menentukan hukum suatu masalah dengan membandingkan dengan masalah yang lain yang terdapat dalilnya dalam Al-Quran dan Hadis. Qiyas dilakukan oleh ulama dalam menentukan hukum-hukum Islam. Akan tetapi, qiyas tidak dapat digunakan dalam hal-hal yang bersifat asli dan khusus. Sebagai contoh, qiyas dapat digunakan dalam menentukan hukum diksinya (talking), qiyas tidak dapat digunakan dalam menentukan hukum shalat karena shalat termasuk ibadah yang bersifat asli dan khusus.
5. Ijtihad
Ijtihad adalah suatu proses pemikiran ulama dalam merumuskan suatu aqidah atau hukum dengan menggunakan dalil-dalil Islam yang ada. Ijtihad berkaitan dengan perumusan hukum Islam dari beragam kondisi dan situasi yang belum ada dalil jelasnya dalam Al-Quran dan Hadis. Namun, ijtihad juga harus dilakukan berdasarkan landasan yang kukuh dan jangan sampai menyalahi prinsip-prinsip aqidah Islam itupun atas pengkajian suatu ulama yang berkompeten dalam bidang itu.
Selain kelima dalil di atas, masih banyak lagi dalil-dalil yang digunakan dalam aqidah Islam seperti kujti, mashlahat mursalah, ta’wil, dan lain sebagainya. Namun, kelima dalil di atas cukup penting dan menjadi acuan dalam menentukan aqidah Islam.
Hakikat dan Sifat-sifat Allah dalam Aqidah Islam
Dalam Aqidah Islam, Allah dipercayai sebagai satu-satunya Tuhan yang memiliki kekuasaan penuh atas alam semesta dan segala isinya. Allah juga digambarkan sebagai pencipta segala sesuatu yang ada di dunia ini dan terus mengatur kehidupan manusia. Selain sebagai Tuhan yang harus disembah, Allah juga memiliki sifat-sifat yang harus dipercayai oleh umat Islam. Berikut beberapa sifat yang diajarkan dalam Aqidah Islam:
1. Keesaan Allah
Keesaan Allah merupakan konsep utama dalam Islam. Hal ini berarti bahwa hanya ada satu Tuhan yang berkuasa atas seluruh dunia dan benda-benda di dalamnya. Keyakinan ini tertulis dalam Shahadat, “La ilaha illa Allah” yang berarti tidak ada Tuhan selain Allah. Dalil yang menunjukkan keesaan Allah adalah dari surat Al-Ikhlas ayat 1-4, “Katakanlah, Dia Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,”
2. Kebenaran Allah
Kebenaran Allah merupakan sifat yang menunjukkan bahwa Allah tidak akan pernah melakukan kecurangan atau kejahatan apapun. Hal ini berarti bahwa seluruh janji dan ancaman yang disampaikan Allah adalah benar adanya. Sebagai contoh, dalam surat Al-Baqarah ayat 156 tertulis, “Dan Kami akan menguji kamu dengan sedikit rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” Dalam ayat tersebut, Allah menjanjikan bahwa ujian-ujian yang dialami dalam hidup bukanlah sesuatu yang sia-sia.
3. Kasih sayang Allah
Sifat kasih sayang Allah dianggap sebagai sifat yang paling penting dalam agama Islam. Kasih sayang Allah dapat dilihat dari berbagai aspek seperti memberikan rahmat dan karunia-Nya, memaafkan kesalahan hamba-Nya, serta menjaga kebaikan hamba-Nya. Salah satu dalil mengenai kasih sayang Allah terdapat dalam Surat Ar-Rahman ayat 1, “Ar-Rahman,” yang berarti Maha Pengasih. Dalam surat ini, Allah menunjukkan betapa besar kasih sayang-Nya terhadap makhluk-Nya.
Selain ketiga sifat tersebut, ada banyak lagi sifat yang diajarkan dalam Aqidah Islam, seperti Maha Kuasa, Maha Bijaksana, Maha Adil, dan Maha Pengampun. Ketiga sifat di atas merupakan fondasi dari keyakinan umat Islam mengenai Allah dan mengajarkan umat Islam untuk selalu bersikap tawakal kepada-Nya. Dengan memiliki keyakinan kepada sifat Allah, umat Islam dapat menghadapi hidup dengan penuh keberanian dan ketenangan.
Pentingnya Memahami Aqidah Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aqidah artinya adalah keyakinan atau kepercayaan yang mendasar dan dasar yang diyakini oleh seseorang dalam beragama. Dalam Islam, aqidah merupakan kunci utama dalam keimanan dan menjalani kehidupan yang islami. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk memahami aqidah Islam beserta dalilnya.
Pertama, memahami aqidah Islam dapat membantu seseorang memperkuat iman dan keyakinannya dalam menjalankan ibadah. Dalam Al-Quran, Allah SWT mengatakan bahwa Iman adalah sesuatu yang harus diperkuat, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa yang seharusnya kamu takuti, dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (QS. Ali Imran: 102). Oleh karena itu, memahami aqidah dapat membantu seseorang meneguhkan keyakinannya dan menghindari kesesatan pada saat beribadah.
Ke dua, memahami aqidah Islam dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai agama dan etika yang dianut oleh Islam. Sebagai agama yang sempurna, Islam memiliki jalan yang benar dalam melaksanakan ajaran agama. Jika seseorang memahami aqidah Islam dengan baik, maka ia akan memahami nilai-nilai agama dan etika yang dianut oleh Islam. Seperti sabar, jujur, disiplin, dan keadilan. Sehingga, ia dapat menjalani kehidupan yang baik dalam Islam dengan mengikuti aturan-aturan Allah SWT.
Ke tiga, memahami aqidah Islam dapat membantu seseorang dalam memberikan penjelasan kepada orang lain tentang ajaran Islam. Terlebih jika berbicara tentang ajaran Islam kepada orang yang belum memahami tentang Islam. Oleh karena itu, memahami aqidah Islam dapat membantu seseorang membimbing orang lain untuk memahami Islam dengan lebih baik, termasuk di dalamnya membahas tentang sifat Allah SWT, malaikat, dan nabi-nabi Islam. Sehingga, Islam dapat lebih dikenal dan dipahami dengan baik oleh orang yang belum mengenal agama Islam.
Keempat, Memahami aqidah Islam dapat membantu seseorang dalam menyikapi fenomena yang terjadi di sekitarnya. Dalam Al-Quran, Allah SWT mengajarkan bahwa di dunia ini ada ujian dan cobaan yang harus dihadapi oleh setiap manusia, “Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”(QS. Al-Baqarah: 155). Oleh karena itu, memahami aqidah Islam dapat membantu seseorang dalam menjalani hidupnya dengan ikhlas saat menghadapi ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah SWT.
Dalam kesimpulan, memahami aqidah Islam beserta dalilnya adalah suatu hal yang sangat penting bagi setiap muslim. Hal ini dapat membantu seseorang memperkuat iman dan keyakinannya dalam menjalankan ibadah, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai agama dan etika yang dianut oleh Islam, membantu seseorang dalam memberikan penjelasan kepada orang lain tentang ajaran Islam, dan juga membantu seseorang dalam menyikapi fenomena yang terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk belajar dan memahami aqidah Islam sesuai dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadits.
Implikasi Aqidah Islam dalam Kehidupan Sehari-hari
Aqidah Islam adalah dasar utama bagi umat muslim untuk memahami keyakinan mereka terhadap Allah SWT. Aqidah Islam juga memiliki implikasi yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa implikasi aqidah Islam dalam kehidupan sehari-hari:
1. Menumbuhkan Rasa Syukur
Islam mengajarkan kita bahwa semua yang kita miliki berasal dari Allah SWT. Keyakinan ini membantu untuk menumbuhkan rasa syukur dalam diri kita. Kita harus memahami bahwa semua yang kita miliki adalah karunia dari Allah SWT dan kita harus mensyukurinya. Dengan menumbuhkan rasa syukur, kita dapat menjadi lebih bahagia dan positif dalam hidup.
2. Membantu Memperkuat Iman
Memiliki keyakinan yang kuat dalam aqidah Islam dapat membantu kita memperkuat iman dan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT. Islam mengajarkan kita untuk selalu beribadah dan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT. Dengan memperkuat iman kita, kita dapat mengatasi tantangan dalam hidup dengan lebih mudah dan memiliki ketenangan dalam pikiran dan hati.
3. Mencerahkan Pikiran
Islam memandang bahwa pengetahuan dan pendidikan sangat penting dan harus ditekankan. Islam juga mengajarkan agar kita selalu mencari pengetahuan yang bermanfaat. Dengan melakukan ini, kita dapat memperluas pikiran dan membangun pemahaman yang lebih baik tentang dunia dan ciptaan yang ada di dalamnya.
4. Memperkuat Hubungan Sosial
Islam mengajarkan kita untuk saling menghargai dan merendahkan hati. Keyakinan ini membantu untuk memperkuat hubungan sosial antara kita dengan sesama manusia. Islam juga mendorong kita untuk menghormati ibu bapa, saudara kandung, tetangga, dan orang-orang yang membutuhkan. Dengan membangun hubungan sosial yang positif, kita dapat memperbaiki kualitas hidup dan kebahagiaan kita.
5. Meningkatkan Pengembangan Diri
Islam mengajarkan bahwa setiap manusia dilahirkan dengan potensi yang harus dikembangkan. Keyakinan ini membantu kita merangkul pengembangan diri dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Islam juga mendorong kita untuk mengatasi hambatan dan meningkatkan kemampuan kita dalam berbagai bidang. Dengan mengembangkan diri, kita dapat mencapai tingkat kesuksesan yang lebih tinggi di kehidupan.
Dalam kesimpulan, aqidah Islam dan keyakinan yang terkandung di dalamnya memiliki implikasi yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Implikasi ini dapat membantu kita untuk hidup yang lebih bahagia, memperkuat iman, memperdalam pemahaman tentang dunia, memperbaiki hubungan sosial serta meningkatkan pengembangan diri.
Sekarang sudah lebih jelas untuk memahami pengertian aqidah Islam beserta dalilnya. Aqidah merupakan dasar utama dalam beragama Islam. Dengan memahami dan mengamalkannya, kita dapat menjalani hidup dengan penuh keyakinan dan keimanan kepada Allah. Jangan lupa, selain memahami aqidah, teruslah belajar dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan tekun dan konsisten. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT dan senantiasa diberi istiqomah dalam beragama. Salam hangat Untuk Bapak/Ibu/Saudara yang telah membaca artikel ini.