Tips dan Cara Budidaya Belut di Kolam Tembok

Kamu mungkin sudah nggak asing lagi nih dengan budidaya belut, belut ini memang memiliki nilai ekonomis yang tinggi banget lho. Apalagi sekarang permintaan pasar untuk belut nggak cuma dari dalam negeri aja, tapi juga dari pasar ekspor yang kian meningkat.

Nah, buat kamu yang lagi tertarik mungkin untuk mencoba sendiri budidaya belut. Dikesempatan kali ini, admin bakal kasih panduan lengkap bagaimana cara budidaya belut, terutama di kolam tembok.

Jangan khawatir, kita bakal bahas dari A sampai Z, mulai dari pemilihan bibit sampai nanti siap panen. Jadi, simak terus sampai habis ya, siapa tahu belut bisa jadi ladang bisnis yang menjanjikan buat kamu.

Mengenal Belut

Ngomongin soal belut, kamu pasti kebayang deh gimana bentuknya yang panjang, licin, dan agak menyeramkan bagi sebagian orang. Tapi, dibalik penampilannya yang sederhana, belut ternyata punya banyak manfaat.

Belut dikenal sebagai sumber protein tinggi dan banyak diolah jadi berbagai hidangan lezat. Nah, nggak heran kalau permintaan belut di pasaran terus meningkat, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor.

Belut ini juga ternyata cukup mudah dibudidayakan, asalkan kamu tahu tekniknya. Satu hal yang perlu diingat, belut adalah hewan yang cukup sensitif dan sedikit ‘cerewet’ dalam hal lingkungan dan makanan.

Belut juga punya sifat kanibal, artinya kalau kamu nggak hati-hati, mereka bisa saling memangsa satu sama lain. Tapi jangan khawatir, dengan metode yang tepat, budidaya belut bisa menjadi salah satu usaha yang sangat menguntungkan.

Tips dan Cara Budidaya Belut di Kolam Tembok

Sekarang saatnya kita ke proses budidaya belut di kolam tembok, kenapa kolam tembok? Karena kolam ini tahan lama, bisa dipakai berkali-kali, dan cukup kuat untuk menampung media tumbuh belut.

Dengan perawatan yang baik, kolam tembok bisa jadi pilihan yang lebih ekonomis untuk budidaya belut dalam jangka panjang.

Pemilihan Bibit Belut

Kita mulai dari hal yang paling dasar, yaitu pemilihan bibit belut. Ini penting banget, guys! Kenapa? Karena bibit yang berkualitas bakal menentukan hasil akhir dari budidaya kamu.

Kamu bisa memilih bibit belut dari hasil tangkapan atau hasil budidaya. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Tapi yang paling penting, kamu harus memastikan bibit belut yang dipilih dalam kondisi sehat dan aktif.

Untuk mengurangi risiko kanibalisme di antara belut, pastikan kamu memilih bibit dengan ukuran yang seragam. Biasanya, bibit belut yang ideal untuk dibesarkan memiliki panjang sekitar 10-12 cm.

Selain itu, pastikan juga belut tersebut nggak cacat, bebas dari penyakit, dan bisa bergerak lincah. Jangan sampai kamu asal pilih bibit ya, karena ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas belut nantinya.

Pembuatan Kolam Budidaya Belut

Kolam tembok ini memang jadi pilihan banyak petani belut karena keawetannya. Walaupun mungkin biaya awalnya agak lebih tinggi dibandingkan kolam terpal atau drum, tapi kolam tembok bisa bertahan lama, jadi lebih ekonomis untuk jangka panjang.

Untuk membuat kolam tembok, kamu nggak perlu bikin yang terlalu besar kok. Sesuaikan aja dengan kebutuhan dan jumlah belut yang mau dibudidayakan.

Biasanya, kolam dengan tinggi sekitar 1-1,25 meter udah cukup. Jangan lupa juga untuk menyediakan saluran pembuangan air yang dilengkapi dengan pipa besar, saluran ini penting banget untuk mengganti air atau membersihkan kolam.

Kalau kamu bikin kolam tembok baru, ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum kolam siap pakai. Pertama, biarkan kolam kering selama beberapa minggu untuk memastikan kolam benar-benar siap digunakan.

Setelah itu, rendam kolam dengan air yang sudah dicampur dengan pelepah pisang atau sabut kelapa. Ini fungsinya untuk menghilangkan bau semen yang masih menempel.

Oh iya, jangan lupa juga untuk mencuci kolam setidaknya tiga kali sehari selama beberapa hari agar kolam benar-benar bersih dan siap diisi belut.

Setelah kolam bersih, kamu bisa mulai mengisi kolam dengan media lumpur dan bahan organik lainnya sebagai tempat tumbuh belut. Media ini juga harus disiapkan dengan benar karena belut hidup di lingkungan berlumpur.

Jadi, pastikan media tumbuh belut kaya akan nutrisi dan sesuai dengan habitat asli belut di alam.

Media Pertumbuhan Budidaya Belut

Media pertumbuhan ibarat rumah bagi belut, jadi kita harus buat senyaman mungkin supaya belut bisa tumbuh dengan baik. Belut itu, seperti yang kita tahu, hidup di lingkungan berlumpur.

Jadi, kita harus bikin kolam berlumpur yang kaya nutrisi biar mereka bisa berkembang optimal.

Untuk bikin lumpur yang bagus, kamu bisa pakai berbagai bahan alami yang mudah ditemukan, seperti kompos, pupuk kandang, lumpur sawah, jerami padi, humus, sekam padi, dedak dan juga pelepah pisang.

Semua bahan ini nggak cuma membantu menciptakan lingkungan yang cocok buat belut, tapi juga berfungsi sebagai sumber makanan alami mereka. Kombinasi bahan-bahan ini juga membantu menjaga kelembaban dan suhu yang ideal di dalam kolam.

Pertama-tama, letakkan jerami padi di dasar kolam dengan ketebalan sekitar 20 cm. Ini berfungsi sebagai lapisan dasar yang membantu menjaga kelembaban lumpur.

Di atas jerami, tambahkan pelepah pisang dengan ketebalan sekitar 6 cm. Pelepah pisang ini bagus untuk membantu proses dekomposisi alami di dalam kolam.

Selanjutnya, tambahkan pupuk kandang atau kompos di atas lapisan pelepah pisang dengan ketebalan sekitar 20-25 cm. Pupuk ini adalah sumber nutrisi yang sangat penting buat belut, karena mengandung mikroorganisme yang membantu menyediakan makanan alami.

Setelah itu, siram lapisan-lapisan tadi dengan cairan mikroba dekomposer, seperti larutan EM4, yang bisa membantu mempercepat proses fermentasi dan memastikan media lumpur siap digunakan.

Setelah semua lapisan siap, timbun dengan lumpur sawah setebal sekitar 10-15 cm. Nah, media lumpur ini jangan langsung digunakan ya. Kamu harus biarkan dulu selama 1 sampai 2 minggu agar proses fermentasi berjalan dengan baik.

Setelah itu, siram dengan air bersih selama 3-4 hari untuk membersihkan racun yang mungkin ada di dalam kolam. Jangan lupa juga untuk menambahkan tanaman air seperti eceng gondok di dalam kolam.

Tanaman ini nggak cuma membantu menjaga kualitas air, tapi juga jadi tempat bermain dan bersembunyi bagi belut.

Setelah semua siap, kolam kamu udah siap menampung bibit belut dan memberi mereka lingkungan yang nyaman untuk tumbuh besar. Ingat, media pertumbuhan yang bagus akan sangat mempengaruhi kualitas belut yang kamu budidayakan.

Penebaran Bibit Belut

Di tahap ini, kamu perlu hati-hati banget ya, karena penebaran bibit yang salah bisa berakibat fatal bagi perkembangan belut. Waktu yang tepat untuk menebarkan bibit belut adalah di pagi hari atau sore hari, ketika suhu udara nggak terlalu panas.

Bibit belut yang ideal untuk ditebar biasanya memiliki ukuran panjang sekitar 10-12 cm. Bibit belut ini bisa kamu dapatkan dari hasil tangkapan alam atau dari hasil budidaya.

Kalau kamu memilih bibit dari tangkapan alam, pastikan kamu melakukan karantina dulu ya! Caranya, masukkan bibit belut ke dalam air bersih selama beberapa hari, dan selama proses karantina, berikan mereka makan berupa kocokan telur.

Ini penting untuk memastikan bibit belut bebas dari penyakit dan dalam kondisi sehat sebelum dimasukkan ke kolam utama.

Saat menebar bibit belut, lakukan dengan hati-hati. Jangan langsung tuang semuanya sekaligus ke kolam.

Sebaiknya masukkan bibit belut secara perlahan supaya mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Dengan cara ini, bibit belut nggak akan stres dan bisa beradaptasi dengan baik di kolam baru mereka.

Pemberian Pakan

Pemberian pakan ini adalah salah satu kunci sukses dalam budidaya belut. Soalnya, belut itu termasuk hewan yang rakus dan punya metabolisme cepat, jadi mereka butuh asupan makanan yang cukup agar bisa tumbuh besar dan sehat.

Waktu yang paling efektif untuk memberi pakan belut adalah sore atau malam hari, karena pada saat itu belut cenderung lebih aktif. Kamu bisa kasih mereka dua jenis pakan, yaitu pakan hidup dan pakan mati.

Untuk belut yang masih kecil, sebaiknya kasih mereka pakan hidup seperti cacing, kecebong, zooplankton, larva serangga, larva ikan, dan kutu air. Pakan hidup ini lebih mudah dicerna oleh belut kecil dan membantu mereka tumbuh lebih cepat.

Sedangkan buat belut dewasa, kamu bisa kasih pakan hidup seperti kepiting yuyu, belatung, katak, ikan, keong, bekicot, dan serangga lainnya. Pakan ini bisa diberikan 3 hari sekali.

Kalau kamu pengen kasih pakan mati, jangan lupa untuk merebusnya terlebih dahulu. Pakan mati ini bisa berupa cincangan bekicot, ikan rucah, bangkai ayam, atau pelet.

Kamu bisa kasih pakan mati ini 1-2 kali dalam sehari. Tapi inget ya, jangan terlalu berlebihan dalam memberi pakan, karena pakan yang nggak habis bisa mengotori kolam dan mempengaruhi kualitas air.

Masa Panen Belut

Masa panen biasanya membutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan sejak penebaran bibit. Namun, kalau kamu membidik pasar ekspor, belut biasanya dipelihara lebih lama, sekitar 6 bulan, agar ukurannya lebih besar dan sesuai dengan permintaan pasar.

Cara memanen belut juga nggak bisa sembarangan, lho! Kamu harus menggunakan alat khusus seperti serok atau jaring untuk menangkap belut tanpa merusak tubuhnya.

Biasanya, belut yang dipanen memiliki ukuran sekitar 30-40 cm, tergantung dari kebutuhan pasar. Setelah dipanen, belut harus segera diolah atau dikemas dengan baik agar tetap segar sebelum didistribusikan ke konsumen.

Nah, masa panen ini adalah puncak dari segala kerja keras kamu dalam budidaya belut. Jika semua tahap dijalankan dengan baik, hasil panen yang kamu dapatkan bisa sangat memuaskan, bahkan bisa mencapai keuntungan yang besar.

Penutup

Mungkin sampai disini dulu ya apa yang bisa admin bagikan tentang cara budidaya belut di kolam tembok. Memang sih, budidaya belut ini butuh ketelatenan dan kesabaran, tapi kalau kamu tekun dan teliti dalam setiap tahapannya, hasilnya bisa luar biasa lho!

Budidaya belut nggak cuma bisa jadi sumber penghasilan yang menguntungkan, tapi juga bisa membuka peluang pasar baru, terutama di pasar ekspor yang permintaannya terus meningkat.